Sekarang ini, banyak anak muda yang tertarik berbisnis kuliner. Lihat aja betapa menjamurnya aneka resto dan gerai makanan yang dikelola anak muda belakangan ini. Sayangnya, banyak juga yang akhirnya tutup di tangah jalan.

Kalau kamu ingin sukses berbisnis kuliner, yuk, belajar dari resto sushi beken asal Amerika, Nobu!

***

Nobu adalah restoran sushi dan masakan Jepang beken di Amerika milik chef asal Tokyo, Nobu Matsuhisa, yang menyajikan sushi dengan rasa fusion Amerika Selatan.

Setelah 22 tahun berdiri, Nobu sudah punya 32 cabang resto di 28 kota yang tersebar di Amerika, Eropa, Asia, Australia, hingga Afrika. Mereka juga merintis bisnis penginapan eksklusif, bernama Nobu Hotel.

Perjalanan bisnis Nobu yang seru pun sempat diulas dalam buku 100 Great Business Ideas.

Cek, deh, beberapa hal inspiratif dari mereka!

1. Jenis makanan tertentu perlu disiapkan dengan keahlian khusus yang baru bisa dikuasai setelah bertahun-tahun

Sejak umur 17 tahun, Nobu Matsuhisa sudah bekerja di resto sushi di Tokyo. Karena membuat sushi memerlukan skill khusus, selama tiga tahun pertama bekerja di resto, Nobu nggak diperbolehkan membuat sushi, lho. Jadi dia hanya bersih-bersih dan mengurus pesanan ikan.

Nobu pertama kali membuka gerai restorannya sendiri ketika sudah menjadi juru masak sushi selama sekitar... 25 tahun! Wih, pasti sudah mantap banget, ya, ilmu “per-sushi-annya”.

2. Berani bereksperimen

Di umur 24 tahun, Nobu pindah ke Peru dan membuka resto bareng seorang teman. Dia pun mulai mengeksplorasi sushi dengan paduan cita rasa khas Amerika Selatan yang kaya akan bumbu.

Hasilnya, kuliner dengan rasa baru, khas, serta lebih mudah diterima lidah masyarakat setempat. Kekayaan dan inovasi cita rasa inilah yang nantinya membuat Nobu sukses.

3. Melewati jatuh bangun.

“Penyakit” anak muda yang bergelut di usaha kuliner adalah cepat nyerah saat gagal atau  nggak sukses. Padahal sebuah bisnis, terutama bisnis kuliner, memang nggak mudah dan sangat menantang.

Berbagai masalah silih berganti dihadapi Chef Nobu, mulai dari kongsi yang bubar, harus pindah-pindah tempat terus, hingga mengalami kebangkrutan saat restonya terbakar. Kabarnya, peristiwa ini nyaris membuat Chef Nobu putus asa.

Namun Chef Nobu bangkit lagi, dan kembali berjuang dari nol. Barulah sembilan tahun kemudian, Nobu Matsuhisa bisa membuka resto kecil yang dinamakan Matsuhisa di kawasan Beverly Hills, California.

Walaupun Matsuhisa ramai dan banyak digemari, bisnisnya baru berkembang ke next level setelah membuka Nobu, tujuh tahun kemudian.

Jadi bisnis restonya nggak ujug-ujug langsung hits, sukses berat dan untung besar, bos!

4. Nggak mudah mencari rekan kerja yang cocok.

Sewaktu pertama membuka resto di Peru, Chef Nobu bekerja sama dengan temannya sesama chef. Bisa dikatakan bisnis mereka berjalan baik, sih, tapi sayang, Chef Nobu dan rekannya nggak cocok. Mereka pun bubar.

Setelah itu, nggak pernah ada kabar apakah Chef Nobu punya rekan lain dalam usahanya, sampai akhirnya dia diajak kerjasama bareng aktor Robert de Niro dan pemilik resto Drew Nieporent. Akhirnya mereka sukses mendirikan dan membesarkan restoran Nobu.

Ternyata nggak cuma jodoh ya, gaes. Mendapat partner kerja yang “klik” pun susah!

5. Kontrol kualitas.

Saat pertama kali dibuka di New York tahun 1994, restoran Nobu langsung sukses berat. Sampai-sampai katanya reservasi di sana susah banget, lho.

Chef Nobu pun membuka cabang-cabang baru. Nggak hanya di kota-kota Amerika Serikat, tetapi juga di London, Tokyo, Paris, dan lainnya.

Dia  punnggak segan untuk turun tangan secara langsung. Bayangin aja, dalam seminggu, Nobu Matsuhida bisa pindah-pindah ke empat negara untuk mengontrol resto-restonya!

Semangat totalitasnya harus ditiru nih, gaes!

(sumber gambar: Instagram @nobuworldwide, nobu-style.com, noburestaurant.com)