Ternyata, Kurang Stres Sama Bahayanya Dengan Terlalu Stres!
- Sep 08, 2016
- Laila Achmad
Berbagai riset membuktikan bahwa terlalu banyak stress memang berbahaya untuk kesehatan. Tapi kata kuncinya adalah KE-BA-NYA-KAN. Maka sebaliknya, kalau porsinya wajar, stress malah bisa bikin sehat, lho.
Saya mau sharing sebuah cerita inspiratif, nih:
Seperti yang pasti sudah kamu tahu, orang Jepang suka ikan segar. Tapi pada suatu masa, ikan susah didapatkan di pinggiran perairan Jepang. Akhirnya, para nelayan Jepang harus berlayar semakin jauh ke tengah laut, untuk bisa mendapatkan banyak ikan.
Tetapi semakin jauh para nelayan berlayar, semakin lama juga waktu yang mereka butuhkan untuk kembali ke daratan. Akibatnya, ketika mereka tiba di daratan, ikannya sudah nggak segar.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang kotak pembeku alias freezer di kapal-kapal nelayan. Dengan demikian, para nelayan bisa langsung memasukkan ikan-ikan yang mereka tangkap ke dalam freezer, sehingga nggak jadi masalah kalau para nelayan harus menempuh jarak jauh untuk memancing.
Dengan freezer, kualitas ikan memang jadi nggak rusak. Namun rasa ikan beku rasanya kurang enak dibandingkan rasa ikan segar—dan hal ini bisa dirasakan orang Jepang—sehingga harganya juga jadi lebih rendah.
Maka kemudian, perusahaan perikanan memasang tangki alias akuarium di kapal, agar ikan-ikan yang ditangkap bisa dibawa pulang dalam keadaan hidup.
Anehnya, ikan-ikan tersebut rasanya tetap nggak enak, karena selama hidup di dalam tangki, tingkah mereka seperti “kebosanan”—loyo, malas, nggak banyak bergerak, hanya berputar-putar di dalam tangki. Mungkin karena mereka nggak bisa ngapa-ngapain, ya. Berbeda dengan hidup di lautan yang lebih seru dan dinamis.
Akibatnya sama aja. Ketika dimakan, ikan-ikan tersebut nggak punya citarasa segar. Waduh, industri perikanan Jepang pun panik.
Akhirnya, mereka menemukan solusi. Agar rasa ikan tetap segar, perusahaan perikanan Jepang memasukkan ikan hiu kecil ke dalam tangki tersebut, di tengah ikan-ikan hasil tangkapan. Hasilnya, ikan-ikan di dalam tangki pun aktif bergerak dan merasa “tertantang”, karena selalu dikejar oleh si hiu. Adrenalin para ikan tersebut naik, dan citarasa mereka jadi tetap segar selama hidup di dalam tangki, because they act alive, nggak hanya diam dan “mati suri”.
***
Entah kisah ini nyata atau nggak, saya merasa sangat terinspirasi dari cerita ini.
Mungkin tanpa sadar, banyak banget dari kita yang hidup seperti ikan di dalam tangki—nggak tertantang, malas-malasan, dan nggak mau keluar dari di zona nyaman. Kita nggak terpacu dan mendorong diri kita untuk mencapai target lebih tinggi, karena hidup kita nggak ada “hiu” alias tantangannya.
Seperti kutipan favorit saya dari Najeela Shihab—salah seorang tokoh pendidikan di Indonesia—orang hebat itu nggak sedih kalau mendapatkan tantangan atau kesulitan. Orang hebat itu malah SENANG kalau mendapatkan tantangan atau kesulitan. Kenapa? Karena artinya dia sedang “diuji”. Dan kalau lolos ujiannya, berarti dia akan “naik kelas” dan mendapatkan situasi yang lebih baik atau lebih hebat.
Jadi kalau mau hidup kamu berkualitas, bukan berarti hidup kamu harus bebas-stres. Kamu malah HARUS stres, asalkan porsi stresnya sedang-sedang saja.
Malah riset membuktikan, ketika seseorang pensiun dan berhenti menantang dirinya sendiri, otaknya jadi melembek.
Menurut makalah “Mental Retirement” dari RAND, October 2009:
“Kami menemukan bahwa pensiun dini bisa memberikan dampak negatif yang signifikan pada kemampuan kognitif seseorang di umur awal 60an, dan hal ini sangat penting secara kuantitatif maupun kausal”
Oke, berarti stres berlebihan memang nggak baik.
Gimana kalau kita stres banget, tapi kita memang suka dengan kuliah atau pekerjaan kita?
Misalnya, kamu seorang mahasiswa Fisika, dan setiap hari kamu rutin kuliah, praktikum, kerja praktek, jadi asdos, bahkan jadi guru les Fisika untuk anak SMA. Jadi kamu cukup sibuk dan kadang stres, tapi kamu MEMANG cinta dengan bidang Fisika dan kegiatan mengajar. Kalau begitu, gimana?
Menurut penelitian Terman Study, berarti hidup kamu bermakna, memuaskan, dan kamu bakal panjang umur!
Kata penelitian Terman Study tersebut:
“Orang-orang yang bekerja dalam karier yang mereka minati—dan bekerja keras dalam karier tersebut—akan hidup paling lama.”
Masuk akal, sih. Karena kalau sehari-hari kita mendalami bidang yang kita minati, hidup jadi terasa bermakna dan ada tujuannya.
Intinya, kalau kamu stres karena sibuk di bidang atau lingkungan yang nggak bikin kamu bahagia—entah jurusan kuliah atau karier—berarti kamu memang harus relaksasi atau mempertimbangkan ulang bidang tersebut, karena stres yang begitu bisa berbahaya untuk kesehatan kamu.
Beda halnya kalau kamu sibuk dan stres, TETAPI kamu memang cinta atau passionate dengan bidang yang kamu geluti. Kalau kasusnya memang begitu, silahkan (kerja) habis-habisan, sob!
(sumber gambar: cnn.com, upliftconnect.com, io9.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus