Stereotip Generasi Z di Dunia Kerja: Cek Plus Minusnya

Apa sih, yang ada di pikiran para bos dan senior jika membahas generasi Z dalam dunia kerja? Jadi, saat anak muda melamar kerja atau mulai berkarier, umumnya mereka akan berhadapan dengan stereotip tertentu. Stereotip merupakan keyakinan orang lain yang mengidentikkan suatu kelompok dengan perilaku atau kecenderungan tertentu. Biasanya stereotip berupa prasangka yang subjektif dan sifatnya negatif. Meskipun ada juga yang positif. Kenyataannya, stereotipe belum tentu benar.

Dari hasil pengamatan dan obrolan kami, inilah rangkuman mengenai stereotip anak muda/generasi Z dalam dunia kerja.

Stereotip Minus

*Terlalu fokus dengan gadget/gampang terdistraksi gadget.

* Kurang peduli atau nggak paham etika dan sopan santun.

* Kurang paham sejarah dan pengetahuan dasar mengenai negara.

* Yang tinggal di ibu kota atau kota besar lainnya, nggak mengerti kehidupan di luar daerah atau lingkungannya.

* Kurang nyaman dengan komunikasi secara langsung. Lebih suka chat atau email.

* Serba ingin cepat, sehingga nggak sabaran dan kurang menghargai proses dalam bekerja.

* Mental lembek. Dimarahi atau dikritik keras bisa bikin ia mundur (resign) atau down.

* Ketergantungan dengan gadget, aplikasi, dan perangkat elektronik, sehingga sulit mengerjakan sesuatu tanpa hal tersebut. 

* Nggak suka diberikan peran kecil, tugas yang terkesan remeh.

* Kurang bisa berempati dengan orang lain karena fokus pada diri sendiri.

* Komitmen kurang.

Stereotip Plus

* Menguasai teknologi yang berhubungan dengan pekerjaan.

* Keterampilan menggunakan komputer nggak perlu diragukan.

* Mudah dihubungi dan bisa berkomunikasi kapan dan di mana saja. Karena smartphone dan email selalu on.

* Familiar dengan tren/update terbaru sosial media.

* Memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan hidup.

* Kritis dan nggak sungkan menyatakan pendapatnya.

* Kreatif.

* Memahami Bahasa Inggris.

* Ingin bisa berkontribusi dan berbuat sesuatu yang positif.     

* Punya semangat kewirausahaan.

Netral/Bisa Positif, Bisa Juga Negatif

* Suka lingkungan kerja yang santai dan fun

* Suka suasana kantor dengan penataan kece, biar instagramable.

* Multitasking. Biasa mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu.

***

Prasangka VS Ekspektasi

List di atas merupakan stereotip untuk generasi Z alias generasi muda kelahiran 1995 hingga 2010 dalam konteks dunia kerja.

Tapi aku nggak begitu, kok!”

Yup, itu karena stereotip bukan lah fakta, dan sangat mungkin salah. Bisa dikatakan ini adalah prasangka sekaligus ekspektasi sebagian orang mengenai dirimu.

Kamu perlu menyadari adanya stereotip tersebut bukan untuk mencocokkan sikapmu, tetapi lebih pada mengetahui padangan orang lain secara umum. Dengan mengetahui stereotip anak muda, kamu pun bisa mawas diri dan menampilkan yang terbaik dari dirimu.

Caranya sih, dengan meminimalisir hal yang negatif, dan menambah hal yang positif. Misalnya nih, saat diajak berbicara oleh rekan kerja atau senior, kamu jangan sambil melihat hape. Kecuali ada hal yang super penting dan mendesak. Sebab kebiasaan nggak melihat lawan bicara, dan mendengarkan sambil mainan hape, hanya akan menegaskan stereotip negatif, seperti kurang paham etika dan nggak bisa lepas dari gadget.

Sebaliknya, banyak juga ekspektasi   pada pekerja muda. Di antaranya soal kemahiran dasar menggunakan komputer, berinteraksi dengan internet, dan kemudahan dihubungi (online). Maka, akan mengecewakan bila kamu gaptek.   

Nggak Perlu Terjebak Stereotip

Poin penting lainnya, jangan terjebak stereotip. Maksudnya, kamu perlu sadar bahwa dirimu tidak didefinisikan oleh stereotip tersebut. Nggak perlu terlalu ngoyo meyakinkan orang lain. Buktikan saja bahwa kamu bisa bekerja dengan baik.

Kembalikan pada diri sendiri, perbaiki bila ada yang tidak benar. Sebaliknya, tingkatkan hal yang perlu dikembangkan. Misalnya, kamu nggak perlu suka menggunakan media sosial karena kamu anak muda. Tapi kamu  perlu paham teknologi yang menunjang pekerjaanmu. Paham ya, bedanya?

Kamu juga nggak perlu melakukan sesuatu supaya dianggap baik dan sopan. Tanamkan aja bahwa etika serta perilaku yang sopan dibutuhkan dalam interaksi sosial. Pastinya kamu dan orang lain sama-sama ingin dihargai, ‘kan?   

Selamat bekerja!

(Sumber gambar: cottonbro from Pexels)
POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1