Cari tahu tentang semua jurusan kuliah disini
Temukan pengalaman dan jawaban dari Mentor Rencanamu dan pengguna lain
8 tahun yang lalu
Halo deviana, saya Rosyid. Ingin bantu menjawab ya.
Saya kurang tahu mengenai biaya dan efektivitas belajar kedokteran di Jerman. Tapi, saya perlu tahu dulu, apa tujuan kuliah kedokteran di Jerman? Kalau nantinya ingin bekerja sebagai dokter di Jerman atau ingin menjadi peneliti di Jerman atau Indonesia, memang lebih bagus kuliah di sana karena ilmu dan teknologinya lebih maju. Tetapi, kalau ingin bekerja sebagai dokter/klinisi di Indonesia, lebih baik kuliah di Indonesia saja. Kenapa?
Ilmu kedokteran tidak terlepas dari ilmu tentang penyakit. Nah, tiap negara memiliki persebaran penyakit yang berbeda-beda. Jadi, banyak sekali penyakit tropis yang memang banyak di Indonesia, namun tidak dipelajari di Jerman karena memang kasus di sana sangat jarang atau bahkan tidak ada. Jadi, kalau ada dokter lulusan Jerman atau negara lain yang ingin bekerja di Indonesia, mereka harus mengikuti program adaptasi di FK tertentu di Indonesia.
Semoga membantu :)
8 tahun yang lalu
Halo (lagi) Aifatul!
Kalau baru selesai koas, ada ujian UKMP2DG. Nah kalau itu ga lulus, harus ikut di periode berikutnya 3-6 bulan kemudian. Lalu setelah itu dapat Surat Izin Praktik dan Surat Tanda Registrasi yang perlu diperbaharui 5 tahun sekali. Pembaharuan ini ga perlu ujian lagi asalkan jumlah kredit profesi yang didapat selama 5 tahun itu memenuhi syarat. Kalau kredit profesinya kurang, baru perlu ujian lagi. Kredit profesi ini didapat dari praktik, bakti sosial, penelitian, dan lain-lain.
Semoga menjawab ya :)
8 tahun yang lalu
Halo Alifatul!
Di FKG yang banyak itu hafalan dan materi keterampilan teknis dokter gigi skill. Hitungan ada di beberapa mata kuliah saja seperti orto (kawat gigi). Banyaknya biaya itu relatif ya, tapi memang ada alat-alat yang perlu dibeli saat kuliah. Alat-alat ini nanti bisa kamu pakai setelah lulus juga kok jadi anggap saja investasi. Selain itu, yang juga banyak diperlukan adalah kegigihan dalam berjuang, mental yang kuat, dan doa.
Dari mulai masuk kuliah sampai disumpah jadi dokter gigi kira-kira butuh 6-7 thn. Kalau sudah jadi dokter gigi dan dapat surat izin praktik bisa buka praktik di rumah kok.
Semangat ya!
8 tahun yang lalu
Halo Mitha!
Kalau mau ambil psikologi forensi ya tentu saja kuliahnya Psikologi. Sementara itu kalau mau ambilnya Kedokteran Forensik kuliahnya Kedokteran. Kamu sendiri, mau yang mana? Yang jelas, baik di Psikologi maupun Kedokteran spesialisasi Forensik ini baru dipelajari mendalam di jenjang magister/S2/spesialis. Jadi waktu S1 hanya perkenalan saja.
Semoga membantu :)
8 tahun yang lalu
Kuliah kedokteran itu memang bervariasi pembiayaannya terutama bergantung di univeraitas yang dipilih. Misal Universitas negeri atau swasta, kelas reguler atau internasional, dan lain sebagainya. Jadi, ada yang relatif murah sampai relatif mahal sekali juga ada. Nah, semua informasi pembiayaan biasanya sudah dicantumkan kok, nah beberapa kampus memang ada yang pembiayaannya bertahan seperti uang praktikum, uang ujian berbeda beda. Namun, pengalaman saya di kampus semua pembiayaan sudah tercakup dalam. Pembiayaan semester, tidak ada biaya tak terduga yang terlalu besar mungkin untuk beli buku tapi hal ini tidak bersifat wajib karena sekarang sudah ada fasilitas ebook, journal, perpustakaan dll.
Untuk lama kuliah kedokteran mungkin memang terkadang relatif lebih lama tapi sebenernya mahasiswa kedokteran melalui tahap S1 dilanjutkan dengan profesi sehingga 1-2 tahun lebih lama daripada teman teman S1 lainya
Untuk kesulitan kuliah di FK, pasti jadi tantangan tersrndiri tergantung cepatnya beradaptasi dengan lingkungan kampus karena sangat berbeda dari Saat SMA. Tapi, kesulitan sebenernya bukan cuma di FK tapi di semua fakultas tinggal diri kita sendiri yang mengatur ritme belajar. Kalau pengalaman saya sendiri rasanya yang tersulit itu memang pas pertama kali masuk FK setelahnya di dalamnya malah sangat menyenangkan apalagi kita punya pembimbing akademik, kakak kelas yang siap membantu jadi ya pasti ada kesulitan tapi bisa dilewati kok :)
8 tahun yang lalu
Halo Khalid!
Saya senang sekali kamu sudah browsing tentang jurusan yang kamu minati :) Lanjutkan ya!
Program S1 Statistika memang baru dibuka di UI pada tahun akademik 2015/2016 sehingga informasi tentang itu belum konsisten. Kalau saya lihat di situs Matematika UI dan Statistika UI, keduanya menawarkan mata ajar aktuaria. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan terkini, kamu bisa langsung menghubungi sekretariat jurusan terkait atau mencari informasi mengenai open house jurusan tersebut. UI juga biasanya mengadakan Bedah Kampus UI di mana kamu bisa mendapat informasi mengenai berbagai jurusan di UI.
Selamat mencari informasi dan semoga sukses!
8 tahun yang lalu
Halo Syifa!
Wah, pertanyaan ini sebetulnya kamu sendiri yang bisa menjawab hehehe.. Ada banyak hal yang bisa dipertimbangkan dalam memilih pekerjaan. Nah, hal apa yang penting untukmu? Apakah yang penting untukmu adalah kesenangan saat menjalaninya, imbalan finansial yang tinggi, lokasi pekerjaan, atau apa? Buatlah daftar hal-hal yang menurutmu penting atau kamu inginkan dalam pekerjaan kemudian cocokkanlah dengan pilihan yang ada. Mudah-mudahan dengan begitu kamu bisa memilih antara pemandu wisata dan dokter ya :)
Untuk tips lain dalam memilih profesi, kamu bisa baca di http://www.youthmanual.com/post/dunia-sekolah/persiapan-kuliah/menggunakan-analisa-swot-untuk-menentukan-jurusan-kuliah-karir-dan-jodoh dan http://www.youthmanual.com/post/dunia-kerja/karier/bingung-mau-berkarier-apa-lihat-kepribadian-mbti-kamu-dulu-dong ya.
Semoga membantu :)
8 tahun yang lalu
hai dita, saya coba bantu jawab ya. Kuliah itu tidak seperti sekolah di SD, SMP, ataupun SMA. Kuliah di kedokteran untuk kurikulum sekarang lebih membutuhkan pembelajaran mandiri atau student centered, kita sendiri yang harus bisa mengatur dan membagi waktu.
Sistem pembelajaran di Kedokteran terbagi 2 tahap , Tahap pertama untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. Di tempat saya, pada tahap pertama ini setiap blok terdiri dari kuliah, praktikum, PBL (Problem based learning) diskusi kelompok dengan membahas suatu permasalahan, CSL (Clinical Skills Lab) keterampilan klinik: misal pengambilan darah, pemeriksaan tekanan darah, dsb.) Tugas praktikum bisa dikerjakan setelah praktikum selesai (disiasati mengerjakan bersama teman kelompok/belajar) intinya mengerjakan tugas jangan pernah ditunda sampai akhirnya menumpuk. Gaya belajar biasanya tiap orang berbeda, Kalau dulu saya menyiasati untuk mengulang pelajaran pada malam hari atau pagi dini hari (tapi saya masi bisa tetap tidur nyenyak lhoo). :)) kalau kita sudah berhasil di tahap pertama ini, di tahap kedua akan lebih mudah dijalani.
Tahap kedua yaitu Koass (praktek di RS) di sini sudah tidak ada praktikum lagi, kalau tugas masih ada :)) tapi dengan bekal imu yang sudah dipersiapkan pada saat duduk di bangku kuliah, pada saat koass kita tinggal mengaplikasi, me-recall ilmu tersebut,
dan selama saya masih menjadi mahasiswa, saya bisa lulus tepat waktu, masih bisa ikut organisasi, dan juga masih bisa jalan-jalan.
Kuliah kedokteran tidak menakutkan, semua butuh niat dan semangat asal kita sudah bisa menjalaninya dengan enjoy dan menemukan celahnya, tidak akan memberatkan tetapi justru menyenangkan. :))
8 tahun yang lalu
Halo Almas!
Mengenai SNMPTN lintas jurusan silakan baca artikel-artikel ini ya..
- http://www.youthmanual.com/post/dunia-kuliah/kehidupan-mahasiswa/gimana-sih-peluang-kesuksesan-snmptn-lintas-jurusan
- http://www.youthmanual.com/post/dunia-kuliah/kehidupan-mahasiswa/anak-ipa-daftar-jurusan-ips-di-snmptn
Semoga membantu :)
8 tahun yang lalu
hai arina, saya coba jawab ya..
untuk fakultas kedokteran dimana saja pasti jauh lebih lama dibandingkan dengan jurusan lain. untuk penyelesaian sekolah kedokteran sampai menjadi dokter kurang lebih 5tahun (minimal), lain halnya jika kita sudah dokter ingin mengambil s2 di luar negeri (minimal 2th)
kalau kita sekolah di luar negeri tetapi ingin bekerja kembali di indonesia mungkin bisa dibilang "rugi" dalam segi ilmu mengenai penyakit-penyakit, sebagau contoh penyakit typhoid (tipes) mungkin di Indonesia hal yang biasa tetapi belum tentu sering ditemukan di luar negeri. Indonesia banyak sekali penyakit-penyakit tropis yang bisa kita temui setelah kita mempelajari mengenai penyakit tersebut dari textbook yang ada. di luar negeri kita bisa saya mempelajari tetapi belum tentu menemukan penyakit tersebut secara langsung.
selain itu juga, untuk dokter lulusan luar negeri akan dikenai program penyetaraan atau adaptasi di fk tertentu di Indonesia dan juga ada ujiannya kembali.
kalau untuk keunggulan mungkin dalam hal fasilitas jauh lebih unggul dan modern apalagi kalau adik berminat menjadi peneliti disana.
semoga jawabannya dapat membantu ^_^