S1 Non Reguler Perguruan Tinggi Negeri, Mahasiswa Kelas Pararel, dan Serba-Serbinya

Tahun-tahun belakangan ini, beberapa perguruan tinggi negeri semakin "kreatif" membuat kelas dan program baru, seperti kelas internasional dan kelas pararel alias program S1 non reguler.

Belum banyak sih, kampus yang memiliki S1 non reguler atau kelas pararel. Di antaranya adalah Universitas Indonesia‍ dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta‍.

S1 non reguler ini banyak diminati, soalnya program ini membuka peluang tambahan untuk masuk PTN favorit.

Jadi, apa bedanya S1 reguler dan S1 non reguler/pararel?

Berdasarkan ketentuan di Universitas Indonesia, perbedaanya ada pada hal-hal berikut ini:

Jalur masuk

S1 reguler masuk lewat jalur SNMPTN, SBMPTN dan Ujian Mandiri (SIMAK) untuk program reguler. Sedangkan S1 non reguler memiliki tes masuk khusus, yaitu SIMAK untuk S1 non reguler.

Syarat Mahasiswa

Untuk S1 reguler, ada batasan umur/waktu kelulusan calon mahasiswa. Yaitu, setidaknya dua tahun setelah lulus SMA. Sedangkan untuk kelas pararel, nggak ada batasan, tuh. Yang penting minimal lulusan SMA/Sederajat.

Jadi mungkin aja nih, mama dan tante kamu daftar di program non reguler di kampusmu. *Jadi horor sendiri, hihihi*.

Jumlah Mahasiswa

Yang jelas, jumlah mahasiswa reguler lebih banyak daripada mahasiswa non reguler. Trus nggak semua jurusan memiliki kelas pararel.

Biaya

Konsekuensi masuk program non reguler adalah biaya yang lebih tinggi. Ibaratnya, mahasiswa pararel nggak mendapat subsidi seperti halnya mahasiswa reguler.

Karena bayarannya yang relatif lebih mahal, maka suka ada tudingan “miring” tentang mahasiswa pararel. Seperti “bisa masuk karena faktor uang”, atau “anaknya borju-borju”.

Padahal sebenarnya mereka juga melewati seleksi masuk yang resmi, lho.

Kelas

Mahasiswa reguler dan mahasiswa non reguler berada di kelas yang berbeda. Tapi biasanya sih, mereka saling kenal. Bisa pinjem-pinjeman buku, berbagi materi kuliah, atau belajar bareng. Saling menggebet juga bisa diatur, lah.

O iya, karena jumlah mahasiswa non reguler lebih sedikit, maka jumlah siswa di kelasnya  pun biasanya lebih sedikit ketimbang di kelas reguler.    

Sebenarnya Kuliahnya Sama Saja, Tapi…..

Selain soal teknis di atas, materi yang diterima mahasiswa reguler dan non reguler sebenarnya relatif sama. Pengajar dan sistem pengajarannya pun nggak berbeda.

Intinya, keduanya bisa mendapatkan gelar dan ilmu yang sama.

Namun, kalau ngubek-ngubek di internet, saya menemukan sebagian pendapat dan pengalaman seputar kelas reguler. Sebagai catatan, hal ini belum tentu dialami semua mahasiswa:

  1. Untuk ijazah semua sama (reguler maupun non reguler), namun pada surat keterangan untuk pengantar magang dituliskan bahwa mahasiswa tersebut berasal dari program non reguler.
  2. Ada yang justru bilang kalau dosen di kelas pararel bersikap lebih asyik. Mungkin karena mahasiswanya nggak terlalu banyak dan beragam usia kali, ya?
  3. Teman di kelas pararel lebih bervariasi dari segi umur dan latar belakang. Bahkan ada juga yang udah kerja atau punya usaha.
  4. Ada yang menganggap bahwa pembahasan teori di kelas pararel cenderung kurang. Apalagi kalau kelasnya berisi orang sibuk, alias yang udah bekerja.
  5. Kemampuan mahasiswa pararel masih dianggap remeh oleh sebagian orang.

Lagi-lagi, kelima hal di atas merupakan pengalaman dan pendapat subjektif, yang belum tentu dialami/dirasakan semua mahasiswa pararel. Namun poin tadi bisa jadi tambahan gambaran dan bahan pertimbangan kamu saat akan memilih kelas di perguruan tinggi.

(sumber gambar: blog.ezrecharge.in )

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 11 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1