Teknisi Museum dan Konservator

Konservator adalah sebuah profesi di museum yang memiliki tanggung jawab untuk merawat koleksi museum. Beberapa museum ada yang menambahkan tugas dan tanggung jawab konservator sebagai manajer koleksi. Profesi ini menjadi salah satu profesi yang penting di museum karena konservator memastikan kondisi koleksi dalam keadaan yang baik, menghentikan proses kerusakan, memperbaiki dan mengembalikan kondisi koleksi pada keadaan yang stabil sehingga koleksi museum dapat bertahan selama perjalanan waktu.

Tugas sehari-hari konservator adalah melakukan pemeriksaan terhadap koleksi dan lingkungan di sekitar koleksi (memastikan kondisi suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, radiasi ultraviolet), memeriksa adanya kemungkinan ancaman yang dapat merusak koleksi (serangga, hewan pengerat, infestasi biologis jamur) dan membuat laporan harian.

Profesi konservator masih sangat jarang di Indonesia namun museum memiliki koleksi yang sangat banyak. Keberadaan konservator menjadi tulang punggung museum untuk dapat mempertahankan koleksinya. Kesuksesan sebuah museum dalam mengelola koleksi juga ada di tangan konservator.

Kemauan yang tinggi, tidak mudah bosan karena konservator harus betah berlama-lama menghadapi koleksi melakukan pemeriksaan. Konservator juga dituntut memiliki kemampuan identifikasi dan observasi yang detail. Selain itu, pengetahuan lain seperti kimia, fisika, biologi, matematika juga memberikan pengetahuan tambahan bagi konservator dalam mengidentifikasi dan melakukan treatmen pada koleksi.

Pertama-tama konservator harus memiliki pengetahuan dasar yang meliputi: etika sebagai konservator, prinsip dasar konservasi koleksi, cara membawa koleksi yang benar, dan mampu mendeskripsikan kondisi koleksi dengan baik. Tahap kedua adalah menjadi asisten konservator dimana kita hanya diberikan tanggung jawab membantu konservator senior dalam melakukan treatmen. Tahap ketiga adalah menjadi konservator senior dimana kita memiliki tanggung jawab yang untuk dapat melakukan treatmen pada koleksi seperti restorasi.

Pengalaman berkesan adalah kepuasan ketika seorang konservator berhasil mengembalikan kondisi koleksi pada keadaan yang stabil menurut prinsip-prinsip konservasi yaitu salah satunya adalah keberhasilan konservator dalam memperbaiki koleksi namun dengan menggunakan bahan reversible (bahan tidak permanen) sehingga dapat dihapus/diulang di masa yang akan datang.

Ketersediaan bahan konservan di Indonesia masih sanagt jarang sehingga agak sulit untuk melakukan perbaikan koleksi dengan memenuhi standar konservasi. Kesalahan melakukan prosedur tindakan konservasi kadang juga terjadi akibat tidak jeli dalam melakukan identifikasi.

Konservator sering diidentikan harus memiliki pengetahuan tertentu saja (kimia atau biologi) dan hanya berkutat dengan koleksi namun sebenarnya tidak hanya ini. Konservasi itu meliputi suatu hal yang lebih luas. Konservator tidak hanya melulu melakukan perawatan terhadap koleksi namun juga perlu melakukan kontrol pada lingkungan di sekitar koleksi.

Untuk dapat menjadi seorang konservator perlu melalui tahapan sebagai konservator pratama (tingkat dasar) yang biasanya memiliki latar belakang pendidikan minimal S1. Tahapan kedua adalah menjadi konservator madya yang biasanya memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 dengan pengalaman 2-3 tahun atau S2. Konservator utama biasanya memiliki pendidikan serendah-rendahnya S2. Pada tingkat sebagai konservator utama, kita baru dapat melakukan tindakan perbaikan/restorasi terhadap koleksi.

Fokus pada profesi dan mengembangkan diri untuk mendukung fokus profesi yang Anda lakukan saat ini.