Profil Profesi: Efiya Nur Fadila - Book Buyer, Karir Idaman Para Pecinta Buku

Katanya, nih, seorang pecinta buku biasanya ngebayangin surga nanti berbentuk perpustakaan. Sementara kalau di surga ada lowongan pekerjaan, pekerjaan tersebut mungkin adalah book buyer.

Inti dari paragraf pembuka yang ribet tadi adalah, bagi seorang pecinta buku, mungkin book buyer adalah profesi impian. “Kerja dikelilingi buku dan dibayar pula!” begitu kata Efiya Nur Fadila (Efi), seorang book buyer sekaligus Head of Book Team di toko buku Aksara.

Dengan semangat, lulusan Psikologi Universitas Indonesia ini bercerita tentang profesinya. Simak, deh. Siapa tahu pekerjaan ini adalah profesi yang cocok dengan passion kamu!

Hai Efi! Sebenarnya book buyer itu apa, sih?

Kalau di industri retail secara umum, buyer adalah seseorang yang mencari, memilih, dan mendatangkan barang ke tokonya untuk dijual.

Jadi peran utama book buyer adalah mengumpulkan, memilah dan menentukan judul-judul buku yang mau didatangkan untuk dijual di tokonya.

Apa saja keahlian serta latar belakang pendidikan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang book buyer?

Seorang book buyer wajib fasih dalam hal klasifikasi kategori buku, genre, pengarang, dan karya. Book buyer juga harus selalu up-to-date tentang penulis-penulis atau idea sparkers yang punya karya bagus, dan harus tahu gimana cara mendapatkan karya-karya mereka tersebut.

Trus, seiring dengan berjalannya waktu, book buyer juga perlu menguasai jaringan atau networking penerbitan.

Keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan book buying diantaranya adalah melakukan analisa, budgeting, serta paham soal sales atau penjualan. Last but not least, harus punya kemampuan berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan penerbit atau distributor.

Sebenarnya menjadi buyer, tuh, menyenangkan sekali buat orang-orang yang nggak punya latar pendidikan khusus, tetapi sangat berminat terhadap buku.

Adakah jenjang tertentu yang harus Efi lewati hingga akhirnya menjadi book buyer?

I started small and rather early in book retail. Waktu masih kuliah semester 7, saya harus mulai membiayai kebutuhan sendiri, termasuk biaya kuliah. Karena hobi baca dan suka banget sama karya-karya sastra, pilihan paling masuk akal buat saya adalah bekerja paruh waktu di toko buku. Jadi lah saya melamar di toko buku Aksara sebagai penjaga toko.

Karena ternyata cocok dengan pekerjaan dan perusahaannya, di Aksara saya cepat beralih menjadi karyawan full time. Kemudian saya diberi tanggung jawab untuk mengepalai Aksara cabang Kemang, Jakarta. Dua tahun setelahnya, saya diminta bergabung dengan book team. Kemudian, setelah menjadi salah satu buyer senior, saya diberikan kepercayaan untuk mengepalai book team.

Ada kaitan, nggak, antara latar belakang pendidikan Efi dan pekerjaan saat ini?

Secara nggak langsung, iya. Saya Sarjana Psikologi, dan ilmu psikologi ‘kan pada dasarnya mempelajari perilaku manusia, termasuk yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan human information processing. Nah, ilmu-ilmu tersebut memang dibutuhkan dalam industri retail seperti karir saya ini, nih.

Intinya, sih, kuliah saya memberikan saya ilmu untuk memahami cara manusia berpikir dan bertindak. Dan ilmu-ilmu tersebut cukup membantu saya untuk mengamati minat pasar serta untuk bekerja dalam tim.

Gimana, sih, proses pembelian buku untuk toko buku?

Pertama, saya harus melakukan kurasi alias pemilihan judul-judul buku mana saja yang mau kami datangkan. Proses kurasi tuh, menyenangkan sekaligus melelahkan, lho! Nggak bisa asal pilih judul sesuai selera sendiri. Yang pasti, risetnya harus cukup ekstensif. Nanti saya jawab terpisah dengan lebih lengkap, ya.

Setelah menentukan judul-judul buku yang mau didatangkan, saya membuat pemesanan ke penerbit-penerbit bersangkutan. Kemudian saya, sebagai book buyer, harus mengawasi proses pengiriman buku sampai semuanya tiba di kantor pusat Aksara.

Di Aksara, seorang buyer juga berperan sebagai merchandising dan penasehat pemasaran. Jadi saya ikut kasih masukan ke toko mengenai buku apa saja yang perlu disorot atau dipromosikan, bagaimana display-nya di toko, serta bagaimana bentuk promo yang tepat.

Apa metode Efi dalam memilih judul buku yang akan dijual di Aksara? Apakah dari pengamatan Efi sendiri atau berdasarkan daftar bestseller (New York Times Best seller, Caldecott Medal, dan sebagainya)?

Nah, ini kembali ke pertanyaan sebelumnya, ya, yaitu soal cara memilih judul buku.

Pemilihan judul buku dilakukan berdasarkan kombinasi berbagai referensi. Misalnya, berdasarkan berbagai daftar buku best seller, review media, informasi dari penerbit, award-winners, serta analisa penjualan kami.

Tetapi yang paling membedakan Aksara dari toko buku lainnya adalah konsep penggabungan buku dengan barang-barang non-buku. Selain menjual buku dan majalah, Aksara ‘kan juga menjual berbagai items seperti stationary, kaos, tas, games, dan pernak-pernik yang masih berkorelasi dengan buku-buku di Aksara. Tujuannya memang supaya pelanggan bisa menemukan banyak item menarik sembari melihat-lihat koleksi buku kami.

Aksara kepengen lebih dari sekedar menjual buku. We try to go beyond categorized book section and combine the idea with various non-book items that go well together.    

Describe your day as a book buyer!

Pagi-pagi, saya mengawali hari dengan mengecek email dari penerbit. Saya juga selalu menyempatkan diri untuk baca-baca review buku dan berbagai website budaya, supaya saya nggak ketinggalan dengan hal-hal terkini.

Menjelang siang, saya baru sibuk ngerjain berbagai hal, seperti mengurus pengiriman barang, menyusun budgeting, membuat draft newsletter atau memasukkan laporan.

Kami mengorder buku setiap bulan. Selama periode order week tersebut, tim kami sibuk melakukan riset buku. Trus, judul-judul buku yang terpilih akan dipresentasikan ke para store manager. Kalau disetujui, kami mulai menyusun budgeting. Kalau semuanya sudah final, buyer akan mengirimkan pemesanannya ke penerbit

Apa hal-hal yang paling kamu sukai dari pekerjaan ini?

Mendapatkan info seputar dunia penerbitan buku dari orang dalam, bertemu penulis dan orang-orang berbakat, serta pergi ke berbagai tempattoko buku, penerbitan, dan sebagainya—untuk melakukan perbandingan serta mencari ide segar.

Sebaliknya, apa saja tantangan dalam pekerjaan ini?

Mengatur information overload! Dalam sehari, ada sekian ribu buku dalam berbagai kategori dari ratusan penerbit yang diterbitkan, dan saya nggak pernah bisa catch-up dengan semuanya, lho!

Info yang harus dicerna oleh seorang book buyer, tuh, banyak banget. Email dari penerbit tentang info rilis aja bisa mencapai 20-30 email per hari. Belum lagi email mengenai katalog buku dan lain sebagainya.

Selain itu, ada daftar-daftar judul bestseller yang harus selalu dipantau, terutama daftar bestseller dari dua kiblat penerbitan bukuNew York Times (Amerika Serikat) serta Sunday Times (Inggris).

Di luar hal perbukuan, ada banyak hal lain yang harus diketahui, seperti tren what’s hot and what’s not, rilis filmkarena banyak film yang diadaptasi dari buku—dan sebagainya.

Singkatnya, di tengah arus informasi yang deras begini, seorang book buyer harus bisa menyortir info-info tersebut dengan jitu supaya bisa membuat order buku yang tepat.

Bagaimana prospek karir book buyer di Indonesia?

Karir book buyer di Indonesia cukup potensial, kok. Bisa terus digali, dimatangkan, dan ditingkatkan.

Toko buku yang berhasil menjadi top-of-mind alias sudah ‘nempel’ di benak orang Indonesia nggak banyak. Masih didominasi oleh toko buku dari grup-grup besar. Di tengah dominasi seperti ini, toko buku independen seperti Aksara harus bisa menawarkan sesuatu yang unik kepada masyarakat. Di sini lah seorang book buyer diperlukan. Jadi seperti yang tadi saya bilang, potensi karirnya bisa digali, dimatangkan, dan ditingkatkan.

Dalam 6-12 bulan terakhir, genre atau kategori buku apa yang paling diminati di Aksara?

Satu kategori yang selalu stabil peminatnya—bahkan di periode sulit—adalah buku anak-anak.

Kategori lain yang populer adalah creative books yang materinya biasanya perpaduan antara design dan entrepreneurship.

Di kategori fiksi, banyak genre yang tiba-tiba nge-hits, tapi trus nggak lama surut peminatnya. Ada juga buku-buku terbitan lama yang masih terus dicari. Ada juga buku-buku yang sifatnya cult, yaitu punya penggemar yang sedikit dan spesifik, tapi semuanya fanatik. Misalnya, buku-buku Chuck Palahniuk dan David Foster Wallace.

Belakangan ini, buku mewarnai untuk dewasa sedang populer. Konsepnya, sih, mewarnai biasa, tetapi desain gambar yang harus diwarnai cukup rumit dan intricate. Ilustrator yang mempopulerkan tren ini adalah Johanna Basford, yang karya-karyanya sekarang sudah viral.

Terakhir, coba, dong, Efi kasih tiga rekomendasi buku untuk Youthmanual…

Thank you, Efi!

Ternyata, jadi book buyer itu seru-seru menantang, ya. Jadi pengen! Gimana dengan kamu? Tertarik bekerja di bidang ini?

(sumber gambar: Laila A., Conde Nast Traveler, Pinterest, NPR, Mirror UK, Instagram/aksaraindonesia )

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1