Rekruter

Human rescourse executive di Nutrifood, salah satu perusahaan makanan dan minuman nasional di Indonesia. Secara lebih khusus aku bertanggungjawab di bagian recruitment.

Secara umum, tugasku adalah memenuhi kebutuhan karyawan di setiap departemen/divisi di Nutrifood. Bukan kebutuhan sandang, pangan, papan yah :p, tapi misalnya satu departemen butuh karyawan baru, aku dan tim yang bertugas untuk mencari dan menemukan karyawan tersebut. Gampangnya kita kayak "biro jodoh" lah ya hehehehe Tugas utamaku (sebagai "biro jodoh") bisa dibagi dalam 3 kategori besar, yaitu: 1. Sourcing Setelah memperoleh deskripsi karakteristik yang dibutuhkan oleh suatu divisi/departemen, kami menentukan target-target dan peluru untuk menggaet target tersebut. Misalnya : kuliahnya jurusannya apa, pengalamannya sejauh mana, dkk. Sourcing ini intinya adalah mencari sumber-sumber kandidat yang sekiranya akan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. 2. Selection Kalau sudah mendapatkan sumber targetnya, saatnya kami memilih dari sekian banyak kandidat mana yang paling sesuai. Cara seleksinya bisa macam-macam, paling sering dilakukan adalah dengan dites dan wawancara. 3. Placement Nah, ini adalah bagian yang kadang terlupakan atau tidak dilihat sebagai salah satu pekerjaan dari recruiter. Ternyata tidak berhenti hanya saat dapat karyawan yang sesuai. Kami juga bertanggungjawab untuk penempatannya, bahkan sampai kalau karyawan merasa kurang cocok dengan posisinya sekarang, kami coba menggali potensi apalagi dari karyawan tersebut, sehingga mereka pun merasa fit dengan pekerjaannya. Ingat ya, sebagai biro jodoh, kami dikatakan berhasil jika kedua belah pihak sama sama senang.

Memilih profesi ini simple sih, karena dulu kuliah di psikologi hehehe. Dari dulu sangat tertarik dengan manusia, khususnya perilaku manusia. Setelah "kecemplung" di dunia psikologi, lalu tertarik sama industri. Dan sebagai recruiter lah, aku belajar banyak dengan ketemu orang baru tiap minggunya, belajar tingkah lakunya dkk. Selain emang seneng aja nyari-nyariin jodoh hehehhe

Minat utamanya sih harus seneng sama orang, gak males berinteraksi sama orang lain, mau belajar dari perilaku orang lain. Selain itu, pastinya harus tahu terkait alat tes (yang cuma bisa dipelajari kalau kalian ambil psikologi pas kuliah hehe). Saat kuliah juga sering iku freelance2 jadi tester lumayan membantu sih, jadi kenal alat tes nya makin mendalam hehhe

Tahapannya cukup panjang dan butuh waktu pastinya. Sebagai seorang recruiter kita harus tahu benar apa yang diinginkan oleh perusahaan. Jika berbicara soal hardskill itu mungkin lebih mudah dan terukur ya, namun kalo soal softskill dan culture fit beda cerita. Harus sering berinteraksi sama karyawan existing untuk tahu pola pergaulan dan budaya yg bisa diterima seperti apa, untuk mencari karyawan yang pas dan sesuai.

Aku selalu suka bertemu dengan orang baru dengan karakteristik yang berbeda, namun punya semangat yang sama saat datang pertama kali ke kantor untuk melamar pekerjaan dan tes di Nutrifood. Selalu merasa mereka punya sinar mata berbinar-binar untuk mendapatkan pekerjaan demi masa depannya. Kalau lihat itu, suka merasa punya suntikan semangat kerja yang baru aja.

Mungkin masih banyak yang mengira recruiter hanyalah seleksi, menggunakan alat tes saja. Namun sebenarnya lebih dari itu. Pakai alat tes mungkin semua orang yang belajar bisa. Yang lebih penting adalah kita kenal perusahaan kita lebih dalam dulu sebelum kita bisa merekrut orang. Itu tantangan terbesar dan selalu ada dalam proses seleksi sih.

Hmm.. biasanya orang mikir kalo recruiter itu bisa tahu segala hal tentang kandidat hanya dengan sekali bertemu atau interview. Padahal enggak gituuu :) Kita juga butuh bantuan dari alat tes juga. Terus, kami juga tetap butuh batuan dari user yang nantinya akan menerima karyawan baru tersebut.

Selain harus kuliah di jurusan Psikologi untuk tahu alat tes apa saja yang digunakan, cara interpretasi alat tes dan teknik wawancara yang baik. Profesi recruiter adalah satu profesi yang bisa sukses dengan jalan "learning by doing" dan "seiring berjalannya waktu", jadi tetap harus terus belajar dan perbanyak interaksi dengan orang lain khususnya dengan karyawan yang sudah ada. Kalau sudah, ikut training dan setifikasi juga oke buat terus update sama perkembangan HR saat ini.

Manfaatkan waktu sebaik-baiknya, belajar itu tidak ada batasnya. Belajar tak melulu soal teori, jangan menutup diri.