Hati-hati Kehilangan Pacar dan Sahabat Gara-Gara Berorganisasi Bareng!

Berorganisasi bagi mahasiswa, tuh, penting, dan sudah sepatutnya kamu rasakan minimal sekali selama masih kuliah. Hal ini sudah Youthmanual tekankan berulang-ulang kali, ya.

Sebenarnya, lebih seru lagi kalau kamu bisa berorganisasi bareng pacar atau sahabat. Tapi hati-hati, sob, berorganisasi—apalagi kalau bareng pacar atau sahabat—bisa bikin relationship kalian retak, lho. What? Why?!

Ini dia beberapa alasannya.

1. Berorganisasi Bisa Mengekspos Sisi Lain Seseorang

Dua Sisi Yang Berbeda Persahabatan

Bunga dan Delima adalah sepasang sahabat yang akrab banget. Persahabatan mereka dipenuhi dengan sesi rumpi, nonton film, shopping, ngerjain tugas, wisata kuliner, dan berbagai keseruan lainnya yang dilakukan bersama-sama.

Tapi setelah mereka tergabung dalam sebuah organisasi kampus, Delima berubah jadi lebih serius. Saking seriusnya, Delima jadi nggak pernah lagi ngerumpiin dedek-dedek gemez junior kampus bareng Bunga, karena obrolan Delima kini selalu tentang organisasi, sementara Bunga sebenarnya udah eneg sama topik organisasi. Bunga pun merasa kalau Delima yang sekarang bukanlah Delima yang dulu... *lalu Bunga nyender galau di tembok*

Sebenarnya, bergabung dalam sebuah organisasi bisa mengekspos kepribadian seseorang. Seorang teman yang kelihatannya seru saat nongkrong bareng kamu, bisa menjadi pribadi yang pendiam ketika berada di dalam organisasi, karena ternyata dia adalah orang yang introvert.

Nah, setelah mengenal kepribadian seseorang dengan lebih mendalam, bisa-bisa kamu jadi sadar bahwa ternyata kamu nggak cocok sama dia (atau sebaliknya, ternyata kamu cocok banget sama dia). Hubungan kamu dengan orang tersebut pun bisa berubah—menjadi lebih renggang atau lebih akrab.

2. Perbedaan Posisi, Kepentingan, dan Pendapat Dalam Organisasi Bisa Bikin Cekcok

konflik perbedaan opini perbedaan posisi cekcok

Kak Budi adalah senior di kampus sekaligus pacar kamu. Orangnya baik, suka bercanda, enak diajak ngobrol, dan hangat, apalagi kalau lagi ngebakso pas hujan-hujan. Anget banget! #eaaa. Kak Budi adalah Ketua Himpunan Fakultas kalian, dan karena rujukan do’i, kamu pun mendaftar jadi anggota Himpunan dan diterima.

Eh, tapi pas lagi di organisasi, kok Kak Budi galak dan menyeramkan, sih?

Suatu hari, divisi kamu kena marah Kak Budi, karena tugas kalian molor dari deadline yang sudah ditentukan. Di depan seluruh anggota organisasi, kamu didamprat Kak Budi. Aduuuh, kebayang nggak, sih, rasanya dimarahin pacar sendiri di depan semua orang? Bete banget! Kalian pun jadi berantem gara-gara masalah ini, trus ujung-ujungnya putus! Hiks.

Selain karena perbedaan posisi, konflik dalam organisasi juga sering terjadi karena perbedaan pendapat dan kepentingan. Sebagai contoh, sebagai Ketua Divisi Konten Majalah Kampus, kamu merasa bahwa majalah kampus kamu harus ditambah halamannya, demi memperluas kesempatan mahasiswa untuk berkontribusi dalam majalah tersebut. Sayangnya, sahabat kamu yang menjabat sebagai Bendahara nggak setuju, karena keuangan majalah kampus lagi seret. Ujung-ujungnya, kalian jadi cekcok, deh.

3. Waktu Tersita Karena Organisasi

Resiko ini, sih, otomatis ada, ya. Semakin banyak organisasi dan kegiatan yang kamu ikuti, semakin sedikit pula quality time kamu untuk sahabat atau pacar. Alhasil, hubungan kalian jadi nggak terawat dan bisa jadi renggang.

Duh, jadi apakah kita mendingan nggak usah ikut organisasi? Lah, bukan gitu bro, sis. Berikut beberapa kiat supaya kamu bisa menjalankan double-role kamu di organisasi.

1. Saling Pengertian

Nggak usah marah kalau sahabat atau pacar kamu nggak bisa selalu available untuk hang out bareng kayak dulu lagi, dan nggak usah kesal kalau dia ngomongin masalah organisasi melulu. Mungkin dia memang sibuk banget di organisasinya. Daripada ngomel, mendingan kamu tanya, “Elo kayanya sibuk banget. Ada yang bisa gue bantu nggak?”

Kalau kamu lagi punya waktu luang, coba gunakan waktu tersebut untuk membantu sahabat atau pacar kamu menyelesaikan tugas organisasinya. Dengan begitu, tugas dia jadi bisa selesai dengan lebih cepat sehingga dia pun punya waktu luang. Hubungan kalian juga jadi bisa tambah akrab atau mesra. Ihiiiy.

2. Perbaiki Komunikasi

better communication

Kalau KAMUnya yang sibuk karena berorganisasi, jangan cari-cari alasan atau ngibul untuk menolak tawaran hang out bareng sahabat atau pacar, ya. Jujur aja, lah. Kalau kamu ketauan bohong, akibatnya bisa lebih berabe lagi.

Take your time untuk menjelaskan tentang aktivitas kamu dengan detil, agar mereka bisa lebih paham dan berempati dengan situasi kamu. Trus, alih-alih bilang, “Aku sibuk!” coba tawarkan solusi, misalnya dengan bilang, “Kalau perginya besok gimana? Hari ini aku harus urus izin keramaian, nih.” Lebih enak ‘kan?

3. Jangan Baper!

Belajar dari contoh kasus Kak Budi di atas, seandainya kamu jadi pacarnya Kak Budi, jangan baper, deh! Walaupun sulit, selalu pisahkan peran kamu sebagai pengurus organisasi dengan peran kamu sebagai pacar atau sahabat. Kamu harus bisa menghargai Kak Budi, karena sebagai pemimpin yang baik, dia memang wajib mengingatkan dan menegur anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik. Walaupun dia menegur kamu sebagai pengurus organisasi, bukan berarti dia marah sama kamu sebagai pacarnya, lho. Sebenarnya dia cuma ingin membantu dan memberi support. Tapi kalau kamunya udah baper duluan, ya susah!

4. Atur Waktu

Kalau kamu merasa hubungan personal kamu dengan sahabat atau pacar memang berharga, kamu harus meluangkan waktu untuk mereka. Bukan cuma buat sahabat dan pacar, ya, tetapi juga keluarga, apalagi orangtua!

Coba luangkan waktu sehari dalam seminggu untuk quality time bareng mereka. Walaupun sama keluarga sendiri, kalau kamu berkali-kali menolak ajakan spend time bareng mereka, mereka juga pasti bakal kesel, lho.

***

Sebagai wadah pembelajaran luar kelas dan pengembangan diri, sudah sewajarnya berorganisasi memberikan kamu tantangan, salah satunya tantangan menyeimbangkan kepentingan personal dengan kepentingan profesional. Hal ini nggak akan cuma kamu hadapi di organisasi, lho, tetapi juga di tempat kerja. Jadi, yuk, asah skill double-role ini sejak masih kuliah!

(sumber foto : pluggedin.com, tranquilshores.org, memegenerator.net, familybusinessperformance.com, brilio.net, gurl.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 11 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1