5 Mindset yang Harus Banget Diubah oleh Para Lulusan Baru

Sebagai lulusan baru, banyak hal yang bisa banget kamu lakukan seperti magang, bekerja freelance, mengikuti berbagai kursus yang bisa menambah kemampuanmu dan sebagainya. Namun, sebagian besar lulusan baru, pasti, akan mencari pekerjaan sebagai aktivitas selanjutnya.

Sebenarnya, mau kamu mengikuti berbagai les, mengikuti magang, mencari universitas dan jurusan untuk melanjutkan S2 atau mencari pekerjaan ketika setelah lulus, semuanya nggak ada yang salah maupun benar, kok. Setelah lulus, kamu bisa mengejar apapun yang kamu inginkan dan cita-citakan.

Sayangnya, banyak dari mahasiswa yang memiliki mindset yang dapat mempengaruhi mereka dalam mengejar cita-cita mereka. Kebanyakan, mindset ini lebih menarik para mahasiswa baru ini takut mencoba hal baru, nggak percaya pada dirinya sendiri bahkan ada juga yang malah menjadi malas atau takut untuk mengejar cita-cita mereka. Biasanya, mindset ini terbentuk karena adanya obrolan yang terjadi di masyarakat. Tanpa disadari, karena seringnya hal tersebut dibicarakan di masyarakat, akhirnya, para mahasiswa mempercayainya, padahal belum tentu, nih, hal yang dibicarakan itu benar.

Nah, mindset yang dapat membuatmu enggan mengikuti suatu hal yang baru, mindset yang dapat membuatmu malas mengejar cita-cita dan sebagainya, perlu banget untuk kamu hilangkan. Hmm... Memangnya mindset yang mana, sih, yang harus kamu hilangkan?

1. Dalam mencari pekerjaan, selama ada orang dalam akan menjadi mudah

Saya nggak bisa bilang kalau di Indonesia yang namanya praktik nepotisme atau "kekuatan orang dalam" sudah nggak ada lagi. Di beberapa perusahaan, pasti, hal yang kayak gini pastinya masih berlaku. Sebenarnya, apa, sih, orang dalam itu? Well, orang dalam adalah kenalan yang kamu miliki di suatu perusahaan. Biasanya, orang dalam ini bisa membantumu masuk ke dalam perusahaan tersebut tanpa diadakannya tes atau saringan masuk untukmu.

Well, memang di beberapa perusahaan masih diberlakukan hal seperti ini, namun, nggak semua perusahaan melakukan hal ini, kan? Maka dari itu, daripada kamu mengharapkan kekuatan dari orang dalam, mending kamu mengandalkan kekuatanmu sendiri. Mulai dari sekarang, cobalah untuk asah kemampuanmu baik itu soft skill maupun hard skills.

orang dalam

Lagi pula, ketika kamu masuk sebagai pegawai di suatu perusahaan karena orang dalam, kamu nggak akan merasa tentang untuk melakukan segala pekerjaanmu sebaik mungkin. Plus, bisa saja, lho, orang-orang di sekitarmu mengekspektasikanmu sesuatu tetapi karena berkat orang dalam, akhirnya kamu bisa masuk meskipun kamu nggak memenuhi ekspektasi dari orang-orang. Nggak enak banget, kan?

2. Yang penting harus kerja dulu, terserah pekerjaannya apa

Sebagai lulusan baru, nggak terlalu picky alias nggak terlalu milih-milih merupakan suatu hal yang bagus, lho. Tandanya kamu memang ingin mencoba berbagai hal yang belum pernah kamu coba sebelumnya. Tetapi, jangan sampai kamu berpikir bahwa mencari pekerjaan itu susah dan akhirnya kamu memilih untuk asal dalam mencari pekerjaan dan mementingkan kamu diterima bekerja.

Well, memang mencari pekerjaan itu susah, tapi bukan berarti kamu harus mengambil demua pekerjaan. Setidaknya, kamu harus tertarik dengan pekerjaan tersebut. Kalau kamu memiliki ketertarikan terhadap pekerjaan tersebut, seenggaknya, kalau kamu mengalami kesulitan, kamu akan merasa lebih percaya diri dan nggak gampang putus asa.

3. Pokoknya harus cari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan sebelumnya

Banyak dari teman-teman saya yang memiliki idealisme bahwa bekerja itu harus sesuai dengan jurusan. Well, menurut saya, nggak masalah sih kalau kamu mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusanmu sebelumnya. Namun, jangan terlalu idealis. Kalau kamu sudah setengah tahun dan lebih parahnya setahun masih belum juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusanmu, maka, alihkan tujuanmu.

Mau bagaimana pun, kamu harus memiliki rencana B ketika rencana A-mu nggak terlaksana dengan baik. Nah, rencana B-mu ialah mencari pekerjaan yang mungkin sedikit nggak sesuai dengan jurusanmu sebelumnya. Misalnya, nih, kamu lulusan ilmu antropologi. Kamu ingin sekalo bekerja menjadi peneliti sosial. Namun, karena sedikit lowongan yang tersedia, kamu harus berusaha mengubah tujuanmu. Kamu bisa mencari pekerjaan yang masih ada hubungannya dengan Jurusan Antropologi seperti HR bagian pengembangan staff, market researcher, UI/UX Designer dan sebagainya

Well, karena dalam satu jurusan, kamu akan belajar banyak hal, seperti hard skill maupun soft skill, maka dari itu, gunakan hal tersebut sebaik mungkin. Saya merupakan mahasiswa lulusan Jurusan Sosiologi, namun, saya mencoba untuk mendaftarkan diri pada bagian pengembangan pegawai. Pada akhirnya, saya diterima dipekerjaan ini dan ternyata, ilmu yang saya pelajari pun dapat digunakan di jurusan ini. Seru, kan?

4. Harus kerja di startup karena gajinya gede dan kerjanya fleksibel

Well, memang, sih, sebagian besar startup memberikan gaji yang cukup banyak untuk para pegawainya. Namun, hal ini pun sebenarnya setimpal dengan pekerjaannya. Lho? Bukannya pekerjaannya fleksibel? Ya... Iya, sih, fleksibel.

Sebenarnya, pekerjaan yang fleksibel disini memiliki arti yaitu kamu nggak akan tahu kapan muncunya workload yang besar. Bisa saja saat kamu pulang, pekerjaanmu malah menjadi lebih banyak tiba-tiba. Atau, ketika malam minggu, tiba-tiba bosmu meneleponmu untuk mengerjakan pekerjaan yang super banyak. Nah, ini yang sebenarnya dimaksud kerja yang fleksibel.

Maka dari itu, gaes, sebelum kamu berpikir bahwa kerja di startup gajinya gede, waktu yang fleksibel dan segala pemikiran tentang enaknya bekerja di startup, coba deh untuk pikirkan kembali, apa benar? Daripada merasa di PHP-in, mending cari tahu dulu, yuk, bagaimana bekerka di startup.

5. Melanjutkan S2 karena bingung mau memilih pekerjaan apa

Hmm... Banyak, lh,o teman-teman saya yang melanjutkan S2 karena mereka bingung mau bekerja sebagai apa di kemudian hari. Ya, bisa dibilang melanjutkan studi merupakan suatu alasan untuknya agar nggak cepat-cepat masuk ke dunia kerja.

ambil s2

Nah, yang kayak gini, nih, salah banget. Mau kamu langsung bekerja setelah lulus S1 ataupun bekerja setelah S2, ujung-ujungnya, kamu tetap akan bekerja kemudian. Kalau kamu berpikir seperti ini, yang ada, kamu akan merasa terbebani ketika kamu sudah harus bekerja.

***

Yap, itulah lima mindset yang sering sekali hinggap dipemikiran para lulusan baru. Tanpa kamu sadari kelima hal yang sudah disebutkan di atas merupakan suatu hal yang sering banget dibicarakan oleh masyarakat ataupun di kalangan mahasiswa, kan? Nah, ternyata kelima hal yang sering dibicarakan ini bisa saja menarik dirimu untuk berkembang dan akhirnya, kamu pun akan kesulitan dalam mengembangkan dirimu sendiri.

Maka dari itu, gaes, kelima hal di atas wajib banget untuk kamu hilangkan kalau kamu ingin mengejar cita-citamu dan juga kesuksesan. Semangat terus, ya, dalam mengejar cita-cita dan pengembangan diri!

Baca juga:

(Sumber gambar: aarp.org, irishtimes.com, sgtbcw.org)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 22 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1