Penggerebekan wisuda ilegal dengan ijazah jadi-jadian hari Sabtu (19/9) kemarin lagi-lagi bikin heboh. Soalnya nggak hanya melibatkan segelintir orang, melainkan empat sekolah tinggi dengan sekitar seribuan “wisudawan-wisudawati”. Setdah!

Isu universitas ilegal dan jual-beli ijazah begini sebenarnya sudah sering terjadi. Bahkan ada sindikatnya, lho, sampai level internasional. Banyak pihak yang mengaku sebagai universitas legal, terima pendaftaran mahasiswa, tapi nggak pernah mengadakan kegiatan perkuliahan. Tau-tau mahasiswanya diwisuda aja. Ya, jelas semua pihak senang! “Universitas”nya dapet duit, “mahasiswa”nya juga nggak usah belajar, tau-tau lulus. Widih, saya juga mau #ehgimana

Sekarang mendingan pada cari tau dulu tentang kampus masing-masing. Jangan-jangan universitas kamu juga termasuk yang bodong?

1. Kalau nama universitas kamu kedengeran aneh, terlalu mirip sekolah tinggi lain, (Harvart University! University of Berkley!) atau nggak nyambung (Melbourne University of England!), berarti bhay, universitas kamu palsu.

2. Kalau website universitas kamu nggak jelas, nyaris nggak ada isinya, punya desain yang seperti dibuat oleh anak 12 taun, atau bahkan terang-terangan menawarkan gelar dengan mudah dan murah, berarti universitas kamu palsu.

3. Kalau universitas kamu menawarkan kelas online, tetapi nggak pernah ada pelajarannya dan nggak pernah sekalipun ada sesi offline (mahasiswa ketemu dengan tutor atau dosen di kampus), berarti universitas kamu palsu. Kelas jauh di mata nggak apa-apa, tapi jangan jauh di otak juga, dong...

4. Kalau dosen kamu nggak pernah ngajarin apa-apa, trus di kelas cuma nyuruh utak-atik komputer serta internetan, berarti universitas kamu asyik banget palsu. Hmm, kalau universitas begini menawarkan jurusan Administrasi, mungkin maksudnya buat belajar jadi “mimin” online shop, ya. Hmm.

5. Kalau universitas kamu nyaris nggak punya fasilitas apa-apa (termasuk PLANG NAMA UNIVERSITASNYA SENDIRI) atau bahkan nggak punya gedung kampus sama sekali, sumpah, jangan ragu lagi. Universitas kamu palsu dan gaib. Warteg aja punya plang, sob.

6. Kalau universitas kamu nggak terdaftar di Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, yes, universitas kamu palsu. Kalau cuma terdaftar di Instagram atau Facebook, namanya online shop, sis!

7. Kalau universitas kamu ngaku-ngaku punya banyak alumni orang terkenal atau pejabat mentereng, jangan langsung percaya. Soalnya banyak universitas “nakal” yang seenaknya mencatut nama orang lain. Jadi, kalau universitas kamu mengaku punya alumni-alumni seperti Drs Raffi Achmad, SE atau  Ir Yeo Jin Goo S.Hum, MBA, kayaknya universitas kamu palsu, deh.

8. Kalau universitas kamu nggak punya organisasi atau kegiatan mahasiswa sama sekali, kamu patut curiga. Misalnya, kalau kamu ikut BEM, tetapi jabatan ketua, wakil ketua, dan sekretarisnya dipegang sendirian sama kamu karena BEM-nya nggak punya anggota lain, iyyyak, universitas kamu palsu.

9. Standarnya, untuk kuliah S1, mahasiswa harus menyelesaikan 144 SKS dalam durasi 4 tahun. Sedangkan untuk kuliah tingkat D3, mahasiswa harus menyelesaikan 110 SKS dalam durasi 3 tahun. Nah, kalau kamu baru seminggu kuliah trus tau-tau udah diwisuda, wah, universitasnya palsu, tuh.

10. Kalau kampus kamu mengeluarkan ijazah aspal, alias asli tapi palsu, berarti.....

yang bikin ijazah orangnya galau berat. Asli, tapi kok palsu? Sama aja seperti “Naik ke bawah.” Mana bisa?! Anyway, kalau ijazah kamu aspal, ya udah, nggak usah dikasitau lagi ya? Universitas kamu palsu.

***

Phew! Jangan sampe ya, kejebak dalam universitas ilegal. Nggak perlu tergoda, deh, dengan iming-iming gelar yang bisa didapat dengan instan. Ingat, di dunia ini, sesuatu yang bisa dicapai dengan instan namun tetap OK hanyalah Indomie. Setuju?  

(sumber gambar: US News, Okezone)