Mulai Tahun Ini, Siswa Sekolah Kejuruan ASEAN Bakal Semakin Gampang Belajar ke Negara Tetangga
- May 23, 2016
- Dian Ismarani
Kayaknya udah bukan zamannya lagi, ya, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merasa jadi nomor dua dibandingkan dengan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Lulusan SMK dan SMA bisa, kok, sama-sama mampu berkontribusi di era globalisasi ini.
Apalagi baru-baru ini, Technical and Vocational Education and Training (TVET)—asosiasi sekolah kejuruan se-Asia Tenggara—berkolaborasi untuk menggenjot pertukaran pelajar, mahasiswa, dan pengajar sekolah kejuruan. Ini artinya, murid dan guru SMK punya kesempatan lebar untuk berkontribusi di kancah internasional.
Dalam forum pertemuan pejabat tinggi TVET se-Asia Tenggara di Bali tanggal 12 Mei 2016 kemarin, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Hamid Muhammad bilang, sekolah-sekolah kejuruan di kawasan ASEAN perlu berkolaborasi, bukan berkompetisi, untuk membangun ekonomi regional.
Beliau juga bilang, secara regulasi, Indonesia udah siap, kok. Tinggal mengevaluasi kurikulumnya aja. Soalnya ternyata, pendidikan kejuruan Indonesia dalam bidang teknologi industri dan pariwisata, tuh, unggul se-ASEAN, lho. Hebat!
Menurut Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), Bapak Gatot Hari Priowirjanto, ada 4 fokus bidang dalam TVET tahun ini, yaitu:
- Hospitally yang terkait dengan pariwisata
- Rekayasa Industri dan teknologi
- Pertanian
- Konstruksi
By the way, SEAMEO adalah pusat pendidikan yang ditugaskan oleh 11 menteri pendidikan dari negara-negara Asia Tenggara untuk memfasilitasi percepatan interaksi antar dosen, guru, pelajar, dan mahasiswa di wilayah regional melalui pendidikan jarak jauh. Sederhananya, SEAMEO adalah perpanjangan tangan dari negara-negara Asia Tenggara, agar mereka gampang berkoordinasi. Nah, TVET sendiri adalah satu dari tujuh prioritas yang diamanatkan oleh SEAMEO pada tahun 2016.
Ada beberapa isu yang diangkat dan berkaitan dengan TVET, seperti pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas, pengakuan kualifikasi profesional, serta integrasi industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daya yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan konkrit dari program ini apa, sih? Banyak. Salah satunya adalah Country Workshop yang diikuti oleh 1,300 sekolah kejuruan selevel SMK di sebelas negara. Coba cek, deh. SMK kamu ikutan nggak?
Hasil dari Country Workshop ini adalah 23 kesepakatan kerja sama oleh 320 institusi pendidikan, yang salah satunya mendorong mobilisasi pelajar-pelajar SMK di Asia Tenggara.
Yang menarik, pada forum ini, Indonesia mengusulkan tiga gebrakan untuk SMK.
Pertama, Indonesia mengumpulkan 20-30 institusi di ASEAN yang bersedia memberikan beasiswa pendidikan untuk anak-anak Indonesia.
Kedua, lulusan SMK dengan program pendidikan empat tahun (seperti SMK Kimia dan Farmasi) bisa melanjutkan kuliah selama tiga tahun di tiga negara regional Asia Tenggara. Wow, menarik banget, kan?! Jadi, kalau kamu adalah lulusan SMK dengan program empat tahun, kamu bisa melanjutkan kuliah tiga tahun di tiga negara—satu tahun di Malaysia, satu tahun di Thailand, dan satu tahun di Laos. Setelah selesai, kamu akan mendapatkan gelar sarjana.
Ketiga, lulusan SMK Indonesia yang menjalani kuliah terintegrasi di negara-negara ASEAN tersebut akan diberikan kemudahan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan-pekerjaan tertentu di negara yang mereka inginkan. Whoaaa, asyik banget!
Direktur Pembelajaran, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ibu Paristianti Nurwadani bilang, pihaknya sudah menyiapkan 300 siswa lulusan SMK untuk berangkat ke negara-negara Asia Tenggara. Mereka akan belajar di negara yang berbeda-beda—tahun ini konsentrasinya di Thailand dan Filipina—tapi nilai mereka tetap terhitung sebagai kredit perkuliahan yang diakui di ASEAN.
Nggak hanya itu, lho. Khusus untuk pelajar SMK dalam negeri, Kemenristekdikti juga menyiapkan 2,250 siswa SMK di Pulau Jawa untuk melakukan pertukaran pelajar dengan para siswa di Papua atau Sulawesi. Tujuannya supaya mereka saling transfer ilmu, sehingga pendidikan kejuruan di Indonesia bisa merata.
Ada 1,650 SMK yang menjadi rujukan nasional, dan 1,650 SMK rujukan ini akan mendapatkan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Semoga komitmen pemerintah soal ini nggak main-main ya, gaes.
Jadi, udah bukan zamannya anak SMK takut ngadepin Masyarakat Ekonomi ASEAN. Yuk, bersiap!
(Sumber foto: slideplayer.com, sdcmekong.org, ristkdikti.go.id, autoreviindonesia.com)
Kategori
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus