13 Contoh Lamaran Kerja dan Pelamar yang Langsung DITOLAK!

Tanpa perlu berpikir panjang, perusahaan bakal menyingkirkan lamaran kerja (atau magang) dan menolak pelamar yang seperti 13 kasus ini. Plis, jangan ditiru ya, gaes!

Contoh #1

Saat melamar ingin melamar kerja atau magang ke Go-Jek, tapi yang tertera di surat lamaran adalah

Kepada Yth.

Kepala HRD Uber Indonesia

Lah, ini sebenarnya mau melamar ke mana, Go-Jek atau Uber? Kok jadi kebolak-balik? Yup, hal yang seperti ini sering banget kejadian saat kamu melamar ke banyak tempat. Memang sih, wajar jika kamu melamar ke lebih dari satu tempat. Tapi jangan asal tebar jala. Beri perhatian pada tiap lamaran yang kamu kirim, terutama soal detail penting seperti penyebutan nama.

Kesalahan sebut nama model begini nggak hanya memberi kesan bahwa kamu nggak teliti dan ceroboh, tapi juga menunjukkan kalau kamu nggak niat-niat amat masuk ke sana. Perusahaan pun jadi malas mempertimbangkan kamu lebih lanjut.

Contoh #2

Nggak pakai surat lamaran kerja cuma mengirim CV dan copy dokumen. Ini sama saja kamu melamar tanpa permisi dan kejelasan tujuan. Palingan kalau lewat email, hanya tercantum subjeknya: “Lamaran Kerja” atau “CV”. Mungkin kamu malas berbasa-basi berpikir bahwa yang terpenting dalam lamaran kerja hanya lah curriculum vitae dan dokumen pendukung. Salah besar!

Rata-rata perusahaan akan skip file lamaran yang nggak menyertakan surat lamaran. Sehebat apapun CV yang kamu miliki jadi sia-sia lantaran nggak disertai dengan surat lamaran yang proper. Merasa “rules” soal surat lamaran ini kolot dan ketinggalan zaman?  

Sophia Amaruso, perempuan muda pemilik usaha e-commerce fashion di Amerika Serikat saja menekankan pentingnya surat lamaran jika melamar kerja. Padahal, kultur di Nasty Girl, perusahaan milik Sophia, kekinian, nyantai, dan hampir semua karyawannya anak muda. Yup, ingat bahwa etiket dan profesionalisme kudu tetap dipegang, gaes!

Contoh #3

Sudah lah mengirim email yang nggak ada body text-nya, eh gak pake subjek di emailnya pula. Kosong… song…song! Ini sungguh ketidakjelasan yang haqiqi, dan biasanya pihak perusahaan pun nggak mau bersusah payah membukanya. Langsung delete!

Contoh #4

Mengemail atau DM di akun resmi perusahaan:

“Ada lowongan , Min? Ini CV saya ya.”

Mungkin pihak perusahaan agak bingung, kamu sebenarnya pengen kerja, atau lagi nawar barang di gerai online sih?   

TETOT!

Contoh #5

Email:

“Bagaimana lamaran yang saya kirim kemarin? Apa sudah ada keputusan?”

“Kenapa proses seleksi lamarannya lama, banget sih?”

Ini juga hal yang menjadi protes salah satu co-founder startup. Yaitu pelamar muda yang pushy dan nggak sopan. Asli, langsung ilfil deh, untuk menindaklanjuti lamaran do’i. Belum apa-apa udah “meneror”, sih.

Oke, kamu memang boleh follow up perkembangan proses lamaran kerja setelah interview (bukan sebelumnya), tapi harus sopan dan berikan mereka waktu. Jangan sampai bikin perusahaan merasa terganggu.

Contoh #6

………  Saya berharap bisa memenuhi kualifikasi dan bergabung di perusahaan ini. Menurut saya, banyak hal yang bisa ditingkatkan dari PT. X, seperti tampilan website yang terlalu monoton. Selain itu, produk yang ditawarkan juga tidak sesuai dengan anak muda……

Saking semangatnya, kamu sampai mencantumkan segala kritik untuk perusahaan pada surat lamaran. Tunggu dulu, apakah memang kamu diminta memberi masukan? Nggak, ‘kan? Ibaratnya kamu baru memperkenalkan diri di “rumah orang” tapi kamu sudah kritik orang itu tanpa diminta. Menurut Sophia Amaruso pelamar seperti ini menyebalkan.  

Failed!

Contoh #7

Mengirimkan lamaran dengan bonus “album foto” kamu berbagai gaya. Eaaaa ini calon pegawai, calon ledom (mode), atau selebgram wannabe. Yup, foto yang nggak proper, meskipun cuma sebijik bisa bikin males. Apalagi kalau mengirimkannya banyak.

Contoh #8

Penndidikan:

Bla…bla

Prestasti:

Bla…bla

Pengalaman:

……..

Yes, CV dengan banyak typo juga bikin malas perusahaan untuk mempekerjakan kamu. Ini menunjukkan kalau kamu kurang perhatian dan ceroboh. Kalau menggunakan bahasa Inggris, perhatikan tata bahasa dan ejaan yang tepat. Dan ingat kalau lamaran adalah dokumen resmi jadi jangan pakai singkatan atau bahasa gaul, ya. Jangan sampai kamu menulisnya jadi “Riwayat Hydup”.

 Contoh #9

Ternyata ada lho, calon pekerja magang yang meminta temannya atau mamanya yang mengirimkan dan MEMBUATKAN surat lamaran.

Isi lamarannya kira-kira seperti ini.

“Saya teman dari X dan X berniat untuk magang di perusahaan ini.”

Gimana dong, yha?!

Contoh #10

Membatalkan janji tes/wawancara tanpa alasan jelas juga menutup kesempatan kamu buat bekerja. Apalagi kalau di hari H kamu nggak muncul tanpa kabar, kemudian minta reschedule.

Mbak, mas, jadwal wawancara itu sudah dibuat dengan menyesuaikan jadwal berbagai pihak di perusahaan, dan biasanya schedule mereka padat. Pastinya, HRD bakalan kzl kalau kamu batalin begitu saja.

Contoh #11

“Anda berani menggaji saya berapa?” Tanya seorang lulusan kampus bergengsi, yang belum punya pengalaman bekerja sama sekali di awal interview.

Mungkin pewawancaranya jadi pengen mengirim anak itu pulang detik itu juga. Selain contoh ekstrim kayak pertanyaan tadi (yang beneran pernah ditanya sama pelamar saat wawancara!), sikap yang sombong juga bisa terlihat dan bikin ilfil. Sombong tuh, kayak gimana sih? Yah, attitude yang menggambarkan bahwa, “Gue-hebat-banget-dan-lo-semua-nggak-penting.”

So, pede saat wawancara kerja boleh aja, bahkan perlu, but also be humble.

Contoh #12

Saya ingin bekerja di posisi apa aja.

Lamaran atau wawancara yang seperti ini juga kartu mati, sob. Kamu bakalan dianggap nggak punya pendirian atau nggak punya pengetahuan mengenai posisi yang dilamar. Kamu bisa bersikap lebih diplomatis dengan mengatakan, misalnya, “Saya tertarik magang di bagian Marketing. Namun saya siap ditempatkan di divisi lainnya.”

Contoh #13

Saat wawancara…

Pewawancara: Jadi kamu pernah jadi volunteer?

Pelamar: (mengangguk)

Pewawancara: Salah satu keahlian kamu adalah menulis, bisa diceritakan?

Pelamar: Iya, saya suka menulis.

Pewawancara: Kenapa melamar di sini?

Pelamar: (dengan setengah berbisik) Karena saya tertarik.

Kemudian hening…

Wawancara pun berakhir dalam waktu kurang dari 5 menit.

(sumber gambar: talkroute.com)

 

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 13 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1