Creativepreneur Alumni BINUS University yang Bisa Jadi Inspirasi Kamu

Ekonomi kreatif dan kewirausahaan lagi gencar digaungkan di Indonesia. Creativepreneur muda alias entrepreneur di bidang kreatif pun banyak bermunculan.  Kisah mereka  menarik dan menginspirasi. Simak, yuk, BINUSIAN alias alumni BINUS University yang menjadi creativepreneur.

Iman Sjafei: Dari Jualan di Kampus Hingga Jadi CFO

S1 Teknik Industri dan Manajaemen Sistem Informasi (Manajemen Informatika)  dan S2 Admistrasi Bisnis dan Manajemen

Sempat bekerja sebagai tim kreatif dan presenter di salah satu stasiun televisi berita, di tahun 2015 Iman mendirikan agensi Rekreasi. Rekreasi memproduksi iklan dan berbagai konten kreatif, di antaranya adalah iklan Ramayana, Bukalapak, hingga iklan politik.

Iman juga merupakan co-founder Asumsi, kanal online yang banyak membahas politik dan isu sosial dengan target anak muda. Ia bahkan menjadi salah satu host di Youtube Asumsi, hingga akhirnya memutuskan mundur pada akhir 2019 lalu.

Kini, selain aktif sebagai Chief Financial Officer Rekreasi, Iman turut mendirikan Sepikul. Sepikul merupakan sekolah public speaking untuk calon presenter hingga para profesional.

Pengalaman bekerja di televisi dan lembaga konsultan politik menjadi modal sang kolektor sneakers ini saat membuka usahanya. Namun, skill dan mental kewirausahaannya ternyata sudah terasah sejak kuliah di BINUS. Yup, ketika jadi mahasiswa, Iman sudah suka berjualan.

Yup, banyak anak muda yang mulai berbisnis sejak bangku SMA atau kuliah. Walaupun sebagian besar hanya berjualan kecil-kecilan, namun dari kegiatan ini kamu bisa belajar banyak. Mulai dari melatih diri untuk nggak malu menjual dan mempromosikan barang ke orang lain hingga perhitungan untung rugi.

Marchella FP: Tugas Akhir yang Booming

S1 Desain Komunikasi Visual 

Tahu dong buku dan akun Nanti Kita Cerita Tentang Hari dan Generasi 90an?  Nah, kreatornya adalah penulis perempuan kelahiran 16 Februari 1990. Selain NKCTHI dan Generasi 90an, karya Marchella adalah Kamu Terlalu Banyak Bercanda dan Tidak Ada yang Ke Mana-mana Hari Ini, buku digital yang menceritakan keadaan pandemi COVID-19.

Dari Marchella kamu bisa belajar bahwa dari sebuah konten kreatif yang powerful bisa terbentuk brand bisnis yang besar. Nggak hanya menulis, Marchella pun mendirikan PT. Kebahagiaan Itu Sederhana. Uwu sekali namanya, ya? Selain buku, produknya berupa konten media sosial dan merchandise kece.

Menariknya lagi, semua berawal dari tugas akhir Marchella di DKV BINUS, yaitu membuat album visual mengenai gaya hidup tahun 90an (Generasi 90an). Untuk keperluan riset, ia pun membuat akun di medsos. Nggak disangka sambutan terhadap Generasi 90an sangat luar biasa.   

Benazio “Benakribo” Putra: Berawal dari Blog

S1 Teknologi Informasi

Benakribo, awalnya populer sebagai blogger, aktivitas yang ia tekuni sejak tahun 2007. Bena merupakan founder Indovidgram, komunitas creator video Instagram di Indonesia. Bena sendiri melabeli dirinya sebagai content creator. Tahun 2018, cowok yang tak lagi tampil kribo ini turut mendirikan All Stars, sebuah platform yang menyediakan jasa konten kreatif. Di situ Bena menjadi CCCO atau Chief Creator & Community Officer.

Walau sudah ngeblog dan cukup beken, namun urusan pendidikan tetap utama. Buktinya cowok yang punya podcast bertajuk Level Up ini berhasil lulus kuliah dengan IPK 3.46.

Sepanjang kariernya di bidang kreatif, penulis Benabook ini telah memperoleh beberapa penghargaan di antaranya Best Teen Blog 2009, Best Blog 2011,  dan Top 15 Influence Asia Award 2015 untuk Youtube channel.

Yohanes Auri: Merintis Bisnis Sejak Kuliah

S1 Desain Grafis

Alumni BINUS yang satu ini merupakan pendiri sekaligus CEO agensi kreatif Idenya Flux pada tahun 2018. Namun, usaha jasa desain Flux telah dijalankannya sejak tahun 2005, alias dari zaman masih kuliah. Citilink, Mandiri, Bank Mega, Uber, Panasonic, Pegadaian, dan Bank Mandiri adalah beberapa perusahaan yang pernah menjadi klien mereka.

Bisnis agensi desain Yohanes terbilang sukses di dalam negeri hingga ia pun masuk dalam 40  under 40 versi majalah Fortune. Namun, kesuksesan tidak diraih Yohanes secara instan. “Sejak saya masih kuliah, saya sudah mulai merintis bisnis ini. Saat itu bisa dibilang bahwa saya benar-benar single fighter. Saya berperan sebagai boss, marketing, finance, bahkan kurir. Semua tugas saya jalankan sendiri,” begitu kutipan wawancaranya dengan Swa.

Awalnya, bisnis desain dikerjakan dari kamar Yohanes, dan cuma bermodalkan gadget sederhana, komputer tabung berprosesor Pentium III. Yup, segala keterbatasan nggak menghalangi pria kelahiran 8 Februari 1985 untuk terus bermimpi dan berusaha.

Usaha desain Yohanes pun nggak selalu berjalan mulus. Bahkan ketika baru lulus, ia sempat nggak mendapatkan job. Yohanes terus berusaha hingga akhirnya proyek pun mulai berdatangan. Di tahun 2007, Flux Design mulai memiliki pekerja dan bisnis kreatif tersebut terus berkembang hingga sekarang.

Sahil Mulachela: Berawal dari UKM

S1 Akuntansi 

Walau mengambil prodi Akuntansi, Sahil menemukan passion-nya justru dari unit kegiatan mahasiswa BVoice. BVoice adalah media informasi audio alias radio kebanggaan mahasiswa BINUS University.  Penyiar dan kru yang gabung di BVoice banyak yang akhirnya menjadi broadcaster profesional, termasuk Sahil.  

Dari UKM radio kampus, Sahil yang masih kuliah diterima bekerja di radio swasta. Kesibukannya sempat bikin kuliah Sahil keteteran, namun ia bisa mengejarnya dengan rajin ikutan kuliah semester pendek.

Belasan tahun malang melintang di radio, kini Sahil menjadi penyiar di JakFM dan host di inspigo.id.  Nggak hanya itu, Sahil juga mendirikan CommuniACTION, platform pelatihan public speaking dan komunikasi. Ia juga aktif memproduksi video kocak di Instagram, TikTok, dan Youtube.

Simak wawancara Rencanamu dengan Sahil di sini:

Sahil Mulachela, Penyiar Gokil yang Sukses Berkat Radio Kampus

Asta Andoko: Lulus Kuliah dan Album Pertama

S1 Teknik Komputer (Computer Engineering) 

Barengan dengan Rayi dan Nino, Asta membentuk RAN, grup musik yang eksis dan digemari selama lebih dari 1 dekade. Nggak banyak yang tau bahwa dulu Asta sempat galau antara menyelesaikan kuliah di luar negeri (program internasional) atau menseriusi karier bermusik di dalam negeri.

Waktu itu, gue masih kuliah di Binus Internasional. Trus, gue dapat kesempatan buat ambil double degree di Australia. Kebetulan dua kesempatan ini datangnya berbarengan: jalan bareng RAN dan double degree di Australia.

Akhirnya gue ambil keputusan bulat buat tetap berkarir di Indonesia bersama RAN, sambil nerusin kuliah (di Indonesia). Alhamdulillah lancar. Gue lulus tahun 2005, album pertama RAN juga keluar,” curhat Asta dalam wawancara dengan tim Yang Muda BINUS.

Selain bermusik, kini Asta juga turut mendirikan KANANMUSIK dan menjadi produser. Ia juga beberapa kali berbisnis kuliner. Bisnisnya yang paling anyar adalah kedai kopi Titik Temu.

Ternyata mereka nggak cuma kreatif ya, tapi juga ulet dan tekun berkarya di bidang yang mereka geluti. Salut!

(Sumber gambar: Pixabay)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 17 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1