Dear Entrepreneur Muda, Inilah 10 Langkah Penting dalam Memulai Usaha

Entrepreneur, pebisnis, pendiri startup, wirausaha. Pilihan masa depan ini sedang booming di kalangan anak muda, dan itu adalah hal yang sangat baik. Yup, semangat entrepreneurship dapat meramaikan iklim usaha, mendorong generasi muda untuk lebih produktif dan kreatif, serta menciptakan lapangan pekerjaan. Apabila anak muda Indonesia banyak yang terjun berbisnis maka negara kita bisa semakin maju dan menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Amiiiin.

Tapi syaratnya, bikin usahanya juga harus sungguh-sungguh. Jangan “yang penting jadi pengusaha” atau malah mengandalkan luck. Nah, beberapa waktu lalu, saya sempat ikutan Financial Clinic Online Series yang diadakan QM Financial. Di situ, saya menyimak kuliah Ligwina Hananto soal berbisnis untuk pemula. Ada beberapa poin penting yang dapat kamu terapkan ketika memulai usaha.  

1. Apa masalahnya?

This is the “it” question alias pertanyaan krusial dalam memulai suatu bisnis. Inget gaes, bukan menanyakan masalah keuangan kamu, apalagi masalah pribadimu. Suatu usaha berawal kemampuan mengidentifikasi problem, kemudian menawarkan solusinya. Egimana?

Rumus sederhana versi Ligwina Hananto adalah “Apa” “Siapa” “Bagaimana”

Apa = Apa sih permasalahan yang sedang kamu berusaha selesaikan dengan bisnismu?

Siapa: Siapa orang yang bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkan bisnismu?

Bagaimana: Bagaimana cara mengenalkan barang/jasa kepada si calon pembeli tersebut?

Youthmanual coba kasih contohnya berikut ini:

Apa: Masih sedikit kegiatan ekstra/workshop untuk anak-anak di kota Depok yang memberi pengetahuan sekaligus menghibur.

Siapa: Orang tua yang memiliki anak usia TK dan SD di Depok dan sekitarnya.

Bagaimana: Mempromosikan bisnis lewat media sosial, sosialisasi ke sekolah-sekolah dan childcare center.

modul bisnis

2. Target Market

Dari elaborasi poin pertama, yaitu konsep “Apa-Siapa-Bagaimana” sudah kelihatan target marketnya. Nah, coba kita buat lebih spesifik mengenai sasaran klien tersebut. Misalnya:

Keluarga kelas ekonomi menengah ke atas dengan anak usia SD dan SMP di Depok dan sekitarnya.

Selanjutnya, coba cek data kependudukan Depok di Biro Pusat Statistik atau data jumlah TK dan SD di kawasan Depok. Ini untuk mengetahui berapa banyaknya orang/keluarga yang potensial menjadi market kamu.

Misalkan saja ada 25.000 keluarga kelas A dan B (menengah ke atas) dan jumlah anak usia SD dan SMP sekitar 35.000. Nah, sebesar itulah market yang tersedia.

Menentukan target market ini harus tepat. Ingat, sebuah bisnis bisa memiliki lebih dari satu target, dengan pendekatan berbeda. Misalnya target berdasarkan contoh kasus di atas adalah:

A. Personal alias keluarga dengan anak usia TK dan SD, dengan harapan orang tua mendaftarkan anaknya mengikuti kegiatan yang kamu tawarkan.

B. Institusi, seperti sekolah dan perusahaan. Tujuannya mereka menyewa usaha kamu untuk mengisi kelas/family gathering.

3. Kenali klien kamu.

Kalau bicara target market di poin 3 kan, cakupannya luas dan banyak. Nah, setelah usaha berjalan dan memiliki klien.pembeli, kamu perlu memperhatikan lagi. Ligwina Hananto menggolongkan ada 4 tipe klien/pembeli barang/jasa kamu, yaitu:

A = Asik. Pokoknya pembeli ini yang paling oke, karena tidak komplen (cukup puas dengan apa yang kamu berikan) dan kembali untuk membeli.

B = Biasa aja. Nggak ada masalah sih, cuma bukan pembeli yang kembali membeli lagi dan tidak ada kesan khusus.

C = Capek deh. Banyak komplen dan masalah yang tidak perlu, dan lainnya.

D = Dadah. Levelnya lebih sulit dari C.    

Nah, kamu perlu lebih fokus kepada tipe A. Kamu cari tahu apa yang disukai dan tidak disukai tipe A sehingga bisa lebih banyak tipe ini yang memakai jasamu. Sesuaikan juga strategi penjualan kamu dengan si tipe A. Sebab jangan jangan selama ini cara yang kamu pakai justru lebih sesuai untuk si C dan D. Padahal C dan D nggak terlalu bagus untuk bisnismu.

Gimana sih, cara lebih mengenali si A? Gampangnya, kamu ajak ngobrol mereka. Tanyakan apa yang membuat mereka memilih barang/jasa yang kamu tawarkan. Tanyakan pula apa saran mereka untuk meningkatkan pelayanan bisnismu.

4. Apa solusi yang kamu tawarkan dan mengapa target market perlu memilih barang dan jasamu?

Di sini lah penjabaran bisnismu plus kelebihannya. Misalnya, menjadi perencana aktivitas dan workshop untuk anak atau kids workshop & activity planner. Sementara kelebihan jasa yang kamu tawarkan adalah kegiatannya beragam, bisa berganti-ganti (umumnya 1 kelas hanya 1 atau 2 kali pertemuan), dan biayanya terjangkau.

Oya, keunggulan tersebut harus sampai (diketahui atau dirasakan oleh klien/target market) kamu. Jangan cuma dipendam sendiri.

5. Kompetitor

Nah, kamu juga perlu tahu medan persainganmu. Pesaing atau kompetitor bukan hanya yang bisnisnya sama dengan kamu. Tapi juga pihak lain yang bisa menggantikan fungsi barang/jasamu atau mengalihkan perhatian dari apa yang kamu tawarkan.

Kalau pakai contoh di atas, maka workshop adan activity planner memiliki pesaing bukan hanya dari planner workshop lain tetapi juga dari ekskul, tempat les, childcare center,  tempat gym anak, dan lainnya. Nah, kompetitor tersebut bisa kamu kelompokkan lagi dengan parameter kamu sendiri. Yup, parameternya kamu tentukan sendiri sesuai situasi dan kondisi bidang bisnis yang digeluti.

Misalnya, pertama dikelompokkan berdasarkan harga. Mana saja kegiatan yang tergolong mahal dan mana yang murah. Kedua dari jadwal kegiatannya, mana yang harus berkelanjutan (1 batch 3 hingga 6 bulan), dan mana yang aktivitas lepas yang hanya satu atau dua kali.

Para kompetitor tersebut kamu jadikan sebagai pembanding. Kamu harus tahu apa keunggulan serta keunikan kamu dibanding yang lain.

6. Penyesuaian dan inovasi

Setelah bisnis berjalan dan kamu menganalisa target market, tipe klien, serta kompetitor, kamu bisa membuat penyesuaian, perubahan, atau menambah produk baru.

7. Goal, Do, Have

Mesti punya goal, alias apa yang ingin dicapai oleh bisnismu. Trus goal tersebut mesti bisa diukur dan dievaluasi.

Poin yang perlu kamu perhatikan adalah:

A. Goal. Penting sekali untuk memiliki tujuan jelas dari bisnis yang kamu jalankan. Contohnya, dalam sebulan mengadakan setidaknya 6 workshop dan 3 aktivitas dengan rata rata peserta setidaknya 80 persen dari kuota.

B. Do. Nggak berhenti di goal, kamu juga mesti evaluasi apa yang telah dilakukan.  Misalnya, membuat website dan media sosial, menawarkan proposal ke sekolah dan perusahaan, bekerja sama dengan trainer dan pemilik venue untuk workshop, dan lainnya.

C. Have. Penting pula terus mengevaluasi sejauh mana pencapaian bisnismu tersebut.

8. Tim

Pastikan orang orang dalam tim kamu tersebut bisa potensinya bisa berkembang maksimal sejalan dengan kebutuhan perusahaan. Jangan kaku dalam membuat job desk dan dalam memetakan keahlian. Misalnya, si A adalah bagian keuangan karena latar belakang pendidikan Finance. Padahal, siapa tahu dia juga jago mengedit video, dan bisnis yang kamu jalani lebih membutuhkan keahlian tersebut.

9. Investor.

Bila diperlukan, kamu bisa mencari investasi untuk suntikan dana perusahaan. Apalagi sekarang banyak perusahaan dan instansi yang ingin membiayai dan mengembangkan startup. Cari investor yang cocok untukmu dan buat proposal penawaran kerja sama.

10. Business Plan Tahunan

Kamu membutuhkan sebuah business plan yang di-update secara berkala. Isinya seputar poin-poin di atas. Business plan tersebut yang akan menjadi dasar kamu dalam menjalankan usaha. Konten business plan juga bisa dipergunakan untuk proposal kerja sama dengan berbagai pihak dan untuk mengajukan penawaran pada calon investor.

Business plan ini bisa berubah, bahkan perlu disusun kembali setiap tahunnya. Perubahan merupakan hal yang pasti dalam hidup, maka dari itulah bisnis harus bisa meresponnya. Ligwina Hananto menceritakan bahwa tiap tahun usaha yang dijalankannya QM Financial pasti mengalami pembaruan, dan itu dituangkan dalam business plan tahunan mereka.

Btw, step by step membuat business plan sederhana bisa kamu intip di sini

Langkah-langkah membuat bisnis seperti di atas bisa dilakukan sama siapa, sih? Apakah perlu gelar sarjana dulu? Nope, itu semua bisa kamu mulai dari sekarang. Kamu yang masih kuliah, sedang gap year, atau pelajar SMA bisa membuka usaha. Yuk, jadi entrepreneur muda!

(sumber gambar: rawpixel.com from Pexels, canva.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1