8 Langkah Menghadapi Kritik dengan Elegan. Bisa Nggak, Ya?

Kritik yang membangun akan membuat kamu jadi lebih baik, ketimbang segala puja-puji.

Iya sih, tapi tetap aja nggak gampang menghadapi kritikan! Apalagi kalau kritiknya menyebalkan (bukan yang konstruktif) atau mungkin bermanfaat, tapi pake cabe 23 bijik. Pedas, gan!

Walaupun dikritik itu rasanya pedih, asam, pahit, bahkan pedas, tapi yang paling oke adalah menghadapi kritik dengan elegan. Super banget, ya?

Biasanya, saat menghadapi kritik, orang akan:

  1. Merasa deg-degan dan nggak nyaman.
  2. Menganggap kritik yang diarahkan kepadanya nggak tepat/nggak fair.
  3. Menyerang balik si pengkritik atau marah.
  4. Membela diri dengan mencari alasan.
  5. Down, kecewa pada diri sendiri.

Padahal sikap agresif, defensif atau emosional seperti di atas itu sama sekali nggak tepat, lho. Yang bisa kamu lakukan adalah…..

1. Stay cool

Tenang, dan jangan langsung bereaksi. Biasanya, emosi yang campur aduk bakal muncul saat ada orang yang mengkritik kamu, apalagi kalau kritiknya tajam dan agak sadis. Misalnya, "Kok, hasil kerjaan elo ini jelek banget, sih? Lo nggak niat ya ngerjainnya?"

Berusahalah menetralkan emosi dan perasaan yang muncul. Karena di saat tenang, kamu akan bisa menghadapi segala sesuatunya dengan lebih baik.

2. Dengarkan.

Trus, dengerkan apa yang disampaikan orang lain dengan baik, supaya kamu paham maksudnya. Nggak semua orang bisa menyampaikan kritik dengan jelas dan baik. Ada yang muter-muter, ada juga yang omongannya nggak ngenakin. Apapun itu, coba tangkap info yang ingin diberikan ke kamu.

Misalnya, contoh di atas. Intinya 'kan orang yang mengkritik nggak puas sama pekerjaan kamu.

3. Nggak usah dijadikan masalah personal.

Kadang kritik bisa sangat menyinggung atau menyakiti secara personal. Seperti misalnya ketika ada orang mengkritik hasil kerja kamu dengan kalimat, "Lo nggak niat ya, ngerjainnya?" Padahal bisa jadi kamu sudah bekerja keras siang-malam menggarap pekerjaan kamu itu. Hiks!

Kalau terlalu terbawa perasaan,  akhirnya kamu nggak fokus dengan isi kritik, tapi dengan sosok si pengkritik dan hubungannya dengan kamu. So, sebisa mungkin jangan jadikan ini masalah pribadi.

4. Ingat manfaat kritik.

Supaya kamu makin mantap menghadapi kritik, pikirkan saja manfaatnya. Misalnya, jadi membuat kamu lebih maju dan lebih tough. Lagipula, biasanya, jika seseorang semakin maju dan bersinar, dia juga akan semakin banyak menerima kritik. Kalau kamu mendapat kritik, berarti kamu udah mulai bersinar, dong? Uhuy!

5. Tanyakan dengan jelas dan minta masukan.

Kalau kritik yang kamu peroleh masih kurang jelas, bamu bisa menanyakan lebih lengkap tentang kekurangannya. Misalnya, apa saja hal yang kurang bagus dari pekerjaan kamu? Apa kekeliruan yang kamu lakukan? Dan lain sebagainya.

Apalagi kalau orang yang memberikan kritik memang kredibel di bidangnya, dan kritiknya membangun. Kesempatan, tuh! Kamu bisa sekalian minta masukan pada si pengkritik.

6. Lakukan sesuatu.

Jika kritik yang disampaikan ke kamu sudah jelas dan tepat, kamu bisa langsung memperbaiki dan merevisi diri. Katakan pada si pengkritik, bahwa kamu akan memperbaikinya atau melakukan sesuatu.

Sebaliknya, kalau kritiknya belum jelas atau sagat subjektif, jadikan masukan. Tapi jangan langsung ditelan bulat-bulat. Setidaknya kamu bisa memikirkannya, meminta opini lain, dan mengecek kembali hal yang dikritik tersebut.

7. Alasan? Berikan hanya bila diperlukan.

Perlu nggak, sih, membela diri saat dikritik, misalnya dengan menyampaikan alasan tindakanmu? Menurut saya, sih, beri alasan hanya bila diperlukan. Dengan catatan, setelah kamu mendengar dan memahami kritiknya, ya. Jangan langsung memotong kritik dangan membela diri dan  jangan jadikan alasan sebagai tameng untuk bersikap defensif. Kesannya pathetic amat, sob!

Misalnya, kamu dikritik karena sering telat saat meeting kelompok. Terima saja kritik tersebut, dan ubah kebiasaan telatmu. Nggak perlu beralasan ini-itu. Kecuali apabila kamu ditanya, kenapa kamu telat terus.

8. Ucapkan terima kasih.

Sampaikan terima kasih  kepada si pengkritik, karena sudah mengoreksi kekurangan kamu.  Walau mungkin masih ada sedikiiiit rasa nyesek dan dongkol, tapi itu adalah etikanya. Lagipula dengan kritik, kamu bisa mawas diri dan jadi lebih baik, ‘kan? So, pengkritik juga perlu diapresiasi.

Di sisi lain, menghadapi kritik dengan baik dengan menyampaikan terima kasih akan membuatmu lebih dihargai.

Baca juga:

(sumber gambar: standbymethod.com, manishmansinh.deviantart.com, slideshare.net)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 3 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 3 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 4 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 4 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1