Hal-Hal yang Perlu Kamu Ketahui Seputar Perekrutan Teroris, Supaya Nggak Ikut Terjebak di Dalamnya

Apa, sih, yang ada di kepala kamu kalau mendengar kata terorisme?

Kalau saya, langsung berpikir betapa banyaknya orang yang udah jadi korban. Baik korban tindakan penyerangan, maupun perekrutan pasukan. Jangan salah, sob, gembong teroris bisa menyerang siapa saja dan mereka mengincar anak muda seumuran kita untuk jadi pasukan mereka.

Masih ingat saat beberapa waktu lalu pasukan ISIS mengeluarkan video eksekusi yang dilakukan sama anak-anak remaja? Dikutip dari The Guardian, video tersebut dirilis oleh media ISIS di Raqqah. Menurut lembaga pengamat terorisme, anak-anak itu berasal dari Inggris, Mesir, Kurdi, Tunisia dan Uzbekistan.

Video ini menggambarkan kemarahan anak muda yang mengutuk Amerika Serikat dalam bahasa Arab, lalu menembakkan pistol ke udara. Di depan mereka, ada lima pria yang berlutut memakai baju terusan khas tawanan ISIS berwarna oranye.

Terorisme 2 - Youthmanual

Anak-anak yang diperkirakan berusia antara 12-17 tahun ini bukan yang pertama direkrut sebagai kelompok militan. Dalam ledakan di Turki dan Afrika Barat, yang menewaskan lebih dari 50 orang, pihak yang berwenang juga bilang kalau banyak bom bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak. Dalam rekaman Mei lalu, ISIS juga memperlihatkan kamp latihan yang diikuti oleh anak-anak dari Indonesia.

Terorisme 2 - Youthmanual

Bicara soal perekrutan anak muda untuk menjadi teroris di Indonesia, Data Badan Intelijen Negara (BIN) menyebutkan bahwa sekitar 700 warga negara Indonesia bergabung dengan ISIS. Nah, 100 diantaranya sudah kembali ke Indonesia dan perlu banget diwaspadai. Kenapa diwaspadai? Karena dikhawatirkan mereka pulang untuk merekrut lebih banyak orang.

Kalian juga pasti udah pada tahu soal film dokumenter berjudul “Jihad Selfie”. Film ini bercerita tentang fenomena rekrutmen anak muda untuk menjadi teroris melalui media sosial. Akbar, adalah salah satu pemuda asal Aceh berusia 17 yang bergabung bersama ISIS.

Terorisme 3 - Youthmanual

Apa, sih, yang menyebabkan para anak muda ini menjadi incaran perekrutan teroris?

Menurut Direktur Keamanan Negara Polri, Komisaris Besar Bapak Djoko Mulyono dalam sebuah acara kontra radikalisme bilang para teroris merekrut anggota baru yang jauh dari keluarga dan punya banyak masalah dalam kehidupannya. Intinya, mereka berusaha mendoktrin anak muda yang labil dan nggak tahu mau berbuat apa dalam hidupnya.

Pak Djoko bilang, biasanya gembong teroris ini mengadakan acara pengajian kecil, tanya jawab mengenai masalah kaidah. Lalu, kalau ada anak muda yang pertanyaannya mengarah ke tindakan Islam radikal, mereka bakal menandai anak tersebut untuk didekati dan didoktrin lebih jauh. Biasanya, anak muda yang punya sikap berani memberontak dan punya pola pikir keras bakal makin gampang dipengaruhi.

Para gembong teroris ini bakal mendoktrin mereka dengan paham siap mati demi agama. “Pengantin” menjadi istilah yang biasa digunakan untuk para teroris pembawa bom bunuh diri.

Terorisme 2 - YouthmanualSelain melalui metode itu, kini perekrutan juga banyak dilakukan melalui media sosial. Biasanya gembong teroris lebih dulu melihat profil anak tersebut. Apakah dia orang yang tertutup, bersama siapa dia tinggal, apakah foto-foto dan statusnya menunjukkan sikap labil, dan lain sebagainya.

Kalau sudah dapat incaran, gembong teroris ini mendekati dengan cara menawarkan pertemanan, mendengarkan curhat, sampai memberi iming-iming uang.

Walau demikian, polisi terus memonitor pergerakan kelompok teror di internet. Kalau ada konten yang berbau radikal, prosedur standarnya adalah polisi langsung melaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk diblokir.

Pak Djoko menambahkan, sebetulnya sampai saat ini kesulitan polisi adalah masalah hukum. Usulan revisi Undang-Undang Pemberantasan Terorisme sendiri masih dikaji dan belum selesai. Pelatihan militer, rekrutmen, pembantaian, itu semua belum ada ketentuan hukumnya. Jadi susah untuk menindak keras para gembong teroris ini.

Terus gimana, dong, untuk menghindar jebakan perekrutan terorisme?

Satu hal yang pasti, jangan terlalu mengumbar kehidupan pribadi kamu di media sosial. Misalnya, nggak usah post di mana alamat kost kamu atau pasang foto-foto nggak penting yang menunjukkan kegalauan kamu. Gunakan internet dengan bijak dan saring informasi dengan sebaik - baiknya.

Selain itu, perbanyaklah diskusi dengan keluarga. Kalau kamu punya forum diskusi lain, cek apakah forum tersebut diurus oleh pihak-pihak yang kredibel dan bertanggung jawab.

(sumber gambar: oneindia.com, huffingtonost.com, dailymail.co.uk, jihadselfie.com, 702.co.za, cagle.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 25 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1