Tertarik Jadi Pengusaha? Ini Dia Inspirasi Proyek Bisnis Inovatif Besutan mahasiswa Prasetiya Mulya

Tahukah kamu, sebelum  mengembangkan Facebook maupun Go-Jek, sosok inovator muda sekelas Mark Zuckerberg maupun Nadiem Makariem berangkat dengan pemikiran sederhana. Kemampuan  mereka dalam melihat peluang dan kemauan untuk terus berinovasi, menjadi ‘bekal’awal yang pada akhirnya membawa bisnis mereka bertumbuh sukses, bahkan bisa memberikan solusi bagi masyarakat.

Belajar dari kedua role model tersebut, inovasi ternyata tidak berangkat dari pemikiran rumit. Jika kamu sudah siap dengan segudang inovasi yang bisa mengisi peluang, eksekusi adalah kata yang tepat untuk mengubah yang ada di otak menjadi kenyataan!

Langkah tersebut yang coba diterapkan mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya. Tak mau idenya hanya disimpan di dalam angan, mereka mewujudkan ide menjadi proyek bisnis inovatif yang bukan hanya bermanfaat, namun berhasil meraih juara!

Bookabuku.com

Bookabuku adalah platform pinjam-meminjamkan buku secara online pertama di Indonesia. Lahirnya Bookabuku pada tahun 2017 lalu, digawangi oleh Alumni S1 Prasetiya Mulya angkatan 2013 yakni Givary Rizky (CEO), Rani Soebijantoro (Finance & Business Development), dan Thomas Djara (Operational).

founder bookabuku

Berkat tugas hatching program dan business project di Prasmul, Bookabuku akhirnya diciptakan. Pada saat itu, ketiga anak muda yang sama-sama punya hobi membaca ini menemukan problem dan peluang dalam budaya membaca di Indonesia.

“Kami nemuin banyak fakta, salah satunya budaya literasi di Indonesia hanya mencapai peringkat 60 dari 62 negara, tapi menariknya ada 101 juta buku yang tersebar di Indonesia setiap tahunnya,” papar Givary. Ia kemudian menyimpulkan, di tengah kesulitan orang Indonesia untuk mendapatkan akses terhadap buku, ada jutaan buku yang dibiarkan berdebu di lemari.

Dari situlah mereka menyatukan visi untuk berkontribusi menjawab tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) PBB nomor 4, yaitu mewujudkan pendidikan yang berkualitas dengan menyediakan akses buku menjadi lebih mudah.

bookabuku team

Meski baru setahun beroperasi, bisnis yang meraih juara Most Innovative dan Most Valuable Business dalam ajang Blidz 2017 ini  sudah berhasil merambah konsumen dari 9 provinsi dan 24 kota metropolitan, diantaranya Bandung, Semarang, dan Denpasar. “Kami juga sudah bekerjasama dengan lebih dari 14 komunitas di Jabodetabek, serta berkolaborasi dengan puluhan café lokal dan co-working space sebagai tempat membaca, mengembalikan buku, dan menukar buku,” cerita Givary.

Smart Trash Can

Pengelolaan sampah memang menjadi problem yang terus menghantui Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk terbanyak No.4 di dunia, hingga kini kita belum memiliki teknologi memilah sampah secanggih Jepang, maupun budaya tertib membuang sampah layaknya masyarakat di Singapura. Keresahan inilah yang membuat Gede Herry Arum Wijaya (S1 School of Applied STEM Prasetiya Mulya 2017) dan rekannya, Ni Putu Gita Naraswati menciptakan prototype Smart Trash Can.

gede herry

Herry menuturkan, Smart Trash Can merupakan tong sampah inovatif yang didesain khusus untuk mengklasifikasikan jenis sampah yang akan dibuang, baik sampah organik, plastik, metal, maupun kaca. Lalu, apa yang ditawarkan tempat sampah pintar ini untuk membantu masyarakat dalam memilah sampah? Herry menjelaskan, Smart Trash Can diprogram dengan chip mikrokontroler Arduino ATmega328 sehingga membuat benda ini dapat bekerja secara otomatis.

“Di bagian depan tempat sampah, terdapat sensor terbuat dari plat logam alumunium yang berfungsi membaca nilai kapasitansi dari setiap sampah yang akan dibuang. Pada tutup tempat sampah, terdapat motor servo yang akan membuka tempat sampah secara otomatis sesuai dengan jenis sampah yang akan dibuang,” jelas mahasiswa jurusan Energy Engineering ini.

Menariknya, jika seseorang ingin membuang sampah organik namun menempelkannya pada sensor kategori sampah metal, maka sistem akan bekerja sehingga tutup tong sampah organik akan terbuka secara otomatis.

gede herry smart trash can

Prototipe Smart Trash Can yang digagas oleh Herry dan kawannya ini berhasil terpampang di sejumlah pameran berskala nasional hingga global. Herry memboyong inovasinya ke Nagoya, Jepang untuk mengikuti ajang International Exhibition for Young Inventors 2017. Inovasi putra-putri asal pulau Bali ini pada akhirnya berhasil meraih medali emas dalam kategori Green Technology di ajang tersebut. Mereka juga mengalungi predikat Special Award dari Macau. Prestasi emas Herry lantas membawanya menjadi salah satu penerima Penghargaan Remaja Berprestasi Tingkat Internasional oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Indonesia Science Expo 2017.

Pie Primatani

Siapa yang tak mengenal pie susu? Penganan ini pastinya jadi buah tangan favorit ketika kamu berkunjung ke Bali! Berangkat dari pie susu, Ni Nengah Ari Widiastuti mahasiswa S1 School of Applied STEM Prasetiya Mulya 2017 membuat inovasi pie suweg ramah petani atau yang ia sebut sebagai ‘Pie Primatani’.

pie pimartani

Dara kelahiran Kabupaten Bangli, Bali ini paham betul bahwa keberadaan kudapan pie susu cukup fenomenal hingga menjadi salah satu ikon komoditi primadona dimata pengusaha dan wisatawan di Bali. Namun demikian, terdapat beberapa kendala dalam memproduksi kue yang dihargai sekitar Rp.  Rp. 1500/piece ini.

“Gandum yang menjadi bahan utama tepung terigu sulit untuk tumbuh di Indonesia. Ini yang membuat para produsen pie susu masih bergantung pada tepung terigu impor. Otomatis angka impor gandum di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni mencapai 8,1 juta ton,” tutur mahasiswi yang berkuliah di jurusan Food Business Technology.

Sebagai upaya pemanfaatan kekayaan alam Indonesia secara optimal, perempuan yang akrab disapa Ari ini kemudian mengusung umbi Suweg sebagai sebagai pengganti gandum.  Ia mengatakan, “Tepung Umbi Suweg memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi dan banyak tumbuh di Asia Tenggara, sehingga sangat potensial menjadi pengganti tepung terigu sebagai bahan baku Pie Susu.”

Menurutnya, pemanfaatan suweg ini tentunya banyak memberikan keuntungan bagi masyarakat. “Kita dapat melestarikan pangan potensial yang tumbuh di Indonesia, menekan angka impor sebagian komoditi, bahkan jika masyarakat petani berkenan untuk membangun ekowisata suweg berbasis bisnis, lapangan pekerjaan baru pun akan terbentuk,” pungkasnya.

Ide brilian ini kemudian ia tuangkan dalam kompetisi Karya Ilmiah Nasional Fesfood 2017 yang diadakan Universitas Udayana, Bali. Dari ide tersebut, peraih Beasiswa Penuh Bakti Indonesia dari Prasmul ini berhasil menempati Juara 2 dari 240 peserta yang bertanding.

Berkaca dari pengalaman mahasiswa Prasmul di atas, yuk mulai berani kembangkan ide brilian yang kamu miliki! Karena bukan tak mungkin, ide tersebut bisa membawa kalian menjadi sosok influential layaknya Zuckerberg dan Makarim. Terus semangat berinovasi ya!

Artikel ini merupakan hasil kerjasama Youthmanual dengan Universitas Prasetiya Mulya

Baca juga:

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1