Perhatiin, deh. Sekarang ini ada banyak banget Usaha Kecil dan Menengah Masyarakat yang dikelola oleh anak kuliahan. Contoh yang paling nyata tampak di berbagai urban market yang selalu muncul setiap minggu di kota-kota besar. Mungkin karena zaman sekarang, berbisnis nggak hanya untuk mencari keuntungan, ya, tetapi juga bisa untuk menyalurkan kreativitas anak muda.

Tapi menurut studi yang dilakukan oleh Independent Community Bankers of America and the Center for Generational Kinetics, mengatur waktu untuk berbisnis dan kuliah secara bersamaan nggak mudah. Bahkan usaha yang dirintis kadang cuma bertahan selama tiga sampai enam bulan. Kuliah pun jadi terbengkalai karena mereka terlalu sibuk mengurusi usaha mereka tersebut. Tetapi sekitar 46% dari generasi milenial tetap tertarik kepada entrepreneurship, lho.

Gimana, dong, caranya supaya usaha dan kuliah bisa sama-sama berjalan dengan baik?

Buat prototype sederhana, agar uang kuliah tetap aman

Berbisnis kadang sulit buat anak kuliahan, karena biasanya idealisme mereka masih kental, sehingga mungkin kamu cenderung mementingkan passion dan selera pribadi, bukan tuntutan pasar. Untuk menghindari hal ini, coba buat dulu prototype alias contoh produk yang akan kamu jual. Kenapa? Supaya kamu bisa cek-cek ombak pasar.

Misalnya kamu mau jualan burger, maka cobalah beberapa resep burger dan lihat mana yang paling enak dan paling disukai oleh keluarga dan teman-teman terdekat kamu. Dengar masukan dan komentar mereka.

Jadi, saat baru memulai bisnis, jangan lupa sisihkan budget untuk membuat prototype dulu, ya.

Buat jadwal, dan patuhi jadwal tersebut

Membangun usaha dan kuliah sama-sama menyita waktu. Maka kalau kamu mau berbisnis sambil kuliah, kamu perlu banget menyusun jadwal untuk menentukan, kapan kamu harus belajar dan kapan kamu harus mengurusi bisnis, agar keduanya nggak ada yang keteteren.

Tapi yang paling penting, kamu harus mematuhi jadwal tersebut. Kalau menurut jadwal kamu mengurusi bisnis kamu pada malam hari dan ketika weekend aja, maka patuhi jadwal tersebut. Jangan pas di kelas kamu malah sibuk bikin model bisnis usaha.

Bermitra dengan orang yang punya visi, misi, serta karakter yang sejalan

Sekecil apapun usaha kamu, biasanya kamu tetap perlu partner. Nah, berbisnis dengan orang lain, tuh, perlu komitmen yang tinggi banget, lho, jadi jangan sembarangan pilih rekan bisnis, sob. Teman yang paling asyik belum tentu akan jadi rekan bisnis yang asik juga, maka pastikan kamu dan partner kamu punya visi misi yang sejalan dalam membuka usaha kalian.

Kalau sudah mendapat partner yang sreg, buat pembagian tugas masing-masing yang disesuaikan dengan jadwal kuliah kalian. Prinsipnya, rekan bisnis harus saling meringankan pekerjaan, ya.

Bangun komunitas

Setelah punya jadwal yang jelas dan rekan kerja yang sreg, PR kamu berikutnya adalah membangun komunitas. Dengan komunitas yang mendukung usaha kamu, produk kamu jadi bisa dikenal lebih luas. Biaya dan waktu untuk promosi pun jadi jauh lebih berkurang. Apalagi membangun komunitas ketika kamu masih kuliah jauh lebih gampang dibandingkan ketika kamu sudah lulus. Ketika kamu masih kuliah, kamu lebih gampang ketemu sama teman-teman karena kalian masih beraktivitas bareng setiap hari, sehingga kamu bisa menjadikan mereka target market untuk diajak gabung ke komunitas kamu.

Banyak mahasiswa bisa merancang konsep usaha yang keren banget, tetapi ketika dijalankan, hasilnya bisa kacau kalau mereka nggak punya komunitas yang mendukung.

(Sumber foto: usnews.com, artcenter.edu, columbiaspectator.com)