Kriminologi

Basically di Kriminologi kita bakal belajar semua tentang kejahatan. Secara sederhana 4 aspek utama kejahatan; kejahatan, korban, pelaku, dan reaksi masyarakat. Untuk kejahatan itu sendiri, kita bakal banyak belajar tentang jenis-jenis kejahatan, mulai dari kejahatan konvensional (mis: pembunuhan, pencurian, dsb), kejahatan jalanan, kejahatan white collar, kejahatan lingkungan, sampe kejahatan transanasioal dan cyber. Untuk korban kejahatan kita bakal belajar mengenai perkembangan perlindungan korban, hak-hak yang sebenernya dimiliki dan gimana berbagai negara memperlakukan korban kejahatan selama ini. Bertolak belakang dengan itu, waktu kita mempelajari pelaku kejahatan, kita mencoba memposisikan diri sebagai pelaku juga. Kita belajar banyak teori tentang 'alasan' atau faktor apa yang mendorong seseorang bisa melakukan kejahatan. Terakhir, untuk reaksi masyarakat terhadap kejahatan kita bakal belajar mengenai hukum pidana dan sistem peradilan pidana.

Waktu kecil saya bercita-cita menjadi seorang pemberantas kejahatan, dalam pandangan yang saya lihat, pemberantas kejahatan adalah polisi. Seiring dengan berjalannya waktu, saya melihat bahwa pemberantas kejahatan tidak hanya polisi, tetapi dapat menjadi hakim, jaksa, detektif, dll. Melihat bahwa fisik saya tidak memungkinkan untuk menjadi polisi, sehingga mencari jalan lain untuk mencapai cita-cita saya. Saat SMA saya sudah berencana masuk jurusan IPS tanpa mencoba untuk pindah ke IPA. Pada waktu itu, saya melihat Indonesia mengalami darurat korupsi, sehingga timbul keinginan untuk menjadi penegak hukum, khususnya memberantas korupsi. Kemudian waktu itu saya masih berminat ingin kuliah Hukum. Lalu saya mengetahui kriminologi melalui sosialisasi tentang UI di sekolah saya. Salah satu alumni SMA saya menyebutkan bahwa dia jurusan Kriminologi, mendengar kata itu saya menjadi penasaran dan mencari tahu apa itu Kriminologi. Sejak saat itu saya tertarik dengan jurusan itu, dan berniat untuk menjadi pilihan utama pada SNMPTN. Sayangnya pada waktu pengumuman SNMPTN, saya tidak lolos, dan terus lanjut berjuang di SBMPTN. Pada SBMPTN saya tidak kembali memilih Kriminologi UI karena perasaan 'minder', bahwa UI adalah Universitas yang terlalu tinggi untuk saya, lalu saya memilih Hukum. Sembari menunggu pengumuman, ada ujian SIMAK UI dan saya mengikutinya. Lagi-lagi saya utamakan jurusan Kriminologi. Kemudian pengumuman pun tiba, saya lolos keduanya, SBMPTN di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, lalu SIMAK di Kriminologi UI. Satu langkah menuju cita-cita saya terwujud, dan saya bingung memilih diantaranya keduanya. Setelah berpikir matang-matang, saya memutuskan untuk mengambil UI, dengan alasan; UI adalah Universitas yang besar dan tentunya berkualitas, dan profesi yang dihasilkan dari lulusan Hukum sudah terlalu banyak dan saya memutuskan untuk menjadi pemberantas kejahatan di bidang lain.

HAM dalam Perspektif Kriminologi,Filsafat Kriminologi,Viktimologi,Perempuan dan Keadilan,Perlindungan Anak,Penologi,Bisnis dan Kejahatan White-Collar,Kejahatan Transansional dan Globalisasi,Strategi Pencegahan Kejahatan,Analisa Resiko Kejahatan,Psikologi Kriminal,Penegakkan Hukum dan Kejahatan Lingkungan

Sosiologi;Ekonomi

Jenis-jenis tugas kuliah yang sering diberikan adalah melakukan review artikel jurnal dan tugas laporan turun lapangan. Sedangkan untuk jenis ujian biasanya terbagi atas sit in atau take home. Sit in bisa dilakukan secara close book, open book, maupun open source (boleh mencari jawaban di internet, menggunakan laptop atau hp) dan untuk take home biasanya berbentuk paper atau makalah, dilakukan secara individu maupun kelompok.

Penegakkan Hukum,Jurnalistik,Kejahatan Transnasional

Semester 5

Pada dasarnya, jika bertanya “mau jadi apa kamu kalau sudah lulus nanti?” jawabannya adalah banyak. Latar belakang pendidikan hanya menjadi sepersekian pertimbangan perusahaan ataupun institusi saat ingin melamar pekerjaan. Soft skill dan pengalaman lah yang dibutuhkan. Namun, jika pekerjaan kamu ingin sejalur dengan latar pendidikan, lulusan Kriminlogi dapat pekerja di Kementerian Hukum dan HAM, Kepolisian, Badan Narkotika Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, bahkan menjadi jurnalis sekalipun baik di media cetak maupun di pertelevisian.

- Instansi pemerintahan seperti BNN, BNPT, KPK, Komnas HAM, Komnas Perempuan, Lapas, bidang Kepolisian, bea cukai, dll. - LSM seperti LBH, WWF Indonesia, Walhi, Green Peace, ECPAT, - Lembaga mandiri/swasta seperti ICW, LPSK, maskapai penerbangan, media cetak/online, dan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manajemen risiko

-Memahami dan mengolah informasi berupa kata-kata (termasuk memahami bacaan, mengungkapkan ide lewat tulisan dan ucapan) -Daya Ingat Kuat/Mudah Menghafal -Kemampuan memilah informasi ke dalam kategori tertentu