Hope for the best, prepare for the worst, ungkapan tersebut juga berlaku terhadap pilihan jurusan (prodi) dan perguruan tinggi idaman. Intinya sih, kita perlu memasang target (dengan usaha, tentunya) untuk mencapai yang terbaik. Namun, harus siap mental jika hal yang terburuk terjadi alias mengalami kegagalan.  Nah, gimana sih supaya diri kita nggak ambyar-ambyar amat, seandainya belum berhasil alias gagal masuk prodi dan kampus impian? Here are some tips.

1. Sejak awal, kamu perlu menyadari bahwa pada seleksi, ada kemungkinan kamu nggak  berhasil. Mengetahui kemampuanmu serta peta persaingan membantu persiapan mentalmu. Tapi perlu diingat, sebesar apapun peluangnya, kemungkinan tidak lolos tetap ada.

2.  Berusahalah sekuat tenagamu. Jika nantinya kamu belum berhasil, setidaknya kamu sudah melakukan yang terbaik. Sebaliknya, kamu bakalan makin sedih jika tahu bahwa kegagalan ini diakibatkan usaha yang kurang.  

3. Terima kenyataan bahwa saat ini kamu tidak berhasil lolos, dan kamu kecewa. Mungkin awalnya kamu denial, menyangkal bahwa kamu “patah hati” atas kegagalan yang kamu alami. Lebih cepat kamu jujur akan perasaanmu, lebih cepat pula kamu bisa mengatasinya.

4. Kelilingi dirimu dengan orang orang positif, yang bisa membuat kamu nyaman dan bersemangat. Jangan malah nyari teman yang pesimis, trus kalian sama sama menyalahkan keadaan.

5. Tempuh jalan alternatif. Saat nggak lolos tes masuk jurusan X, kamu masih bisa menempuh tes lainnya, pilih kampus lain, atau memilih prodi lain. Bisa juga mencari kesibukan lain dengan mengambil gap year.

6. Ingat bahwa kegagalan merupakan bagian dari hidup dan itu wajar. Kamu cuma gagal menembus seleksi, lho. Masih ada banyak kesempatan untuk mewujudkan goal besarmu.

Tapi kan goal besar dimulai dengan kuliah di jurusan impian? Misalnya pengen jadi dokter yang bisa diandalkan banyak orang.

Nope. Kalau kamu nggak lulus jurusan Kedokteran, masih ada kesempatan meraih cita cita dengan mendaftar di kampus lain, atau mengulang tahun depan. Atau nggak harus kuliah Kedokteran juga kok untuk jadi orang  yang sukses dan bisa membantu orang lain. Bisa kuliah prodi Pendidikan dan jadi pengajar, belajar di jurusan Gizi dan menjadi konsultan, menempuh studi Hukum hingga  menjadi pengacara probono, dan lain sebainya.

7. Tekuni hobi. Hidup nggak melulu soal jurusan, cita cita profesi, dan kampus impian aja. Di luar akademik, masih banyak hal lain yang bisa kamu kerjakan dan pikirkan. Menekuni hobi bisa bikin kamu happy dan relaks. Kedua hal ini penting untuk pencegahan keambyaran jiwa. Eaaah!

8. Lakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain/lingkungan. Kamu bisa ikut program volunteer di beragam kegiatan. Aktivitas semacam ini bisa membuka pikiran dan wawasanmu, bahwa dunia nggak sesempit itu.

9. Belajar ”jatuh cinta” lagi. Hati dan pikiranmu sudah mantap memilih prodi dan jurusan tertentu sehingga terasa berat ketika gagal. Coba deh, cari pilihan baru. Riset lebih dalam serta sesuaikan dengan bakat dan minatmu. I

10. Jauhi sifat iri. Rasa sakit akan bertambah, jika kamu membandingkan nasib orang lain yang mujur. Bersaing boleh saja. Tapi inti dari persaingan adalah menjadi dirimu yang terbaik dan berprestasi. Bukan mengalahkan apalagi menjatuhkan orang lain.

11. Tetap optimis dengan masa depan. Kunci sukses bukan lah masuk jurusan A atau jadi mahasiswa kampus B. Kunci sukses ada pada usaha yang kamu lakukan.

12. Percaya bahwa when the door closes, the windows open, jika pintu tertutup, banyak jendela terbuka. Tinggal kamu cari deh, jendelanya.

13. Berdoa dan beribadah. Ketenangan jiwa penting banget untuk menjegah rasa ambyar. Salah satu cara yang efektif menjaga hati tetap tenang adalah dengan ibadah dan doa. 

(sumber gambar: Alexas_Fotos from Pixabay" target="_blank">pixabay)