Suka Duka Mahasiswa yang Kuliah di Bidang Pertanian

Pernah dengar istilah “Indonesia itu gemah ripah loh jinawi” nggak, gaes?

Yups! Selain dikenal sebagai negara maritim, Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris. Mengapa demikian?

Sebab, sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di Indonesia sendiri menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditas ekspor—seperti padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, aneka cabai, ubi, dan singkong. Selain itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya—seperti karet, kelapa sawit, tembakau, kapas, kopi, dan tebu.

Sayangnya, banyak orang yang meremehkan peran pertanian di dalam kehidupan manusia. Sehingga, banyak juga generasi muda yang nggak berani memantapkan diri buat kuliah di bidang pertanian.

Nah, dalam rangka hari tani nasional yang jatuh pada tanggal 24 September kemarin. Yuk, simak gimana rasanya jadi mahasiswa yang kuliah di bidang pertanian berikut ini.

1. Jurusan kuliah di industri pertanian itu banyak!

Karena pengetahuan yang dimiliki anak muda terhadap industri pertanian ini masih cukup sempit. Mungkin sebagian dari kamu ada yang nggak tahu bahwa jurusan kuliah di bidang pertanian itu ternyata banyak ragamnya, gaes.

Di antaranya adalah Agroteknologi, Peternakan, Agroteknologi, Ilmu Tanah (Manajemen Sumberdaya Lahan), Budidaya Perairan (Akuakultur), Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Rekayasa Pertanian dan Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian). Untuk informasi lengkapnya kamu bisa baca di: Jangan Salah, 7 Pilihan Jurusan Bidang Pertanian Ini Punya Prospek Karier Cerah di Masa Depan!.

2. “Kuliah di pertanian mau jadi apa? Petani?”

Buat mahasiswa yang terjun dalam bidang pertanian, pasti sudah sering banget mendengar kalimat tersebut hingga membuat mereka kesal. Kenapa? Soalnya, pertanyaan di atas seolah-olah menunjukkan mahasiswa jurusan pertanian nggak punya lahan kerja lain selain menjadi petani.

Asal kamu tahu aja, gaes. Berkat perkembangan teknologi dan pergeseran tren karier, bidang pertanian punya prospek yang nggak kalah keren di masa depan. Mulai dari menjadi Ahli Teknik Pertanian, Manager Pertanian dan Peternakan, Manajer Produksi Industri, Peneliti dan Ahli Teknologi Pangan, Dosen hingga Pengusaha/Wirausahawan.

3. Profesi petani seringkali mendapat stigma negatif

 

Sayangnya, profesi petani bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dipandang kurang prestisius. Hal ini tentunya cukup mengecewakan bagi orang yang berkecimpung di dalamnya, termasuk para mahasiswa pertanian.

Padahal industrian pertanian memiliki peran vital demi kelangsungan hidup manusia di dunia, lho. Bayangin aja, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, tapi sumber daya bumi-nya terbatas (bahkan mulai berkurang jumlahnya). Industri pertanian harus terus mencari terobosan baru dan berinovasi dalam memproduksi dan mendistribusikan pasokan makanan yang bekualitas untuk manusia.

4. "Pertanian itu kuliahnya ngapain, sih?"

Kamu sering mendapat pertanyaan seperti itu? Kalau iya, jawab aja “kuliah di pertanian itu belajar menanam padi”. Nggak, deng, bercanda! Hehehe.

Well, kuliah di jurusan pertanian kamu bakal belajar banyak hal. Di program studi Agribisnis misalnya, kamu akan mempelajari mata kuliah yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis pertanian, seperti komunikasi, kewirausahaan, ekonomi, dan lain-lain. Trus, di program studi lain ada yang mempelajari teknologi pertanian, tata kelola lahan, hingga hukum agraria.

Wow, banyak, ‘kan?

5. Belajar di luar ruangan

Belajar di tempat terbuka adalah salah satu hal menyenangkan yang bisa dirasakan oleh mahasiswa pertanian. Yap! Hampir seluruh praktikum mereka dilakukan di tengah udara segar sambil menikmati pepohon-pohonan yang hijau.

Psstt… salah satu manfaat dari belajar di luar ruangan adalah ilmu yang diberikan oleh dosen akan lebih mudah masuk ke otak mahasiswanya, lho. Jadi, nggak berasa kalau ebenarnya mereka sedang belajar.

6. Nggak cuma belajar di luar ruangan, tapi juga belajar di laboratorium

Kalau kamu mengira mahasiswa pertanian pasti kerjaannya hanya belajar di luar ruangan, seperti di sawah aja. Tetot! Kamu salah besar.

Ada juga mata kuliah yang praktikumnya dilaksanakan di laboratorium kok, gaes. Mahasiwa pertanian juga diharuskan untuk mengenal alat-alat laboratorium, terbiasa menggunakan mikroskop, memakai jas lab pada saat masuk ruangan, bahkan mencampur-campur larutan kimia untuk percoban pada tanaman.

7. Asrinya suasana kampus

Ya, namanya juga jurusan pertanian. Of course, di sekitar gedung fakultasnya dikelilingi oleh tanaman-tanaman, entah itu hanya perdu atau bahkan pohon rindang—yang membuat suasana di kampus pertanian itu kebanyakan hijau, asri, sejuk, nyaman untuk ditempati dan bikin mahasiswanya makin rajin ngampus.

8. Nggak melulu tanaman, mahasiswa pertanian juga meneliti berbagai serangga

Fyi, gaes, kalau berurusan dengan tanaman, pasti nggak lepas dari yang namanya hewan yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Well, sebagai mahasiswa pertanian, mereka sudah sangat terbiasa bertemu dengan berbagai macam hewan pengganggu, seperti ulat, kumbang, belalang dan sebagainya.

Bahkan, ada mata kuliah yang mengharuskan mereka untuk menangkap dan mempelajari bagian-bagian tubuh dari berbagai hama, lho.

9. Mahasiswa pertanian wajib hukumnya buat nggak jijik

Nggak peduli laki-laki atau perempuan, kalau sudah masuk di Fakultas Pertanian, pasti akan bersinggungan langsung dengan hal yang kotor dan bau. Contohnya aja tanah, entah itu tanah kering ataupun tanah lempung yang bisa membuat kotor seluruh badan.

Mahasiswa pertanian juga harus terbiasa untuk bersinggungan dengan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk. Belum lagi bau fermentasi dari berbagai macam limbah dapur yang bisa digunakan untuk pupuk kompos.

That’s why, mahasiswa pertanian nggak boleh memiliki rasa jijik dalam hidup mereka.

10. Mengerjakan tugas sekaligus liburan

Selain bisa belajar di luar ruangan, adakalanya mahasiswa pertanian harus ke luar kampus untuk mengerjakan tugas dengan mengunjungi lokasi pertanian yang cocok dengan mata kuliah yang diberikan. Misalnya di perusahaan benih, kebun buah atau pabrik tempat pengolahan hasil pertanian—baik di dalam kota maupun di luar kota. Kadang, mahasiswa pertanian juga melaksanakan praktikum di pantai untuk belajar tentang tanaman yang bisa hidup di pasir pantai, lho.

Kalau seperti ini terus, rasanya seperti nggak sedang praktikum, ya. Melainkan seperti sedang berekreasi untuk melepas penat dari lelahnya perkuliahan. Hihihi.

11. Paling sulit mencocokkan jadwal sama mahasiswa pertanian

Mahasiswa pertanian boleh sombong (cielah) bahwasanya sebenar-benarnya mahasiswa adalah mahasiswa pertanian. Mau tau kenapa?

Soalnya, sejak hari pertama kuliah bisa dipastikan praktikum dan laporan mereka sudah numpuk, nggak seperti mahasiswa-mahasiswa dari program studi lain. Alhasil, mereka kadang-kadang nggak punya waktu untuk diajak main atau sekedar nonton bareng. (Semangat, ya!)

 

Baca juga:

 

(Sumber gambar: yesmagazine.org, popsci.com, israel21c.org, news.cornell.edu)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 10 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1