Ada suatu kisah di masa lampau tentang seorang saudagar kaya yang memiliki sumur. Wilayah tempat tinggal saudagar tersebut mengalami kekeringan, hingga penduduk setempat kesulitan mendapatkan air. Untungnya, sumur milik si saudagar tetap melimpah dan bersih airnya.

Si saudagar melihat hal ini sebagai kesempatan emas, dan menjual airnya dengan harga yang sangat tinggi. Penduduk yang terjepit pun melaporkan hal ini kepada tokoh masyarakat  sekaligus pemimpin yang disegani.

Beliau kemudian membujuk saudagar agar mau menjual sumurnya. Si saudagar menolak, karena ia berpikir bahwa menjual air sumur sangat menguntungkan, apalagi untuk jangka panjang.

Sang pemimpin  pun memutar otak. Dia memberikan penawaran yang sangat menarik untuk si saudagar. Yaitu membeli setengah “saham” sumur dengan harga yang sangaaat tinggi. Syaratnya, si saudagar dan dirinya akan bergantian menguasai sumur tiap harinya. Misalnya, sumur dimiliki saudagar di hari Senin, sang pemimpin di hari Selasa, saudagar di hari Rabu, dan seterusnya.

Dengan senang hati si saudagar menerima tawaran itu. Bayangkan, sumur dibeli dengan harga yang sangat tinggi. Dan dia masih memiliki hak setengahnya pula, sehingga masih bisa menjual air pada penduduk.

Anehnya, di hari ia menguasai sumur, tidak ada satupun penduduk yang membeli air. Apakah si pemimpin menjual air dengan harga lebih murah?

Nope.

Jadi, pada hari di mana sang pemimpin menguasai sumur, ia menggratiskan air tersebut pada penduduk. Alhasil, penduduk bisa memenuhi kebutuhan minum serta air bersih, tanpa perlu membeli. Si saudagar itu pun merasa sangat kesal karena tak bisa lagi menjual air. Sang pemimpin kemudian menawarkan membeli separuh saham sumur saudagar dengan harga yang pantas. Hal ini pun segera disetujui si saudagar. Masyarakat pun gembira karena bebas mendapatkan air sumur setiap hari.

***

Banyak hal yang bisa pelajari dari cerita ini, yaitu:

1. Punya kekuatan itu penting!

Jadilah orang yang memiliki kekuatan. Maksudnya adalah orang yang mau maju, menajamkan ilmu, skill, dan potensinya. Dengan materi, pengetahuan, posisi yang dimiliki kamu bisa melakukan banyak hal. Gimana cara memperoleh power? Ya, dengan bergerak dan berusaha.

 Pendidikan adalah salah satu akses mudah mendapatkan pengetahuan. Gimana supaya memiliki pengaruh dan bisa membuat perubahan? Salah satunya caranya adalah bergabung dengan organisasi.

2. Tapi, apa yang dilakukan dengan kekuatan tersebut lebih penting

Seperti yang bisa kita lihat, si saudagar dan pemimpin sama sama memiliki kekuatan. Saudagar kaya raya dan memiliki sumur yang dibutuhkan banyak orang. Sedangkan pemimpin selain merupakan pimpinan dan tokoh, juga memiliki harta yang besar.

Perbedaan menonjol antara keduanya adalah cara mereka menggunakan power yang dimiliki. Si saudagar memanfaatkan kekuatan dan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya. Bodoamat orang lain mau kesusahan.

Sebaliknya, si pemimpin menggunakan kekuatannya untuk kepentingan orang banyak, menolong yang lemah.

3. Tidak melawan keburukan  dengan keburukan

Dengan kekuatan yang dimilikinya, si pemimpin bisa aja merebut sumur si saudagar. Apalagi ia didukung oleh masyarakat. Tapi abuse of power semacam itu pantang dilakukannya. Meskipun lawannya nyebelin dan culas banget, si pemimpin memilih berlaku adil.

Poin ini penting banget, karena sering kita pengen membalas orang yang sudah berbuat jahat. Yang sering nggak disadari adalah cara kita memberi pelajaran juga jahat. Atau kita “memaklumi” hal curang atau melanggar aturan demi mengalahkan musuh bersama.

4. Pintar berstrategi  

Apa yang dilakukan si pemimpin menunjukkan pemikiran dan analisa yang tajam. Ia menjalankan strategi yang sangat baik. Saat dihadapkan dengan masalah, kita mesti berkepala dingin untuk mencari solusi terbaik.

Membaca situasi, melihat fakta, melakukan perhitungan, dan berdiskusi bisa menghasilkan strategi yang baik.