Kamu sudah menentukan jurusan kuliah yang ingin kamu ambil. Bahkan, kamu sudah tahu kampus incaran kamu.

Tiba-tiba, pilihan kamu dipertanyakan sama orang tua dan teman-teman kamu.

“Yakin mau ambil jurusan itu? Kenapa nggak jurusan ini aja?”

“Kampus itu bukannya kualitasnya kurang oke, ya? Dosen pengajarnya dari mana aja?”

Duh, yang tadinya yakin jadi malah jadi deg-degan lagi.

Pertanyaan-pertanyaan yang bikin ragupun muncul di benak kamu:

Bener nggak ya, gue mau ambil jurusan itu? Kalau ternyata di tengah jalan gue nggak suka gimana? Jurusan ini bakal menunjang karier gue nggak, ya?

Kamu jadi mikir panjaanngg banget. Sampe stress jangan-jangan jurusan pilihan kamu nanti skripsinya susah banget dan kamu jadi kurus sebelum lulus. Padahal, mulai kuliah aja belum.

Apa yang harus kamu lakukan kalau kamu mengalami hal ini?

1. Jangan panik

Kalau kamu melihat sisi baiknya, orang-orang yang meragukan kamu justru bakal membuka pikiran kamu lebih lebar. Maksudnya, pertanyaan mereka bakal bikin kamu jadi berpikir ulang dan mencari tahu tentang jurusan dan kampus lebih dalam.

Kalau kamu cuma tahu permukaannya aja, tentu pertanyaan dari orang-orang terdekat nggak bisa terjawab. Ujung-ujungnya, kamu harus menggali lebih dalam soal jurusan dan kampus tersebut. Misalnya, mata kuliah yang dipelajari, fasilitas, sampai kesempatan karier di masa depan.

2. Kenali motivasi kamu yang sebenarnya

Menurut situs Thriveglobal, ada dua sistem utama yang mempengaruhi setiap keputusan dan tindakan yang kamu ambil dalam hidup.

a. Behavioral Inhibition System (BIS)

b. Behavioral Activation System (BAS)

BIS adalah sistem yang menyelaraskan kamu untuk menilai resiko atau menghadapi ancaman di lingkungan kamu. Nah, sistem ini membantu kamu menelaah kekurangan dan kelebihan dari keputusan yang bakal kamu ambil.

Misalnya, kamu menentukan masuk jurusan Ekonomi. Secara garis besar, kamu tentu udah tahu bahwa menjadi mahasiswa jurusan Ekonomi haruslah menyukai manajemen angka. Kalau kamu memilih kampus negeri, BIS kamu mempersiapkan kamu bersaing dengan lebih banyak orang melalui tes nasional.

Sementara, BAS adalah sistem yang menyelaraskan kamu untuk bertindak dan mendapat reward dari keputusan kamu. Pokoknya harus buruan action dan dapat kepuasan.  

Dua sistem ini seringkali tumpang tindih mana yang duluan. Ada yang berpikir panjang sebelum menentukan, ada yang langsung menentukan dan berharap bahwa mereka bisa menghadapi dan menangani resikonya dengan baik.

Nah, saatnya kamu mengenali motivasi kamu apa dalam memilih jurusan dan kampus. Menurut Youthmanual, kamu harus mengedepankan BIS sebelum BAS. Meskipun memang, kadang kecemplung di sebuah jurusan malah bikin kita jadi jatuh cinta sama jurusan tersebut. Tapi nggak semua mengalami hal ini, lho.

Mereka yang mengedepankan BAS, haruslah punya manajemen sikap yang baik.

3. Take a break

Kalau kamu merasa orng tua dan orang-orang terdekat kamu malah membebani kamu dengan pertanyaan mereka, kamu boleh kok take a break sejenak dari pertanyaan yang mereka ajukan. Bilang aja kamu lagi bikin daftar kekurangan dan kelebihan dan masukan mereka akan kamu tulis sebagai bahan pertimbangan.

Setelah satu atau dua hari break, ambillah keputusan dengan berani. Tanamkan di kepala kamu bahwa masa depan yang gemilang nggak ditentukan dari satu keputusan aja. Kalau kamu merasa kurang puas dengan satu keputusan yang kamu ambil, kamu bisa memperbaiki dengan keputusan berikutnya yang tentu aja lebih terukur.

Bagaimanapun juga, kalau kebanyakan ragu dan mikir, kamu nggak akan pernah siap dalam mengambil keputusan apapun. So be bold, gaes!

(Sumber gambar: huffingtonpost.com, robmcqueary.files.wordpress.com, wikihow.com)