Kebiasaan Kecil Pas Kuliah = Investasi Pas Cari Kerja

Sesuai judulnya, artikel ini mau ngebahas kebiasaan-kebiasaan kecil, kadang nyempil kayak up*l, tapi ternyata sangat krusial agar karir kita sukses.

Sebelumnya, coba bayangin, deh, betapa kamu harus stand out diantara puluhan ribu fresh graduate setiap tahunnya. Trus, pas kamu-kamu udah lulus di tahun 2020 nanti, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan jumlah sarjana ke lima terbanyak di dunia.

Kabar yang satu ini sedep-sedep-pait, sih.

Sedapnya karena berarti semakin banyak anak muda Indonesia mengenyam pendidikan tinggi. Hore!

Deg-degannya karena saingan job hunter semakin banyak, sedangkan lapangan kerjanyaa… well, asal tau aja, menurut data Badan Pusat Statistik, di tahun 2014 jumlah lulusan universitas yang nganggur hampir mencapai 500.000 orang. Nah, lho!

Kembali ke topik, ada tuh, kebiasaan-kebiasaan kecil yang kalau dilakukan sejak bangku kuliah, bakal bikin kamu unggul di antara yang lain.

Ayo, upgrade diri kamu dengan:

1. Mengikuti berita.

Idealnya sih, baca koran atau situs berita online yang isinya mendalam dan terpercaya, bukan yang asal lewat. Apalagi koran abal-abal yang headline beritanya panjang kayak kereta: ‘IBU-IBU DIJAMBRET DI DEPAN GANG. SI IBU TERIAK HISTERIS. JAMBRET KABUR, TAPI JATUH  KESANDUNG. AKHIRNYA KETANGKAP WARGA, EH MALAH NANGIS. ‘ Jangan, ya gaes, plis!

Kenapa, sih, ngikutin berita itu penting? Manfaatnya banyak banget, secara langsung maupun nggak langsung. Tapi kalau dalam konteks job-hunting, pertanyaan soal current issues suka muncul, lho, dalam rangkaian tes masuk kerja dan wawancara.

Menurut penelitian di tahun 2012, hanya sekitar 28% millenials (generasi yang sekarang berusia 18-34 tahun) yang baca berita dari koran atau situs. Sisanya, sekitar 77%, memilih medsos sebagai sumber informasi mereka.

Social media might help with some updates, but it’s NOT news channel. Mulai deh, luangin waktu 20 meniiit aja sehari untuk baca berita, supaya wawasan kamu nambah dan jadi tau apa yang terjadi di luar sana.

2. Baca, baca, baca!

“Apa buku terakhir yang kamu baca?” “Buku-buku karya siapa yang kamu sukai?” Jangan kaget kalau pertanyaan seperti ini muncul saat  wawancara kerja. Selain untuk ngetes wawasan, buku yang dibaca juga bisa menunjukkan minat dan karakter seseorang.

“Aduh, ngibul aja, deh, biar praktis.”

Bisa banget! Bisa ketauan, maksudnya. Ingat, pewawancara kita smart dan berpengalaman. Mereka semacam cenayang, ahli psikologi yang bisa “membaca” dirimu. Kalau ketahuan bo’ong, langsung bhaay!

“Tapi ‘kan, hari gini, cuma sedikit orang yang hobi baca buku?”

Then, be special. Jadilah orang yang sedikit tetapi berilmu itu. Salam SUPER! *lah, jadi Mario Teguh*

3. Bangun pagi.

Memang, sih, tugas kuliah, bergaul, maraton serial TV dan ujian membuat kita sulit menghindari begadang. Ditambah lagi, jam masuk kuliah nggak sepagi jam masuk kelas zaman masih sekolah, dimana kelas biasanya dimulai jam 7 pagi teng.

But hey, early bird catches the worm!

Meskipun di dunia kerja ada yang namanya lembur atau night shift, early bird tetap menang dibandingkan mereka yang night owl alias tukang begadang.

Ada banyak keuntungan yang dimiliki morning person, seperti bisa memulai hari dengan kondisi badan segar, bisa nyolong start beraktivitas, bisa dapat cukup istirahat di malam hari, bisa menempuh perjalanan menuju kantor tanpa kehadang macet parah, dan bisa jadi lebih berprestasi. Ah, masa iya? Yoi! Penelitian terhadap mahasiswa di sebuah universitas di Texas menunjukkan bahwa IPK morning person rata-rata 3.5, sedangkan IPK para night owl rata-rata hanya 2.5.

Trus, kalau menurut kesimpulan Harvard Business Review, orang yang biasa bangun dan beraktivitas di pagi hari punya kesempatan berkarir lebih sukses dibandingkan mereka yang bangunnya siang. Ya iya, lah. Perusahaan pasti nggak suka karyawan yang datang telat, apalagi sampai nggak ikut meeting atau ketemu klien di pagi hari.

Hup, langsung nyalain alarm jam, alarm handphone, alarm mobil, sampe alarm rumah!

4. Rajin mandi.


Yes, mandilah dua kali sehari, bahkan di hari libur.

Harus banget, ya? Bukannya nggak mandi pas libur termasuk Hak Asasi Manusia?

Percayalah, walaupun kesannya nggak ngaruh, namun rajin mandi merupakan investasi hidup. Dan sesungguhnya kekecean dan tampilan bersih wangi nan kinclong nggak bisa didapatkan secara instan.

Dengan rajin mandi, kebersihan dan kesegaran tubuh kita jadi terjaga. Pikiran dan wajah pun ikutan segar.

5. Olahraga.

Saat merekrut pegawai, latar belakang pendidikan dan skill kita memang jadi fokus utama HRD, namun hobi kita juga diperhatikan, lho. Yah, semacam nilai bonus, lah. Nah, di tengah persaingan ketat, faktor “bonus” begini jadi sangat penting.

Salah satu hobi yang disukai oleh perusahaan adalah olahraga.

Kenapa olahraga? Kita ‘kan mau kerja, bukan mau tanding bola?

Pertama, karena olahraga bikin fit, dan karyawan fit merupakan aset buat perusahaan. Mereka jadi nggak sering absen, lancar bekerja, punya stamina tinggi dan nggak banyak ngabisin dana asuransi kesehatan.

Kedua, hobi olahraga bisa mengasah nilai-nilai positif pada diri kita, seperti berani bersaing, sportif, serta menjadi team player yang baik (kalau kamu hobi main olahraga tim).

Ketiga, nggak sedikit bos-bos yang suka olahraga. At least jadi penonton atau pengikut berita olahraga. Kalau kamu punya hobi yang sama dengan para bos, mereka pun akan merasa connect sama kamu.

***

Sah-sah aja punya big plan untuk mengembangkan diri sekaligus bikin CV jadi mentereng, seperti “harus lancar bahasa asing selain Inggris”, “harus punya usaha sendiri sejak kuliah” atau “mesti juara A, B, C,… Z”.

Tapi jangan lupakan hal-hal yang kelihatannya kecil tetapi gede pengaruhnya, seperti lima kebiasaan diatas.

Start small, start now. Are you ready?

   

(sumber gambar: Huffington Post, Cambridge in Color, Good Ereader CMA Sansaar, Bobvila, Missoulian)





 

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 22 jam yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1