Perjalanan Ujian Nasional: Dari Penentu Kelulusan, Diperdebatkan, Hingga Dibatalkan

Ujian Nasional atau UN merupakan bagian dari pendidikan Indonesia yang berlangsung sejak tahun 1950. Selama puluhan tahun UN menjadi penentu kelulusan. Ujian yang “sakral” sekaligus momok menakutkan. Seiring berkembangnya zaman, penyelenggaraan UN  menjadi perdebatan, antara dihapuskan atau diteruskan. Rencananya 2020 menjadi tahun terakhir UN. Namun akhirnya Ujian Nasional 2020 batal diadakan karena situasi pandemi. Simak bagaimana Ujian Nasional dari masa ke masa.

1950-1960an: Ujian Penghabisan

Walau Indonesia baru seumur Jagung, Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia telah mengadakan Ujian Penghabisan yang diadakan secara nasional. Soalnya berbentuk esai.

1965-1971: Ujian Negara

Di akhir masa sekolah, siswa akan menghadapi ujian akhir yang disebut Ujian Negara. Soalnya adalah esai dan isian, dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Alhasil, nggak semua bisa lulus.

Ujian Negara nggak menentukan kelulusan siswa, namun menjadi syarat jika mau melanjutkan ke sekolah negeri atau ke perguruan tinggi negeri (PTN). Bagi yang nggak lulus Ujian Negara, tetap bisa mendapatkan ijazah namun melanjutkan pendidikan ke sekolah/perguruan tinggi swasta. Jadi penasaran nih, sama soal Ujian Negara yang katanya membutuhkan analisa dan kejelian tinggi.

1972-1979: Ujian Sekolah

Di masa ini, konsep ujian akhir berubah total. Jika sebelumnya ujian diselenggarakan secara nasional dengan soal yang sama, kini ujiannya berbeda di tiap sekolah atau kelompok sekolah.

Tingkat kesulitan serta mutu soal pun bisa berbeda antarsekolah. Ujian ini turut menentukan apakah pendidikan siswa dinyatakan tamat. Tetapi penilaian dikembalikan pada sekolah, sehingga standar lulusan bisa sangat berbeda.

1980-2002: Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional)

Ebtanas diadakan secara nasional di tiap akhir jenjang pendidikan. Hasilnya turut menentukan kelulusan siswa dan menjadi standar untuk mendaftar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, terutama di sekolah negeri. Namun nilai Ebtanas tidak digunakan untuk Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

2003-2004: Ujian Akhir Nasional (UAN)

Mata pelajaran yang diujikan di UAN hanya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. Tujuan UAN adalah menentukan kelulusan siswa, untuk seleksi masuk sekolah, dan pemetaan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Sementara untuk mata pelajaran lainnya ada UAS atau Ujian Akhir Sekolah.

Kriteria kelulusan UAN tahun 2003 adalah tidak ada nilai mata pelajaran di bawah 3.00 dan nilai rata-rata (UAN besarta UAS) minimal 6.00. Kriteria lulusan tahun 2003 adalah tidak ada nilai di bawah 4.00 dan nilai rata-rata (UAN besarta UAS) minimal 6.00. Jika tidak memenuhi angka tersebut dianggap tidak lulus.

2005-2014: Ujian Nasional (UN) Penentu Kelulusan 

Sejak 2005 istilah yang digunakan adalah Ujian Nasional. Tujuan UN adalah untuk menentukan kelulusan, seleksi ke jenjang pendidikan lebih tinggi, dan untuk melihat pemetaan pendidikan secara nasional. Lulus UN menjadi syarat untuk bisa masuk perguruan tinggi. Namun, umumnya nilai UN nggak dipakai untuk seleksi masuk perguruan tinggi, terutama PTN.

Nah, di masa ini mulai bermunculan banyak kritik terhadap UN. UN dinilai menjadi momok yang menakutkan bagi siswa, ortu, maupun guru. Karena keberhasilan pendidikan hanya dinilai dari tes tersebut.

Ironisnya lagi, ada siswa bahkan oknum guru/sekolah yang nekad berbuat curang demi nilai UN. Jual beli bocoran soal menjadi salah satu kendala pelaksaan UN yang bersih. Untuk mengatasinya, pemerintah melakukan berbagai cara, di antaranya membuat banyak variasi soal hingga mencapai 20 paket!

Mata pelajaran yang diujikan pada UN SMA adalah:

IPA

1. Matematika

2. Bahasa Indonesia

3. Bahasa Inggris

4. Fisika

5. Biologi

6. Kimia

IPS

1. Matematika

2. Bahasa Indonesia

3. Bahasa Inggris

4. Ekonomi

5. Sosiologi

6. Geografi

Nah, standar kelulusan UN tingkat SMA/SMK (berdasarkan penyelenggaraan UN 2012) adalah 5.50.

2015: Ujian Nasional Bukan Lagi Penentu Kelulusan

Anies Baswedan, Mendikbud di era Jokowi kala itu, mengumumkan bahwa Ujian Nasional tidak lagi menjadi syarat kelulusan. Anies menyatakan bahwa sekolah lah yang bisa menentukan kelulusan.

"Karena tujuan UN kan bukan menjadi hakim, tapi alat pembelajaran. Kita ingin mengubah UN dari sekadar alat menilai hasil belajar, tetapi alat untuk belajar," ungkap Mendikbud Anies.

2016: Kampanye Prestasi Penting, Jujur yang Utama

UN masih berlangsung, namun bukan syarat kelulusan. Namun penerimaan SMP dan SMA negeri masih memakai nilai UN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun meluncurkan kampanye UN, "Prestasi Penting, Jujur yang Utama."

2017: Sempat Akan Diberhentikan, UN 2017 Tetap Berjalan

Pada pertengahan 2016, jabatan Mendikbud beralih pada Muhadjir Effendy. Pada 25 November 2016, beliau sempat mengabarkan terobosan untuk menghentikan sementara (morotarium) Ujian Nasional mulai tahun 2017. Namun kabar yang terasa mendadak ini menimbulkan perdebatan pro dan kontra. Wapres Jusuf Kalla termasuk salah satu yang kontra gagasan UN ditidadakan/morotarium. Akhirnya, UN 2017 tetap dilangsungkan dengan perubahan. Yaitu mata pelajaran yang diujikan di tingkat SMA/SMK hanya 4 yakni:

1. Matematika

2. Bahasa Indonesia

3. Bahasa Inggris

4. Bisa dipilih salah satu mata pelajaran sesuai jurusan yang diambil (IPA/IPS/Bahasa/SMK Kejuruan).Jadi, anak IPA tinggal pilih, mau ujian mapel Fisika, Kimia, atau Biologi. Begitu pula kamu-kamu yang IPS, pilih salah satu di antara Ekonomi, Sosiologi, atau Geografi. Trus, anak jurusan Bahasa juga diminta memilih antara ujian Antropologi, Sastra Indonesia, atau Bahasa Asing. Bagi kamu yang siswa SMK tinggal pilih salah satu pelajaran teori sesuai jurusan kejuruan yang diambil.

Mengapa materinya dikurangi? Supaya siswa bisa fokus belajarnya. Pilihan pelajaran ini nggak berpengaruh ke pilihan jurusan kuliah.

2018-2019: Ujian Nasional dengan soal isian

Selama bertahun-tahun, Ujian Nasional disajikan dengan format pilihan ganda. Baru deh, di tahun 2018 ada variasi antara soal pilihan ganda dengan isian singkat. Namun ini khusus untuk mata pelajaran Matematika.

Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kiki Yuliati mengungkapkan alasannya, “Dari sisi tujuan penilaiannya sendiri, isian singkat ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.”

2019: Hampir Semua UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer)

Penyelenggaraan UN 2019 hampir sama dengan 2018, namun ada peningkatan dalam peserta UNBK. Jadi sekitar 91 persen peserta UN sudah tes dengan menggunakan komputer. Selain lebih praktis, UNBK juga mengurangi biaya.

2020: Rencananya Jadi UN Terakhir, Namun Batal

Di awal tahun, Mendikbud yang baru Nadiem Makarim melakukan terobosan dengan mengumumkan bahwa mulai tahun 2021 Ujian Nasional akan dihapus. Jadi UN 2020 merupakan Ujian Nasional Terakhir. Sebagai gantinya, akan dibuat asesmen kompetensi dan survei karakter.

Namun, pada bulan Maret muncul pandemi Covid 19 di Indonesia yang mengubah segalanya, terutama di bidang pendidikan. Dengan mengutamakan keselamatan, Kemendikbud mengeluarkan kebijakan belajar jarak jauh dari rumah. Ujian Nasional pun dibatalkan.

Nilai UN memang bukan lagi penentu kelulusan. Namun hasil UN masih dipakai untuk penerimaan SMP dan SMA, terutama sekolah negeri. Nah, pada tahun 2020, penerimaan siswa baru memakai jalur rapor, prestasi, serta zonasi.

***

Seperti itulah perjalanan Ujian Nasional. Tahun 2021 mendatang rencananya akan ada asesmen kompetensi dan survei karakter. Seperti apa ya, bentuknya? Tunggu laporan terbaru kami, ya!

(Sumber gambar: Kemendikbud)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1