Sisi Positifnya Jadi Orang yang Nggak Suka Basa-basi

Di negara kita, budaya basa-basi masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan amat kental. Malah, kalau kurang basa-basi dikit, kita bisa dianggap nggak sopan, gaes!

Tapi saya sendiri termasuk orang yang nggak suka basa-basi. Akibatnya, saya sering ditanya pertanyaan seperti, “Emang nggak takut nanti dibilang nggak sopan?”, which is interesting, karena sejauh ini, belum ada yang bilang kalau saya nggak sopan! Hihihi.

Padahal basa-basi adalah bagian dari manner, yang harus digunakan HANYA di momen dan tempat yang tepat, agar lawan bicara kamu nggak salah kaprah. Dengan kata lain, kalau kamu nggak suka basa-basi, bukan berarti manner kamu jongkok. Justru ada sisi positif dari nggak doyan basa-basi, lho. Apa aja?

1. Kamu bisa berkata “tidak”                         

berkata tidak

Basa-basi itu boleh, tapi apa yang terjadi kalau kamu kebanyakan basa-basi? Kamu akan jadi orang yang nggak enakan, alias susah nolak. Berkali-kali ditawarin sampel dari sales parfum di mall aja nggak pernah bisa nolak!

Kalau sekedar nggak bisa nolak sampel parfum, sih, nggak masalah. Tapi hati-hati, kalau sifat nggak enakan kamu itu sampai dimanfaatkan orang lain.

Sekali lagi, basa-basi itu boleh, tapi menolak seseorang atau sesuatu itu juga nggak dosa, lho. Pihak yang ditolak pun nggak akan tersinggung atau sakit hati, kok. Menolak itu pilihan, gaes! Asalkan kamu menyampaikan penolakan kamu dengan baik, straight to the point, dan disertai alasan yang masuk akal, orang akan mengerti dan nggak akan mempermasalahkan penolakan kamu, kok.

2. Kamu bisa berkomunikasi dengan lebih efektif

komunikasi efektif

Pernah nggak, sih, melihat abang kurir pengantar paket yang stuck di satu rumah karena diajak ngobrol basa-basi sama yang punya rumah, padahal paket yang harus dia antarkan masih numpuk? Pekerjaan si kurir jadi terhambat, deh, gara-gara basa-basinya pemilik rumah terlalu lebay!

Jika kamu berbasa-basi seadanya, kamu nggak hanya menghemat waktu kamu sendiri, tapi juga orang lain. Percayalah, kamu nggak perlu banyak ba-bi-bu, yang penting maksud kamu tersampaikan dengan baik. Bayangkan, betapa asyiknya meminjam pulpen ke seorang teman, tanpa basa-basi menanyakan kabar si anu-itu dulu yang nggak perlu kamu tahu.

3. Kamu bisa beropini jujur dan nggak memihak

opini jujur

Kalau lingkungan kamu sudah paham bahwa kamu adalah orang yang realistis dan nggak suka sugar-coating—alias memoles kenyataan agar terdengar lebih baik—opini kamu jadi bakal lebih dipercaya, karena opini kamu memang apa adanya dan nggak bias. Terkadang kenyataan memang kedengaran agak jahat, sih (“Mendingan elo jangan pakai celana model itu, deh. Kaki lo jadi keliatan makin pendek!”), tapi seringkali, the ugly truth is better than the  pretty lies. Syedaaap!

Lagian, terlalu banyak basa-basi bisa merugikan orang lain, lho. Ketika sahabat kamu mengenakan pakaian yang kurang cocok, tapi kamu bilang dia kelihatan oke, kasihan dia, sob! Lebih baik kamu kasih tahu sahabat kamu yang sebenarnya (dengan baik-baik) sebelum dia diolok-olok orang lain.

4. Kamu bisa jadi diri kamu sendiri

jadi diri sendiri

Kalau kamu nggak suka berbasa-basi, tentunya kamu juga nggak peduli dengan cing-cong di sekitar kamu. It goes both ways! Benar, nggak?

Kalau kamu nggak suka berbasa-basi, kamu jadi bisa “mendeteksi”, mana omongan yang jujur, mana omongan yang bohong. Seolah-olah kamu punya lie detector terpasang di kedua telinga kamu, deh. Awesome bingit!

Trus, kamu jadi nggak perlu repot memakai “topeng”. Kalau suka sama sesuatu, kamu bisa tunjukkan sikap suka tersebut. Kalau nggak suka, ya nggak suka aja.

Dengan catatan, kamu harus tetap peka terhadap lingkungan dan perasaan orang lain juga, ya! Jujur boleh, tapi jangan sampai melukai perasaan orang lain. Kalau kamu ragu, mendingan jangan komentar apa-apa dulu.

***

Satu hal yang harus kamu ingat, kamu nggak perlu kebanyakan tebar basa-basi agar disukai banyak orang, lho. Ada banyak hal warbiyasak dalam diri kamu, kok. Jangan sampai hal-hal warbiyasak tersebut ketutup sisi negatif dari (kebanyakan) basa-basi, ya, gaes!

(sumber gambar: wordpress.com, nocookies.com, talkingmats.com, pinimg.com, hahasforhoohas.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 24 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1