Introvert atau Social Anxiety? Cari Tahu Perbedaannya Di Sini, Yuk!

“Aku takut ketemu orang banyak, soalnya aku introvert”

Ada yang pernah mendengar atau merasa hal seperti di atas?

Well, kalau jawabannya adalah iya, mungkin orang itu (atau mungkin kamu sendiri) baru aja ketuker menginterpretasikan kepribadian introvert dengan sebuah gangguan kesehatan mental yang bernama social anxiety disorder.

Hampir serupa, padahal keduanya sangatlah berbeda—yang satu adalah sebuah jenis kepribadian, sementara yang satunya lagi merupakan gangguan kesehatan mental. Kadang, orang menganggap social anxiety sebagai sebuah bentuk introvert yang ekstrim, atau malah melabel orang introvert sebagai orang yang sudah pasti memiliki social anxiety.

Padahal nggak, gaes.

Nyatanya, ada tuh orang ekstrovert yang juga memiliki social anxiety. Mereka pengen banget hang out ketemu orang-orang, tapi merasa takut kalau orang yang mereka temui sebenernya nggak pengen mereka ada di situ.

Kalau gitu, apa sih bedanya antara introvert dan social anxiety? Biar kamu nggak ketuker, or even worse, salah melabel orang dengan istilah ini mending simak dulu yuk perbedaan antara introvert dan social anxiety di sini!

1. Introvert itu kepribadian, social anxiety itu gangguan kesehatan mental

Ini adalah perbedaan yang paling mendasar. Sebagai sebuah kepribadian, introvert itu merupakan sesuatu yang udah ada di dalam diri kamu sejak kamu lahir. Sementara social anxiety nggak. Gangguan kecemasan sosial atau yang seringkali disebut dengan fobia sosial ini diklasifikasikan sebagai sebuah jenis gangguan kesehatan mental yang tercatat pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder.

Meskipun kamu bisa aja punya gen yang menjadi faktor biologis dari munculnya gangguan kesehatan mental ini, tapi seringkali faktor lingkunganlah yang berpengaruh lebih besar terhadap perkembangan dari si social anxiety disorder.

Gampangnya gini deh, misal waktu kamu SD kamu pernah di suruh maju ke depan kelas untuk membacakan sebuah cerita, tapi ketika udah di depan, teman-teman kamu malah mengolok-olok penampilan kamu itu.  Kamu pasti bakal mengkategorikan inni sebagai pengalaman buruk yang nggak bakal mau kamu ulangi lagi sampai kapanpun. Makanya, kamu jadi terbentuk untuk sebisa mungkin menghindari situasi sosial serupa.

2. Introvert itu terkait dengan preferensi, social anxiety berhubungan dengan rasa takut

Sekarang, bayangin sebuah situasi di mana di depan kamu ada dua orang—let’s call them A and B—yang lagi menjawab satu pertanyaan sama, yaitu pendapat mereka tentang berada di keramaian.

A bilang: “Aku nggak suka keramaian, aku ngerasa itu bukan tempatku aja. Mendingan aku sendiri di kamar nonton film atau baca buku”

Sementara B bilang: “Aku nggak suka keramaian, karena kalau berada di tempat yang kayak gitu aku ngerasa takut aku bakal ngelakuin hal-hal aneh yang ujung-ujungnya cuma bikin malu”

Bisa tebak yang mana yang introvert dan yang mana yang memiliki social anxiety disorder?

Yup. A adalah seorang introvert, ia nggak suka keramaian karena itu bukan preferensi dia. Dia lebih memilih untuk  berada di tempat yang sunyi dan melakukan hal-hal yang dia suka sendirian. Berada di keramaian itu bukan dia banget, meski kalau keadaan memaksa dia bisa aja tetap berada dalam situasi tersebut tanpa perlu banyak kesulitan.

Nah, berbeda dengan B. Ia memiliki indikasi mengidap social anxiety disorder karena ada perasaan takut yang terlibat ketika ia menempatkan dirinya dalam sebuah situasi sosial. Orang-orang dengan social anxiety disorder merasakan perasaan takut yang irasional ketika harus melakukan interaksi sosial atau berada dalam sebuah situasi sosial.

Karena inilah, social anxiety nggak selalu identik dengan introvert. Adanya perasaan takut yang terlibat ketika berada dalam sebuah situasi sosial, bisa aja membuat orang yang sebenarnya ekstrovert ternyata mengidap social anxiety disorder.

3. Introvert dan orang dengan social anxiety disorder sama-sama mikirin pendapat orang, tapi beda level

Let’s be honest, kita semua pasti mikirin pendapat orang lain tentang diri kita. Nggak peduli banyak quotes-quotes tumblr atau lagu hits yang “menyuruh” kita untuk bodo amat dengan pendapat orang, nyatanya kita nggak bisa sepenuhnya mengamalkan itu.

Kita terlahir sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial tentu aja kita peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang kita. Nah, perbedaannya terletak pada level kepedulian itu.

Orang dengan social anxiety disorder peduli dengan apa  yang orang lain katakan tentang mereka, tapi dalam skala yang berlebihan. Mereka berasumsi bahwa semua orang pasti berpikiran negatif tentang mereka, dan ini membuat mereka cenderung bertindak seperti perfeksionis. Orang dengan social anxiety disorder bisa lho latian berkali-kali sebelum memesan ayam goreng di gerai fast food padahal pramusajinya sebenernya nggak peduli kalau kita salah nyebut nama menu atau ngomongnya belepotan.

Kelebihan tingkat kepedulian akan pendapat orang lain inilah, yang bisa memicu stress dan menghalangi orang-orang dengan social anxiety disorder untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya.

4. Introvert nggak perlu “disembuhkan”, tapi social anxiety mungkin perlu untuk “disembuhkan”

Yup. Introvert bukan sesuatu yang harus kamu hilangkan atau kamu “sembuhkan”. Karena dengan menjadi introvert berarti kamu lebih prefer menyendiri dibanding sering-sering bersosialisasi. Kamu cuma perlu menemukan gimana nyamannya kamu—seberapa sering harus bersosialisasi, dan bagaimana kamu me-recharge diri kamu setelah melakukan akifitas sosial tersebut.

Sementara dengan social anxiety disorder, kamu bakal merasa sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari karena kamu takut untuk bersosialisasi. Kamu takut dicap aneh, kamu takut ketemu orang, kamu takut kamu bakal salah ngomong atau salah bertindak yang bikin kamu jadi bulan-bulanan masyarakat. Dan ini memberikan kamu tekanan.

Selayaknya sebuah gangguan mental, perawatan dari tenaga ahli yang pofesional di bidang kesehatan jiwa pun dibutuhkan kalau kamu merasa hal ini udah mengganggu kamu dalam beraktifitas sehari-hari. Just make sure you're properly diagnosed and get the right treatment that suits your current condition, alright?

Baca juga:

(sumber gambar: pinterest.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1