TOSS, Inisiatif Keren STT PLN & Mahasiswa Untuk Listrik Kerakyatan dan Mengurangi Sampah
- Sep 20, 2018
- Fatimah Ibtisam
Gaes, pernah dengar tentang Listrik Kerakyatan? Listrik Kerakyatan adalah listrik yang dikelola oleh rakyat (yup, bisa jadi termasuk saya dan kamu) dengan memanfaatkan teknologi yang relatif murah dan mudah. Nah, institusi pendidikan Sekolah Tinggi Teknik PLN lah yang menggagas Listrik Kerakyatan. Mereka juga membuat proyek TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) di mana mahasiswa turut berpartisipasi. Baca lebih lanjut untuk melihat betapa kerennya ide TOSS dan Listrik Kerakyatan.
Listrik Kerakyatan STT PLN
Gaes, banyak tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan kondisi kelistrikan saat ini, seperti:
*Saat kita sudah “heboh” dan protes keras gegara 1–2 jam mati lampu, masih ada masyarakat yang bahkan belum menikmati listrik, khususnya di daerah terpencil.
*Bagi sebagian masyarakat, biaya listrik terasa mahal.
*Segelintir perusahaan besar menguasai pembangkit listrik, sehingga keuntungan mengalir pada mereka. Ini merupakan salah satu bentuk ketimpangan.
*Listrik yang dipakai tidak ramah lingkungan dan sumbernya terbatas, yaitu terbanyak bersumber dari batu bara, disusul gas serta diesel. Sementara sumber listrik terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio), dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hanya 12 persen dari keseluruhan.
* Berkaitan dengan poin sebelumnya, maka saat ini sumber tenaga listrik seperti batu bara dan gas semakin menipis. Kalau terus mengandalkan energi takterbarukan maka Indonesia bakalan mengalami krisis listrik.
*Target pemerintah menyediakan listrik 35,000 MW belum terpenuhi, dan masih mengandalkan modal besar.
* Selain itu pemerintah memiliki target menaikkan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk listrik menjadi 23 persen (saat ini masih 12 persen).
Untuk menghadapi tantangan tersebut serta memperkuat ketahanan listrik nasional muncul lah gagasan Listrik Kerakyatan. Dalam Listrik Kerakyatan pemikiran bahwa listrik dikuasai dan dikelola oleh perusahaan besar, sementara warga hanya sebagai konsumen mesti diubah.
Dengan konsep Listrik Kerakyatan rakyat dapat memegang kendali dengan mengelola tenaga listrik. Skalanya proyeknya kecil, tapi warga yang mengelola lebih meluas sehingga banyak orang bisa ikutan menikmati keuntungannya.
Penerapannya gimana?
Kalau biasanya satu perusahaan membangun pembangkit listrik, maka kini ada 1000 warga yang bahu membahu mengerjakan pembangkit listrik dengan biaya lebih murah, lebih mudah dan cepat dikerjakan, serta lebih ramah lingkungan karena pakai sumber energi terbarukan.
Lantas, gimana aplikasi Listrik Kerakyatan tersebut? Salah satunya dengan program TOSS.Simak penjelasannya berikut ini.
Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS)
TOSS merupakan salah satu ide kreatif STT PLN sebagai perwujudan Listrik Kerakyatan. Inti proyek ini adalah mengolah sampah rumahan hingga menjadi sumber listrik yang bisa menopang kebutuhan listrik masyarakat setempat. Canggih nggak, tuh?
Di sini bisa kita lihat kelebihan program tersebut. Pertama, TOSS memanfaatkan sampah sehingga bisa menjadi solusi sampah yang menumpuk. Kedua, nggak memerlukan banyak biaya, tinggal kompakan mengumpulkan sampah. Dan ketiga, relatif mudah dilakukan. Semua itu sesuai banget sama prinsip Listrik Kerakyatan.
Memang sih, kalau dibanding pembangkit listrik konvensional yang bisa memasok listrik sangat besar dan dapat memenuhi kebutuhan listrik luas, program TOSS termasuk kecil. Tapi TOSS ini bisa diadakan di berbagai daerah.
Sejauh ini, proyek percontohan TOSS sudah dilakukan di beberapa daerah, seperti di Klungkung Bali. Menurut Dr Ir Supriadi Legino dari STT -PLN yang menggagas gerakan ini, jika 70,000 desa di Indonesia menjalankan TOSS dan membuat pembangkit skala mini, maka dalam setahun target pemerintah 35,000 MW bakalan tuntas. Bahkan jika hanya 10 persennya aja, alias cuma 7,000 desa tetap memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemerintah. Plus membantu mengatasi masalah sampah.
Hingga sekarang, TOSS telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Klungkung dan Indonesia Power. Dan baru saja TOSS mendapatkan penghargaan oleh PANRB (Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi) sebagai Top 99 Inovation. Tak lupa projek TOSS ini diinisiasi oleh tim TOSS Bali (Arief, Heriawan, Lalu Aprian, Lalu Dani, dan Achmad Rizal) yang di bantu oleh lulusan Vokasi STT-PLN (Reno,Suprianto, Didi, dan Dika) serta 2 mahasiswa magang (Gege dan Dita).
Nah, Youthmanual berkesempatan ngobrol sama Rina, mahasiswi prodi D3 Teknik Elektro STT PLN semester 5 yang aktif dalam program TOSS. Simak obrolan kami.
Bagaimana peran mahasiswa di dalam proyek TOSS?
“Mahasiswa sangat berperan dalam proyek ini. Seperti dalam pembuatan alat-alat untuk pengolahan sampah serta dalam prosesnya. Bisa dikatakan, kesuksesan Listrik Kerakyatan-Tempat Olah Sampah Setempat (LK – TOSS) juga karena usaha mahasiswa. Kita punya satu tujuan, yaitu bagaimana sampah bisa berkurang dan justru menjadi sebuah energi terbarukan.”
Gimana awal keterlibatan kamu sendiri dalam TOSS?
“Awalnya, saya mengikuti seminar Listrik Kerakyatan yang diadakan oleh STT-PLN. Saat menyimak materinya, saya sangat tertarik. Seperti yang kita ketahui bahwa sampah di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup besar. Saat tahu bahwa ada pengolahan sampah yang justru dapat membantu target EBT (Energi Baru Terbarukan), saya berpikir harus ikut dalam program ini.
Saat ini, saya dan teman–teman mahasiswa sedang mengembangkan sebuah penelitian di bawah LK -TOSS. Kalau TOSS khusus mengolah limbah industri dan perumahan untuk dijadikan sumber listrik, maka tim kami mengolah limbah perkebunan. Tim kami bernama BRIKSWIT, yang akan mengolah limbah perkebunan kelapa sawit untuk menjadi sebuah energi terbarukan.
Jadi, bukan cuma belajar listrik namun kita juga belajar tentang perkebunan kelapa sawit. Elektro rasa Perkebunan, hehehe.”
Bagaimana implementasi proyek TOSS beserta BRIKSWIT sejauh ini dan apa kendalanya?
“Untuk BRIKSWIT, Alhamdulillah penelitian kami sudah sampai di tahap pengujian. Sedangkan TOSS sudah berhasil di Bali, tepatnya di desa Klungkung. Bukan cuma sampahnya saja yang sudah berkurang namun lapangan pekerjaan semakin terbuka.
Kalau kendala nya sih, mungkin karena pengetahuan dan pengalaman kami (mahasiswa) masih kurang. Tapi di TOSS, kami diajari sedikit demi sedikit sambil langsung turun ke lapangan.
Harapan ke depan dengan bergabung di proyek ini?
“Mimpi kami, seluruh masalah limbah yang ada di Indonesia terutama limbah perkebunan kelapa sawit, teratasi. Yaitu, limbahnya jadi energi terbarukan sehingga bisa mendukung target EBT 23%.
Selain itu, diharapkan proyek ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi dan juga membuat Indonesia “terang”. Daerah terpencil yang belum terjangkau listrik, dapat terbantu melalui inovasi ini.”
Tengkyu Rina dan teman-teman, sukses dengan proyek LK –TOSS dan BRIKSWIT-nya dan terus semangat berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa, ya.
(sumber gambar: dok. Rina, TOSS)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus