Apa Itu Mata Kuliah Pilihan dan Bagaimana Cara Memilih yang Tepat Untukmu?
- Feb 02, 2017
- Fatimah Ibtisam
Beda dengan pelajaran di sekolah, saat kamu kuliah kamu akan menemukan mata kuliah wajib serta mata kuliah pilihan (MKP). Walau nggak wajib, tapi mata kuliah pilihan nggak boleh disepelekan, sob! Apalagi asal pilih. Kalau kamu memilih dengan tepat, MKP ini bakal sangat bermanfaat buat masa depanmu.
Apa sih, MKP itu?
Sesuai namanya, MKP adalah kelas yang bisa dipilih mahasiswa. Beda dengan mata kuliah wajib yang harus diambil semua mahasiswa.
Misalnya, di jurusan Administrasi Niaga atau Teknik Industri ada 15 mata kuliah pilihan. Nah, mahasiswa diminta menentukan setidaknya 6 di antaranya. Ini hanya contoh lho, karena jurusan-jurusan di universitas yang berbeda, bisa memiliki MKP yang beda pula.
Hal yang perlu kamu ketahui seputar MKP antara lain:
- Bebas dipilih mahasiswa.
- Walau jurusannya sama, pilihan kelas MKP bisa berbeda di universitas yang berbeda.
- MKP nggak sama dengan peminatan jurusan. Namun peminatan jurusan bisa berhubungan dengan mata kuliah pilihan. MKP biasanya harus sejalan dengan peminatan yang dipilih. Contohnya jika kamu mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dan mengambil peminatan Hubungan Masyarakat, biasanya kamu harus memilih MKP yang masih nyambung dengan studi humas.
- Sebenernya, seberapa berpengaruh kah MKP untuk SKS kita? Beda-beda, sih. Biasanya porsi SKS Mata Kuliah Wajib tetap mendominasi keseluruhan SKS, sementara porsi SKS Mata Kuliah Pilihan bervariasi, tergantung kebijakan masing-masing program studi. Misalnya, jurusan Filsafat Universitas Indonesia memberikan jatah 28 SKS kepada MKP, sementara di jurusan Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, porsi MKP hanya 12 SKS dari total SKS yang mesti dikumpulkan mahasiswa.
- Kadang ada juga yang boleh mengambil mata kuliah lintas jurusan dan fakultas. Misalnya, waktu saya kuliah di Fakultas Ilmu Budaya, kami bisa mengambil beberapa MKP di FISIP, begitu pula sebaliknya. Ada juga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer yang mengambil MKP yang diadakan jurusan Sastra Pranacis.
- Nggak semua jurusan ada punya mata kuliah pilihan. Ada yang nggak bisa milih, karena semua kelasnya sudah paket. 'Ciyan, ya? Hihihi.
Manfaat MKP
Bagi kamu yang bisa mengambil MKP, manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Ingat, pilihanmu menentukan masa depan, lho. Kayak Pemilu gitu, lah. Nggak percaya? Setidaknya, ada lima manfaat penting yang bisa kamu dapatkan dari MKP, yaitu:
1. Nilai plus untuk kerja atau melanjutkan pendidikan
Materi MKP cenderung spesifik, unik dan sebagian di antaranya bersifat praktis serta mengasah skill. Efiya Nur Fadila, alumni jurusan Psikologi, Universitas Indonesia yang kini bekerja di toko buku Aksara, merasakan besarnya manfaat kelas Bimbingan Menulis, baik untuk membuat tulisan ilmiah maupun populer.
Sementara Harumi Manik Ayu Yamin, M.Hum, dosen Program Studi Inggris, Universitas Indonesia menjadikan MKP Psikolinguistik sebagai salah satu modal ilmu dasar saat ia melanjutkan S2 di Fakultas Ilmu Budaya.
Contoh lainnya, kalau kamu tertarik kerja di perusahaan Korea (atau kenalan sama anaknya bos perusahaan Korea), coba ikut kelas Budaya Perusahaan Korea, MKP yang diselenggarakan Program Studi Korea, Universitas Indonesia. Seru, ya?
2. Membuka berbagai peluang, seperti peluang beasiswa, magang, dan lain sebagainya.
Gara-gara ikutan MKP Bahasa Spanyol, teman saya jadi dapat beasiswa short course ke Spanyol, lho. Bikin sirik, ih!
3. Subjek dan tugasnya seru-seru, bahkan ajaib
Materi pelajaran MKP biasanya nggak standar, cocok untuk mahasiswa anti mainstream yang suka tantangan. “Tugas pertama saya di kelas MKP Psikologi Perilaku Seksual adalah membeli kondom dan menuliskan pengalaman saya tersebut,” cerita Efiya yang memfavoritkan MKP Psikologi Wanita dan Gender serta Psikologi Lintas Budaya saat berkuliah S1 di jurusan Psikologi.
Ujiannya pun nggak kalah menarik. Untuk Ujian Tengah Semester salah satu MKP, saya pernah bikin paper mengenai olahraga Quidditch di seri buku Harry Potter. Risetnya gimana? Dengan cara maraton film dan buku Harry Potter, tentunya. It’s, like, the best exam ever!
4. Membuka kesempatan untuk mengeksplor wawasan dan passion
MKP bisa memberikan kita ilmu spesifik sekaligus membuka mata kita akan hal-hal baru. Misalnya, anak Jurusan Teknik Sipil bisa belajar ilmu-ilmu spesifik lewat MKP seperti Struktur Beton Tahan Gempa serta Teknik Jalan Rel. Yup, ada lho mata kuliah seperti itu.
5. Mempengaruhi IP alias Indeks Prestasi.
Yaeya, dongs! Apalagi kalau bobot SKS-nya 3 atau 4 per mata kuliah.
Saya termasuk orang yang merasakan betapa menyenangkan dan bermanfaatnya MKP. Pernah ngerasain pengalaman yang nggak enak juga, sih, lantaran asal pilih MKP. Misalnya, saya pernah ngambil kelas bahasa Jepang, dilanjutkan dengan kelas bahasa Italia, hanya karena ikut-ikutan, bukan karena benar-benar tertarik. Ujung-ujungnya, saya jadi ngomong bahasa Italia dengan intonasi Jepang. Hadeh!
Tips Menentukan MKP
Sekarang sudah tau ‘kan betapa pentingnya MKP? Sama pentingnya kayak pilihan jodoh, ‘kan? #eaaa. Maka sebelum menetukan pilihan hati, kamu perlu melakukan hal berikut ini:
1. Do some research. Tiap awal semester baru, cari tahu apa saja MKP yang bisa kamu ambil, baik MKP dari jurusan sendiri maupun dari jurusan lain (kesempatan buat ngeceng sama anak fakultas lain! Hore!). Kalau bingung menentukan pilihan, biasanya kampus menyediakan penjelasan tiap MKP, kok. Cek buku panduan mahasiswa atau website kampus kamu.
2. Sesuaikan dengan minat. Pilih MKP yang sejalan dengan minat pribadi atau yang berkaitan dengan pekerjaan impian kamu nantinya.
3. Pastikan nyambung. Pastikan MKP yang dipilih nyambung dengan jurusan studi kamu. Seenggaknya bisa disambung-sambungin, lah. Saya pernah sekelas dengan mahasiswa Ilmu Komputer yang mengambil kelas Pengkajian Sinema. Walaupun sepertinya nggak nyambung, bisa jadi dia tertarik mendalami penggunaan komputer untuk pembuatan film, ‘kan?
Sebaliknya, saya sendiri pernah ditolak (hiks!) saat ingin mengambil MKP yang membahas budaya Betawi, sebab mata kuliah tersebut dianggap nggak berkorelasi dengan jurusan saya.Kalau saran Harumi, utamakan MKP dari jurusan atau fakultas sendiri. “Karena biasanya lebih relevan dengan studi,” jelasnya.
4. Konsultasi dengan PA. Nah, yang tadi nolak MKP yang saya ajukan adalah Pembimbing Akademik alias PA saya. Dalam menentukan MKP, konsultasi dengan PA memang krusial. Bukan hanya karena beliau punya hak veto, tetapi juga karena PA adalah orang yang tepat dan profesional untuk sharing mengenai akademis kamu.
5. Tanya ke senior. Sebelum menentukan MKP pilihanmu, ngobrol-ngobrol dulu, gih, sama senior tentang MKP yang ingin kamu ambil. Tentunya senior lebih berpengalaman dan mereka biasanya memberikan info dari sudut pandang yang berbeda dari PA atau dosen. Contohnya, info soal karakter berbagai dosen MKP—apakah asik, killer atau killing me softly alias bikin ngantuk berat?
6. Pertimbangkan faktor dosen. Seperti kata Efiya, ”Sayang kalau subjek MKPnya menarik tapi dosennya nggak membawa pencerahan.” Begitu pula kalau dosennya keren banget, tapi jarang masuk. Atau dosennya smart, rajin, tapi di kelas irit ngomong. #dosenjugamanusia
7. Nggak main aman. “Gue ambil MKP X aja deh, soalnya nilainya gampang.” Pikiran seperti itu memang menggoda. Siapa sih, yang nggak mau dapat nilai cemerlang buat memperindah IP? Di sisi lain, sayang banget kalau kamu milih sebuah mata kuliah hanya karena nilainya gampang, padahal subjeknya nggak menantang, bahkan nggak kamu minati. Pasti ngejalanin kuliahnya juga akan setengah hati. Ibaratnya seperti nembak cewek hanya gara-gara pasti diterima.
8. Jadwal oke. Kalau subjek serta dosen MKP pilihan kamu sudah oke, langkah selanjutnya adalah mengecek jadwal. Bukan jadwal bobok siang atau JJS yah, tetapi apakah ada matkul lain yang bentrok dengan MKP pilihan kamu? Apabila ada jadwal MKP yang bentrok dengan matkul wajib, dahulukan yang wajib.
9. Mari berhitung! Biasanya, dalam satu semester, maksimal SKS yang boleh diambil adalah 24. Itu juga kalau nilai IP kamu dari semester lalu mencukupi. Saran saya, sih, ambil jumlah SKS sesuai kemampuan, walau jangan terlalu sedikit juga. Nanti nggak lulus-lulus.
Oya, total SKS MKP biasanya boleh lebih, lho. Misalnya, syarat lulus S1 ‘kan adalah menyelesaikan 144 SKS, namun nggak sedikit mahasiswa yang akhirnya mengambil SKS lebih dari itu. Sewaktu kuliah, saya sendiri ngambil 156 SKS, soalnya banyak MKP seru, sih! Kebetulan juga, di semester-semester akhir, jadwal kuliah saya agak lowong.
10. Yuk, dipilih! Salah satu kendala mengambil MKP adalah kapasitas mahasiswanya yang terbatas. Kalau kurang gesit, bisa-bisa MKP incaran kita sudah fully booked. So, lebih baik rencanakan dari jauh hari, MKP apa saja yang ingin kamu ambil. “Dari awal harus gerak cepat. Cari tahu tentang mata kuliah pilihan yang kamu inginkan. Trus, cek kurikulum supaya tahu kapan momen (semester) yang paling pas untuk mengambil MKP itu,” beber Harumi.
Nah, karena sekarang sudah tau tips dan triknya, apakah kamu sudah memutuskan MKP yang akan kamu ambil untuk semester depan?
(sumber gambar: okmag.com, CollegeRank.net Wordme, Bowling Green State University, Macleans, College Magazine)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus