Enam Soft Skill ini Memang Perlu Waktu Untuk Dipelajari, Tapi Akan Sangat Bermanfaat Untuk Masa Depanmu
Pasti kamu sudah sering dengar, bahwa soft skill sangat penting untuk hidup, mulai dari kuliah, berorganisasi, bersosialisasi, sampai bekerja. Youthmanual pun beberapa kali membahas mengenai pentingnya soft skill, termasuk bagaimana soft skill dapat menentukan kamu bakal diterima di suatu perusahaan atau nggak.
Mempelajari soft skill memang butuh waktu yang panjang, karena soft skill relatif lebih sulit dipelajari dibandingkan hard skill. Tetapi soft skill bisa jadi investasi berharga untuk masa depanmu. Berikut Youthmanual kategorikan enam soft skills yang perlu kamu latih dari sekarang, supaya lama-kelamaan bisa jadi good habit serta “senjata” penting untuk masa depan kamu nanti.
1. Minta tolong
Mungkin untuk sebagian dari kamu, minta tolong itu gampang. Apalagi kalau kamu memang hobi ngerepotin, hihihi. Tetapi bagi sebagian orang lainnya, minta tolong dianggap sebagai tanda kelemahan. Itulah kenapa banyak orang yang nggak mau minta tolong, soalnya mereka merasa dirinya mampu serta nggak mau dianggap lemah.
Padahal, gaes, meminta tolong bukan berarti tanda bahwa kamu nggak mampu. Meminta tolong berarti kamu menyadari bahwa kamu nggak sempurna, sama seperti orang lain, jadi kamu perlu bantuan. Nggak gampang, lho, gaes untuk punya kerendahan hati seperti ini.
Lagipula, ketika kamu minta tolong ke seseorang, sebenarnya kamu membuat orang tersebut jadi lebih berharga, lho, karena kamu membuatnya bisa menunjukkan bakat dan kemampuannya.
2. Mendengarkan

Setiap hubungan rata-rata punya masalah dalam hal komunikasi. Padahal sebenarnya miskomunikasi dapat diminimalisir, kalau kedua belah pihak mau saling mendengarkan dengan baik. Namun memang, mendengarkan dengan seksama itu nggak selamanya mudah. Telinga boleh saja berfungsi dengan baik, tetapi kalau kamu nggak fokus mendengarkan orang yang sedang ngajak kamu bicara, ya, kamu nggak akan nangkap maksud omongannya.
3. Urus urusanmu sendiri, alias nggak kepo
Rasanya ini soft skill yang cukup susah dibandingkan yang soft skill lainnya, ya! Kalau ada teman yang lagi curhat sama teman lain, trus kamu nggak dikasih tahu, rasanya pengeeen banget ikut tahu masalahnya.
Mulai sekarang, belajarlah untuk nggak sedikit-sedikit ikut campur masalah orang lain. Kalau kamu memang dicurhatin atau diminta saran, ya, berikanlah saran. Selain nggak etis, terlalu sering ikut campur masalah orang lain juga bisa bikin kamu stress. Masalah orang lain dipikirin mulu, padahal jangan-jangan masalah hidup kamu sendiri masih banyak!
4. Menjauh dari bergosip

Saya paham, sih, kalau kumpul atau nongkrong-nongkrong asyik bareng temen berasa kurang lengkap tanpa ngegosip, apalagi nggosipin teman sendiri! Tapi, belajarlah untuk meminimalisir menggosip.
Gosip itu ngomongin orang di belakang mereka ‘kan? Nah, hal ini hanya akan membuatmu semakin nggak dipercaya orang. Bisa-bisa kamu dianggap, “Beraninya ngomong di belakang. Eh, giliran di depan orang yang bersangkutan, perilakunya sok manis!” Memang susah, sih, menahan diri dari nggosip, karena semua orang pasti nggak ada yang mau ketinggalan gosip tongkrongan sehingga jadi kudet.
Kalau temanmu sudah mulai nggosip, coba alihkan pembicaraan ke topik lain.
5. Positif ke masa depan, dan nggak terbayangi oleh masa lalu
Pada dasarnya, kita adalah produk dari masa lalu kita. Maksudnya, diri kita yang sekarang terbentuk dari masalah serta pilihan-pilihan hidup yang pernah kita alami di masa lalu. Tapi bukan berarti masa lalu mencerminkan masa depan kita. Masa lalu sudah tertinggal jauh, sob, dan tidak akan mungkin kembali.
Mulailah hari dengan optimis. Setiap hari berlalu, yakinlah kamu sedang tumbuh ke arah yang lebih baik. Yang sudah berlalu biarkan. Toh hidup harus terus berjalan ‘kan?
6. Empati

Hayoo…siapa yang masih suka bingung antara simpati dan empati? Beda, lho, gaes. Simpati itu perasaan sedih yang timbil kalau kamu mendengar musibah atau kejadian buruk menimpa orang lain. Sementara empati artinya kamu memahami dan saling berbagi perasaan dengan orang lain.
Untuk punya sifat empati, kamu bisa belajar untuk bertanya dengan tipe pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup. Alih-alih bertanya, “Kamu lagi ada masalah ya?”, lebih baik kamu gunakan kalimat, “Kamu lagi ada masalah apa?”. Dari situ, cerita dan emosi dari orang yang ditanya akan mengalir dengan sendirinya.
Pokoknya, kunci berempati adalah bisa memahami dan ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Oya, empati nggak cuma berkaitan dengan cerita yang sedih-sedih ya, gaes. Kalau temanmu mendapatkan rejeki, kamu pun bisa berempati merasakan kebahagiannya, lho.
Kalau kamu punya sifat empati, kamu bisa menunjukkan diri sebagai teman yang baik, rekan tim yang suportif, dan partner kerja yang peduli.
(sumber gambar: ideagyzer.com, redpress.com, verywell.com)
Kategori
Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©
I recently decided to try something new and came across bitcoin online casinos https://casinohex.jp/online-casinos/bitcoin-casinos/. I've been interested in cryptocurrency for a long time, but I didn't think it would work so well in casinos. Deposits take seconds, and withdrawals are instant.…
Industri Game Makin Menjanjikan, Inilah Pilihan Profesi Untuk Para Pecinta GameYuk teman-teman bisa dibaca artikel dibawah ini yang merasa stress saat kuliah https://s1kebidanan.fk.unesa.ac.id/post/tips-kuliah-tanpa-stres-bisa-kok
7 Tips Ampuh Hadapi Tugas Kuliah yang Numpuk Biar Kamu Tak Merasa StressWow, this hobby is pretty cool! If you're interested in reading about other fun hobbies, check it out here: https://hobiapaaja01.wordpress.com
10 Hobi yang Mencerminkan KepribadianmuKuliah di luar negeri bukan hanya soal menempuh pendidikan, tapi juga soal membuka cakrawala baru dalam hidup. Ada banyak keuntungan yang bisa dirasakan mahasiswa internasional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah tujuh keuntungan utama kuliah di luar negeri, beserta pemikiran…
7 Keuntungan Kuliah di InggrisKeren
8 Langkah Mudah Agar Tampilan Presentasi Kuliahmu Jadi Menarik