Grow Strong Give More Photo Challenge: Ini Aksiku!
- Oct 12, 2018
- Fatimah Ibtisam
Beberapa waktu lalu, Youthmanual barengan Frisian Flag mengadakan kompetisi foto di Instagram dengan tema "Grow Strong Give More Versi Kamu". Jadi, peserta diminta untuk posting foto serta menceritakan bagaimana mereka berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Banyak posting-an inspiratif yang masuk ke kami. Selain penilaian foto serta pertimbangan likes dan comment, caption yang berisi cerita mereka juga menjadi faktor penting. Dan inilah para pemenangnya.
Grow Strong Give More Versi @lathifsyaifullah: Mulai dengan Mengembangkan Diri
O Ina Ni Keke
Mangewisako
Mange Aki Wenang
Tumeles Waleko
“Sudah dua hari ini aku mendengar lagu itu berulang-ulang. Lagunya enak, liriknya unik, dan asli Indonesia pula
Sejak tahun lalu, aku sering kepoin akun Instagram serta Twitter berbagai kementerian di Indonesia. Di situ, banyak di-post informasi positif serta pencapaian bangsa yang luar biasa. Banyak di antara post tersebut yang memberiku motivasi untuk berkarya
Aku juga jadi sering berpikir, apakah saat ini aku bisa berperan dalam memajukan Indonesia? Tentu saja bisa! Bagaimana caranya?
Nah, itu! Sampai saat ini diriku belum menemukan jawaban yang paling pas. Yang bisa kulakukan saat ini adalah mencoba mengembangkan diri semaksimal mungkin dan peduli pada permasalahan di sekitarku. Aku juga berusaha meningkatkan rasa cinta tanah air. Salah satunya adalah dengan melestarikan lagu-lagu daerah.
Kuliah di Yogyakarta memberiku banyak kesempatan untuk berkembang. Future Talk yang diadakan di UGM atas kerjasama Youthmanual, Frisian Flag, dan ECC UGM merupakan salah satu wadah pengembangan diri yang sangat bermanfaat bagiku. Aku berharap, ke depannya bakalan ada kegiatan serupa yang bermanfaat.
Aku siap memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia pada saatnya nanti. Mari bersama wujudkan Indonesia Emas 2045!”
Grow Strong Give More Versi @marusaha_s: Mengajar Ibu-Ibu Berhitung dan Menulis
#GrowStrongGiveMore versi saya adalah melakukan kebaikan walau itu hal kecil.
Buta huruf dan buta angka di kalangan Orang Tua merupakan cerminan bahwa pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan.
Hal inilah yang membuka mindset saya bahwa setiap orang harus merasakan nikmatnya pendidikan, tidak peduli seberapa jauh kita melangkah dan seberapa muda/tua usia kita. Mengajari ibu-ibu menulis, membaca, dan berhitung merupakan hal sederhana yang saya lakukan dan inilah #GrowStrongGiveMore versi saya.
Saya yakin dengan melakukan tindakan kecil ini tidak hanya menginspirasi saya pribadi, namun menginspirasi generasi muda lainnya untuk menghargai pendidikan serta turut melakukan hal-hal kecil yang berdampak positif
Bagi saya, tidak perlu mengguncang dunia untuk mengubah kehidupan seseorang. Satu kebaikan kecil saja pasti akan berdampak besar dan berjalan jauh.”
Grow Strong Give More Versi @lenasutanti: Volunteer Cagar Budaya
“Sejak 2016, aku menjadi volunteer cagar budaya di Young Guardian Club Borobudur (klub sukarela anak muda yang aktif di bidang cagar budaya terutama Borobudur) . Banyak banget pengalaman yang didapatkan di kegiatan volunteering yang nggak akan diperoleh sekolah.
Setiap dua minggu sekali kami campaign ke atas candi, panas-panasan bawa poster buat mengingatkan pengunjung supaya nggak duduk di stupa, nggak menyampah, dan nggak corat-coret bebatuan. Selain itu kami juga memungut tisu, bungkus permen, dan sebagainya. Waktu berkampanye, kami sering diremehkan dan direndahkan. Tapi aku cuek aja, hehehe…
Jadi relawan cagar budaya itu menyenangkan banget. Bisa dapat temen banyak, melatih kesabaran menghadapi orang, jadi lebih open-minded, bisa berbagi pengalaman, meningkatkan kemampuan berbahasa, dapat ilmu dari siapa saja, dan part yang paling kusuka yaitu bisa sekalian traveling.
Grow Strong Give More Versi @aghismahayati: Mengajar Paud
Saya mengajar di sebuah Taman Kanak-Kanak. Menurut saya itu adalah hal positif. Kenapa? Dari yang saya lihat, perkembangan anak-anak banyak dipengaruhi oleh konten negatif, efek dari globalisasi yang tak terhindarkan. Maka dari itu, saya bersama rekan guru Paud lainnya ingin menciptakan komunikasi yang baik dengan anak-anak.
Kami menanamkan nilai nilai moral pancasila dan rasa nasionalisme melalui hal hal kecil, seperti dengan lagu (menyanyi), membuat konten vlog bersama anak, dan lain sebagainya.
Kedua, saya juga aktif di medsos sebagai wujud mendukung kemajuan era digital. Sekarang saya sedang aktif membuat konten kegiatan anak-anak, menulis blog tentang kegiatan cinta tanah air, serta membangun kepedulian terhadap literasi bangsa.
Grow Strong Give More Versi @nkadeviana: Aktif Pencak Silat
"Ketika SD, bisa dibilang saya adalah siswi yang pemalu. Saya nggak terlalu happy bergaul dengan teman-teman. Saat mereka ke kantin, saya hanya duduk di kelas.
Di kelas 4 SD, saya mulai mengikuti latihan pencak silat. Waktu itu, orang tua saya sama sekali tidak mendukung. Mereka berpikir bahwa saya ini malas mengambil kegiatan apapun, apalagi olahraga. Saya mengikuti latihan ini dengan serius untuk menunjukkan bahwa anggapan mereka salah.
Setahun kemudian, saya diikutsertakan dalam event Pekan Olahraga Pelajar oleh pelatih dan memperoleh hasil yang membuat orang tua bangga.
Nah dari situ, sedikit demi sedikit karakter saya berubah menjadi anak yang lebih berani, nggak cengeng, happy, dan termotivasi untuk “tumbuh kuat dan memberi banyak" kepada orang-orang di sekeliling dengan kegiatan atau hal-hal positif.
Karena perubahan tersebut, saya pun bisa lebih percaya diri bergaul dengan siapa saja serta lebih berani untuk tampil di depan umum. Saat ini, saya dan teman teman beladiri berada dalam zona positif dan merangkul satu sama lain dalam meraih prestasi.
Grow Strong Give More Versi @larasss30
"Aku cukup sering bikin forum sesi diskusi mengenai merancang masa depan buat anak SMA biar nggak salah jurusan. Namun, baru pertama kali aku melakukannya untuk siswa kelas 6 SD, tepatnya di SDN Pantai Harapan Jaya 03, Bekasi.
Awalnya, aku bingung harus gimana karena memberikan materi ke anak SD sama anak SMA itu beda jauh banget cara penyampaiannya.
Serius deh, walaupun pembahasannya sama yaitu merancang masa depan dan pengenalan profesi, cara penyampaian kepada siswa SD tidak bisa sembarangan. Pertama, harus lebih fun serta ceria, dan kedua aku harus bisa memilih kata-kata ringan tapi mudah dimengerti sama mereka. Ketiga, aku harus pinter pintar mencari bahan candaan dan ice breaking biar mereka nggak bosan."
Nah, satu pemenang utama mendapatkan sebuah handphone dari Youthmanual dan Frisian Flag, sementara lima lainnya memperoleh masing-masing pulsa Rp100,000. Selamat dan semoga makin bisa bermanfaat untuk orang banyak!
Suka deh, cerita #GrowStrongGiveMore mereka. Nggak muluk-muluk, tapi menginspirasi. Bagaimana dengan cerita kalian?
(sumber gambar: Rawpixel/freepik)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus