Bulan Desember adalah bulannya musim Natal. Itu mah nenek-nenek juga tahu, ya? Weits, ternyata jangankan nenek-nenek. Sejak awal bulan ini, keponakan saya yang baru berumur dua tahun aja tahu, lho, bahwa musim Natal sudah datang. Padahal nggak ada yang ngasih tahu, dan sebagai catatan, keluarga kami nggak merayakan Natal.

Kok bisa? Gampang banget, sob. Datang aja ke mal! Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, perayaan hari besar a-pa-pun paling kelihatan meriah di mal, termasuk hari besar Natal.

Jadi, di bulan Desember ini, nenek-nenek sampai balita aja bisa tahu bahwa Natal sudah mau datang kalau mereka main ke mal, karena di sana pasti ada ciri-ciri standar (banget) berikut ini:

1. Dekorasi Natal standar

… yaitu dekorasi berunsur Sinterklas, kereta Sinterklas lengkap dengan rusanya, salju, kado, mainan, pohon Natal (the bigger, the better!) malaikat, nativity scene alias adegan kelahiran Tuhan Yesus, boneka serdadu nutcracker, dan boneka jahe. Ke-te-bak. Pengen, deh, sekali-kali lihat tema kreatif yang nekat nggak nyambung. Natal di Luar Angkasa, mungkin? Natal di Bawah Laut? *lalu ditelen paus*

2. Atraksi salju-saljuan

Budaya populer Natal memang besar di negara-negara empat musim. Sinterklas aja berasal dari Kutub Utara, ya ‘kan? Otomatis, Natal identik banget dengan hawa dingin musim salju. Sementara di negara tropis ini, kita nongkrong di ruangan ber-AC aja tetap bisa keringetan. Boro-boro ada salju.

Maka setiap menjelang Natal, beberapa mal besar mencoba memuaskan hawa nafsu dan rasa penasaran masyarakat Indonesia akan salju, dengan cara menghadirkan atraksi permainan yang “kesalju-saljuan”, seperti rink ice skating (yang esnya seret) dan arena bermain “salju” (yang sebenarnya terbuat dari es serut dan gampang butek. Kalau kita bawa sirop, mungkin es serutnya bisa sekalian dicemil, ya!)

3. “Winter outfit”

Karena budaya Natal identik dengan musim dingin, mal, tuh, hobi banget menciptakan ilusi bahwa Indonesia seakan-akan ikut memasuki musim dingin. Selain dengan bikin atraksi salju-saljuan (baca poin nomor dua), berbagai fashion retail di mal juga hobi mempromosikan winter outfits ke para pengunjung.

Oke, lah, sweater yang lembut dan tebal kayaknya cozy dan asik aja saat dipakai di dalam mal yang full-AC. Tetapi begitu winter outfits ini dibawa ke realita udara Indonesia yang sebenernya… ketek banjir keringat, sob!

Gerah, brooo...

4. Berbagai penampilan khusus

Tiga jenis penampilan yang hampir selalu ada adalah paduan suara lagu-lagu Natal, pertunjukan drama, dan jumpa fans Sinterklas yang-kurang-realistis karena perutnya agak kurus dan jenggotnya mencong kelonggaran. Ciyan…

5. Pesta diskon!

Satu kata: hore!

6. Michael Buble is Coming to Town

Miris nggak, sih, jadi Michael Buble? Punya suara bagus, tapi populernya cuma setahun sekali, yaitu saat lagu-lagu Natalnya dikumandangkan di penjuru mal *puk puk Michael Buble*

7. Lagu Natal oldies

Ngomong-ngomong soal lagu, kayaknya seluruh mal di Indonesia beli CD kompilasi lagu Natal yang sama, ya? Soalnya, di semua mal, lagu-lagu background yang diputar pasti itu-itu aja, yaitu lagu-lagu Natal oldies yang pertama kali dipopulerkan pada tahun 1940an-1960an seperti Jingle Bell Rock, Have Yourself A Merry Little Christmas, White Christmas, It’s The Most Wonderful Time of The Year, Feliz Navidad, Let It Snow, dan meskipun bukan termasuk golongan lagu oldies, All I Want For Christmas is You-nya Mariah Carey.

Pasti itu-itu aja! Pasti! Sepasti matahari terbit di timur, terbenam di barat!

Wahai, mal, coba sekali-kali putar lagu-lagu Natal yang berirama padang pasir, sebagai variasi. Mungkin awalnya pengunjung mal-nya syok, tapi siapa tahu malah trus flashmob gambusan.

8. Topi “wajib” pegawai

Menjelang Natal, hampir semua pegawai di mal “wajib” memakai topi yang sama, yaitu topi Sinterklas. Dan biasanya, menjelang akhir shift mereka, para mz dan mbk tersebut mulai garuk-garuk kepala karena kegerahan dan kegatelan. Huft.

9. Starbucks' famous red cups

Starbucks, salah satu franchise coffee shop favorit anak muda se-Indonesia, memang rutin mengeluarkan menu minuman khusus setiap hari besar, termasuk Natal. Dua menu Natal yang paling jadi favorit adalah Peppermint Mocha dan Toffee Nut Latte, dihadirkan di dalam gelas edisi khusus berwarna merah.

Trus, mungkin karena judulnya “limited edition” (kayak Julia Perez ajaaa…), minuman edisi Natal ini selalu nge-hits! Semakin mendekati Natal, boanyak postingan Instagram, Snapchat, Twitter, dan Facebook yang berupa foto tangan sedang memegang gelas berisi minuman limited edition ini. Duh, jangan-jangan cuma minjem gelas temannya…

***

Anyways, yang terpenting adalah jangan sampai lupa ya, sob, sama semangat perayaan Natal dan “kesucian” hari besar ini. Jangan terlena sama komersialisasi, hura-hura, dan belanja kadonya aja, oke? Happy holidays!

(sumber gambar: starbucks.com.sg, beheadingboredom.com, alux.com, tribunnews.com, picocleaners.com, says.com, playbuzz.com, bali.tribunnews, okezone, gofreedownload.com, abc.net.au)