7 Profesi yang Dibutuhkan di Indonesia Saat Ini
- Aug 26, 2017
- Fatimah Ibtisam
Gaes, inilah profesi yang dibutuhkan di Indonesia saat ini. Siapa tahu kamu berminat menekuninya.
1. Aktuaris
Tahu kah kamu kalau Otoritas Jasa Keuangan RI (OJK) mengeluarkan peraturan bahwa pelaku usaha asuransi harus memakai jasa aktuaris? Nah, menurut keterangan Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan Langgeng Subur, jumlah sarjana Aktuaria yang terdaftar baru 193 orang. Dengan kata lain, masih dikit banget jumlahnya, shay!
Program studi Sarjana Aktuaria sendiri baru ada di Institut Pertanian Bogor selama dua tahun belakangan. Sementara Universitas Indonesia baru aja meresmikan prodi Aktuaria, yang mulai menerima mahasiswa baru tahun 2018. Wah, bagi yang berminat, siap-siap ya gaes! Sebelumnya, di beberapa universitas seperti di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Pelita Harapan, sudah ada studi Aktuaria, namun hanya sebagai peminatan jurusan Matematika atau Statistika.
Prodi Aktuaria sendiri mempelajari ilmu matematika, statistika, ekonomi, serta keuangan dengan tujuan menganalisa risiko yang berhubungan dengan bisnis serta keuangan. Selain bekerja di perusahaan asuransi, lulusan Aktuaria bisa bekerja di bidang perbankan, keuangan, manajemen resiko, dan investasi. Selama ini, karena kekurangan aktuaris, Indonesia mempekerjakan aktuaris dari luar negeri.
“Tentunya Indonesia mampu mencetak aktuaris yang bermutu dan mampu bersaing di Asia Tenggara,” ujar Rektor UI Muhammad Anis seperti yang dikutip Kompas.
2. Arkeolog
Nggak hanya potensi alamnya yang wuarbiyasak, Indonesia juga kaya akan peninggalan sejarah. Nah, di sini lah peran seorang arkeolog. Program studi Arkeologi mempelajari sejarah dari sumber-sumber primer seperti benda peninggalan pra sejarah, kebudayaan, serta kondisi lingkungan dari peradaban sebelumnya.
Idealnya, di tiap kabupaten atau kota terdapat balai arkeologinya. Berarti seharusnya ada sekitar 514 balai arkeologi di Indonesia. Pasti banyak dong, arkeolog yang dibutuhkan bekerja di situ. Selain itu, lulusan arkeologi juga bisa bekerja di museum, lembaga penelitian, dan lainnya.
Saat ini prodi Arkeologi hanya ada di UI, UGM, Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Halu Oleo. Kapasitas mahasiswa per angkatan umumnya juga nggak banyak.
Ajeng Ayu Arainikasih, lulusan Arkeologi UI yang sekarang menjadi dosen merasa beruntung mengambil prodi ini “Saat kuliah S1, aku sering mendapat benefit karena jurusan yang diambil (Arkeologi) tergolong unik. Kesempatan untuk berkarya dan berkembang lebih besar. Misalnya, dapat beasiswa, diterima ikutan seminar, kesempatan field work, terpilih pertukaran mahasiswa, dan lainnya.”
3. Dokter
Ada dua permasalahan utama seputar profesi dokter di Indonesia. Pertama jumlahnya yang masih kurang. Menurut Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat sekitar 109,597 dokter di Indonesia. Sedangkan pemerintah menargetkan agar jumlahnya mencapai 200ribuan. Artinya masih dicari sekitar 110 ribu dokter lagi.
Masalah kedua adalah penyebaran dokter yang nggak merata di berbagai daerah. Di Sulawesi Selatan, misalnya, rasio antara dokter dan jumlah masyarakat adalah 9,4 dokter berbanding 100,000 penduduk. Sementara di Jakarta rasionya adalah 16,4 dokter berbanding 1,000 penduduk. Timpang banget ‘kan, angkanya? Belum lagi, masih ada sekitar 970 Puskesmas di berbagai daerah yang nggak memiliki dokter. Hiks!
FYI, di Indonesia, tiap tahun ada sekitar 8,000 dokter baru. Wah, angkanya masih agak jauh, ya untuk memenuhi kebutuhan profesi ini.
4. Perawat
Seperti halnya dokter, Indonesia juga masih kekurangan perawat. Dalam laporan WHO tahun 2017 disebutkan bahwa jumlah tenaga perawat di Indonesia masih kurang. Peran perawat sendiri dalam dunia medis sama krusialnya seperti dokter. Perawat lah, yang banyak berhubungan dengan pasien dan merawat mereka.
5. Bidan
Memeriksa ibu hamil, membantu proses kelahiran, serta mengontrol pascamelahirkan merupakan tugas utama seorang bidan. Profesi ini diperlukan di rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Nah, berdasarkan keterangan WHO, Indonesia juga masih kekurangan bidan.
Untuk bisa menekuni profesi bidan kamu harus melewati berbagai tahap, seperti yang dialami Rika Susan, alumni Sekolah Bidan Bhakti Pratiwi, "Untuk menjadi bidang, harus kuliah kebidanan, minimal setingkat D3. Saat lulus, akan ada sumpah bidan, seperti sumpah dokter. Setelah itu, kita akan mendapat STR (Surat Tanda Registrasi). STR ini harus diperpanjang tiap 5 tahun,” jelas Rika.
6. Insinyur (Pekerja bidang teknik)
Data Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa hingga tahun 2019 mendatang Indonesia membutuhkan 190,997 lulusan bidang Teknik. Sementara yang tersedia diperkirakan baru sekitar 15 persennya aja, yaitu 20,635 lulusan S1 dan 5,242 lulusan D3. Apalagi, selain bekerja dengan pemerintah, lulusan Teknik juga banyak diperlukan di sektor swasta. Itu artinya peluang kerja yang melimpah.
7. Arsitek
Profesi arsitek juga bakal makin berkembang. Yup, saat ini sedang digodok Rancangan Undang-Undang yang mewajibkan agar semua bangunan (kecuali rumah sederhana dan bangunan adat) memakai arsitek. Kabayang dong, banyaknya masyarakat dan kebutuhan tempat tinggal di Indonesia? Belum lagi gedung, perkantoran, dan fasilitas bangunan lainnya. Itu artinya peluang arsitek untuk bekerja semakin besar.
(sumber gambar: franchiseindia.com, finder.com, home.bt.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus