Kepanjangan dari Ospek apa, sih? Kepanjangannya adalah Orientasi dan Pengenalan Kampus. Kedengarannya “baik-baik” aja, ya. Meskipun begitu, Ospek masih identik dengan perploncoan. Trus, pada prakteknya, di beberapa kampus, memang masih ada kekerasan dalam Ospek. Minimal suara bentakan kakak-kakak senior yang annoying masih suka berkumandang, ditambah dengan tugas-tugas yang bikin kamu gagal paham saking anehnya. Pokoknya, nggak ada Maba yang hepi dengan Ospek yang modelnya masih begini. Pantas aja Ospek ditentang habis-habisan oleh mantan mentri pendidikan, Anies Baswedan!

Tapi walaupun Ospek model begitu bikin capek dan ngeselin, saya sendiri tetap bersyukur pernah di-Ospek, lho, gaes. Karena menurut saya, Ospek itu masih punya beberapa manfaat.

1. Ospek membuat Maba lebih mengenal jurusan dan budaya kampus

Dalam setiap Ospek, pasti ada sesi pengenalan jurusan, dimana seniormu akan memperkenalkan jurusanmu dengan lebih jauh. Nah, hal ini berfaedah banget, gaes. Sebenarnya sebelum kamu mulai kuliah, pasti kamu sudah cari info tentang jurusanmu. Tetapi info yang kamu dapatkan paling hanya info-info formal. Bagaimana dengan info informalnya? Apakah kamu tahu, bagaimana cara lulus di kelasnya Pak X yang terkenal pelit nilai? Atau apakah kamu tahu, warteg sekitar kampus yang paling enak tapi murah dimana? Info-info kecil tapi penting ini bakal kamu dapat saat Ospek.

Ikutan Ospek juga membuat kamu lebih kenal budaya kampusmu, lewat kakak-kakak senior. Soalnya, gimanapun juga, Ospek tiap kampus itu berbeda-beda, sesuai dengan budaya tiap kampus. Jadi setelah Ospek, diharapkan kamu bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya kampus.

2. Ospek mempersiapkanmu untuk menghadapi perkuliahan

Tugas-tugas selama Ospek itu biasanya nggak hanya banyak, tetapi juga aneh-aneh, dengan deadline yang super mepet. Memang menyebalkan, tetapi sebetulnya, itulah cerminan dunia perkuliahan yang akan kamu alami selama bertahun-tahun.

Saya inget banget, dulu, setiap hari selama Osepk, saya selalu mendapat tugas. Eeh, saat kuliah, saya juga selalu mendapat tugas rutin, yaitu membuat tiga laporan praktikum dalam seminggu. Dikumpulinnya tidak boleh terlambat, karena kalau terlambat, nilainya akan dikurangi. Itu baru tugas rutin, ya! Belum tugas-tugas lainnya.

Saya juga pernah mendapat tugas bikin paper, tetapi temanya lintas bidang ilmu. Sehingga meskipun saya mahasiswa Biologi, saya harus baca-baca jurnal ilmiah Geologi.

Intinya, seperti tugas saat Ospek, tugas dalam perkuliahan pun sangat menantang dan menuntut kita untuk kreatif dan berjuang keras.

3. Ospek membuat kamu cepat dapat teman baru

Terutama buat kamu yang mahasiswa rantau, Ospek bisa sangat membantu kamu cepat dapat teman baru. Ketika Ospek, biasanya kamu akan tergabung dalam kelompok, dan kamu harus mengerjakan tugas dan melakukan aktivitas Ospek bareng anak-anak kelompokmu ini. Walau baru satu atau dua hari di kampus, kamu pasti bakal seneng, deh, karena bisa dapat kenalan baru. Sedih, lho, kalau jadi mahasiswa yang apa-apa harus sendirian! #curcol

4. Ospek membuat kamu kenal dengan kakak kelas

Kenal dengan senior—apalagi kalau bisa berteman dengan mereka—punya banyak manfaat, lho. Kamu bisa pinjam buku-buku atau modul-modul kuliah mereka yang sudah nggak terpakai. Saya juga dulu dapat pinjaman buku dari kakak kelas karena perkenalan lewat Ospek, lho. Lumayan ‘kan kamu bisa menghemat uang buku!

(sumber gambar : anakui.com, permateta.tp.ugm.ac.id, pelikan12345.wordpress.com)