Berkaca dari Tragedi YY: 7 Hal yang Perlu KITA Lakukan Untuk Mengerem Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Simpati atas tragedi YY—gadis 14 tahun yang dilecehkan, diperkosa, dan dibunuh dengan sadis di Bengkulu—terus bergulir.

Tapi berduka dan bersimpati nggak akan memecahkan masalah, gaes. Kita juga harus BERTINDAK. Seperti yang Youthmanual jelaskan di sini, ada empat hal penting yang perlu diperhatikan Indonesia untuk mengerem kekerasan dan pelecehan seksual.

Tapi empat hal itu saja NGGAK CUKUP! Kita sendiri pun harus ikut andil menyetop kekerasan dan pelecehan seksual.

Caranya?

1. Jangan tolerir bercandaan berbau pelecehan

Jangan pernah memaklumi segerombolan cowok yang ngegodain cewek di jalan dengan kata-kata nggak sopan. Juga jangan pernah memaklumi bercandaan tentang pelecehan atau perkosaan. Mungkin kamu belum bisa berteriak lantang dan membungkam mereka, tapi seenggaknya, jangan dimaklumi!

Ada yang ngeles, “Tapi ‘kan kita cuma bercanda! Sama sekali nggak niat membahayakan, kok!”

Banyak orang menjadikan hal-hal vulgar atau kekerasan seksual sebagai bahan jokes, meskipun orang tersebut sama sekali nggak berniat berbuat macam-macam. Namun kalau dibiarkan, jokes begitu bisa memberikan pesan yang salah ke orang lain, terutama ABG yang masih labil, ya ‘kan?

Lagian, kebiasaan mendengar atau melihat bercandaan seputar pelecehan bisa bikin seseorang jadi menyepelekan pelecehan dan kekerasan seksual yang sebenarnya. Ibarat kata, orang bisa jadi nggak sensitif lagi terhadap isu ini.

kasus perkosaan youthmanual

2. Tanamkan pendidikan moral dasar yang kuat sejak dini

Saya setuju banget bahwa pencegahan kekerasan dan pelecehan seks harus dimulai dari pendidikan yang dasar banget—baik di sekolah maupun di rumah.

Jadi, sedari awal, adik-adik dan keponakan kamu harus dididik untuk berempati, menghargai dan menghormati sesama, serta dididik untuk takut pada Tuhan dan aturan agama. Dididiknya dengan sepenuh hati, lho, lengkap dengan pengamalan sehari-hari yang benar. Jangan cuma ngapalin buku PPKn!

3. JANGAN menyalahkan Korban

Mungkin kamu punya “pakem” sendiri untuk mencegah terjadinya pelecehan. Misalnya, menurut kamu, cewek-cewek jangan jalan-jalan sendirian ke daerah rawan, lah, apalagi sambil pakai baju seksi.

Tapi kalau ada kasus pelecehan, jangan pernah berpikir bahwa kasus tersebut terjadi akibat korban nggak melakukan pakem kamu itu. Nggak pantas banget, gaes!

Sebagai contoh, kalau dengar kabar pemerkosaan, jangan pernah langsung komen-komen sotoy sejenis, “Makanya, ceweknya jangan “mengundang”!” Komentar begitu bisa memperkeruh suasana, dan misleading pula!

Misalnya, pada kasus YY, jelas-jelas YY baru pulang sekolah, pakai baju seragam, sore-sore pula.

Trus, seperti apapun situasinya, NGGAK ADA SATU PUN orang yang pantas dilecehkan, apalagi diperkosa! 

Lagian anggapan-anggapan kayak begini, nih, yang bikin banyak korban pelecehan segan melaporkan kejahatan yang mereka alami. Mereka malu dan takut di-judge. Akibatnya, pelecehan makin merajalela.

4. Think before share

Di zaman digital ini, orang cenderung terlalu gampang sharing info. Nah, sebelum kamu menyebarkan info tentang berita kekerasan seksual, pastikan dulu hal-hal berikut:

  • Apakah infonya benar? Jangan sampai menyebarkan berita hoax, apalagi yang provokatif.
  • Apakah beritanya memuat foto sadis, vulgar atau menampilkan kondisi korban? Kalau ya, jangan disebar!
  • Apakah beritanya mengumbar informasi pribadi dan foto korban? Identitas korban dan keluarganya wajib dilindungi, lho, apalagi yang di bawah umur.

Saya pernah kaget banget, ketika membaca sebuah berita perkosaan YY di salah satu media digital. Jadi, di artikel itu, ada foto cewek yang terkesan sangat muda (di bawah umur) berpose mengenakan hot pants (wajah di-blur), sementara di sampingnya ada foto tersangka pemerkosa sedang melakukan reka ulang tindak pemerkosaan. APAAAA??!!

Foto ini cuma ilustrasi, sih, tapi apa maksudnya, ya, menampilkan ilustrasi foto cewek berpose di berita pemerkosaan? Menampilkan foto adegan kekerasan seksual pula!

5. Segera keluar dari hubungan bermasalah

Pacar atau orang yang dekat dengan kamu suka melecehkan kamu? Segera TINGGALKAN atau LAPORKAN, meskipun tindakannya cuma berupa kekerasan / pelecehan verbal. Nggak ada, deh, istilah udah terlanjur sayang. Harus lebih sayang sama keselamatan diri sendiri, kali!

youthmanual - stop kekerasan

6. Pilih lingkungan pergaulan kamu dengan bijak

Tahun lalu, seorang siswi berusia 13 tahun dibuntuti tiga cowok berusia sekitar 14 tahun, ketika dia lagi pulang dari ekskul. Salah satu dari tiga cowok itu (yang ternyata adalah kakak kelasnya!) memperkosa korban sampai pingsan, sementara dua temannya ngejagain. Gilak! Parahnya lagi, ternyata kasus gang rape yang dilakukan pelajar begini cukup banyak terjadi di Indonesia.

Kalau dinasihati ortu untuk pilah-pilih pergaulan, rasanya, kok, kolot banget, ya. Tapi saat melihat kasus-kasus begini, ternyata teman memang bisa menyesatkan.

Saya langsung ngebayangin 14 orang pemerkosa YY. Kebayang kalau mungkin aja salah satu dari mereka sebenarnya nggak mau mabuk-mabukan, memperkosa, apalagi membunuh, hanya saja “keseret teman-temannya” dan nggak berani untuk bertindak apa-apa. Miris!

7. Jaga keamanan bersama

Dalam keseharian, kamu semua wajib menggunakan common sense. Kalau harus naik kendaraan umum sendirian di malam hari, kamu bisa menghubungi kenalanmu untuk memberi tahu nomor kendaraannya, or simply memilih angkutan umum yang terpercaya.

Kamu juga harus lebih bijak memilah info/foto mana yang bisa di-share di medsos.

Sebaliknya, kamu juga wajib peduli sama sekeliling. Kalau ada teman harus pulang malam sendirian, bisa, dong, diajak pulang bareng. Atau kalau kamu ngeliat kondisi yang mencurigakan dan berbahaya—misalnya, ada pasangan berantem dengan “keras”—jangan cuek aja! Bertindak atau laporkan.

***

Mungkin masih banyak hal lain yang bisa mencegah kekerasan dan pelecehan seksual. Mungkin masyarakat juga punya pandangan yang berbeda-beda terhadap pencegahan ini. Tapi yang jelas, kita punya tujuan yang sama, yaitu menghentikan kekerasan dan pelecehan seksual. Kita SEMUA harus turun tangan menghadapinya. Yuk!

(sumber gambar: jamieutt.wordpress, odyssey.com, lauraakrers.wordpress.com, .ywcalafayette.org, catchnews.com, uwosh.edu)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 13 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1