Berbagai Konflik yang Bisa Saja Terjadi Selama Kamu Menjalani Kuliah Kerja Nyata—Dan Bagaimana Cara Menyikapinya

Pengalaman Kuliah Kerja Nyata (KKN) emang pengalaman sekali seumur hidup yang nggak akan bisa kamu lupakan. Makanya, selama KKN, jangan dianggap beban, gaes! Dibawa seru aja biar pengalaman yang kamu dapatkan makin berkesan

Meskipun begitu, nggak jarang KKN kamu bakal berjalan sehepi cerita para senior. Oke lah, selama sebulan (atau lebih) kamu bisa hidup leha-leha di desa setelah mengerjakan program kerja yang cuma makan waktu dua hari. Tapi, yang namanya belasan anak muda yang nggak saling kenal tiba-tiba disuruh hidup bersama di negeri orang, pasti bakal ada satu atau dua konflik yang muncul dan membuat kehidupan KKN kalian nggak flawless bak tayangan FTV.

Kalau konflik-konflik berikut ini terjadi selama kamu menjalani KKN, gimana, tuh, cara kamu menyikapinya?

1. Kekurangan uang

1

Ngaku, deh, masih banyak mahasiswa yang belum pandai mengatur keuangan untuk dirinya sendiri—apalagi mengatur orang lain. Terlebih selama KKN, kamu bakal mengeluarkan biaya yang jumlahnya pasti berbeda dengan biaya kebutuhan kamu seperti biasanya. Singkatnya, kamu bakal tinggal di tempat yang belum kamu kenal, dan kamu nggak tahu bagaimana cara menyusun budget yang tepat untuk bisa survive disana bersama-sama.

Alhasil, kekurangan uang bisa saja terjadi, baik secara individual (kamu/anggota unit lain) maupun kolektif (unit kelompok). Uang adalah perkara yang sensitif, sehingga kamu nggak bisa menyelesaikannya hanya dengan sekadar bilang “minjem” atau “nyumbang”, karena nggak semua orang memiliki kondisi ekonomi yang sama. Duh!

Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?

  • Survei. Penting banget untuk “mengutus” beberapa anggota unit kelompok beberapa hari sebelum keberangkatan untuk melihat situasi dan kondisi desa yang akan kamu tempati, seperti kondisi lingkungan tempat tinggal dan lokasi-lokasi penting seperti pasar atau mesin ATM terdekat. Dengan ini, kamu bisa membayangkan seperti apa kehidupan yang akan kamu jalani selama kurang lebih satu bulan, dan kamu bisa menyusun budget sesuai dengan apa yang akan kamu butuhkan selama tinggal di sana.
  • Buat budget kolektif. Ada baiknya untuk menunjuk satu bendahara untuk menyusun budget keperluan kebutuhan bersama selama kalian menjalani KKN setelah melakukan survei. Misalkan, kalian akan membutuhkan budget kolektif untuk makan, perlengkapan rumah, serta penyelenggaraan program kerja. Jangan lupa anggarkan budget kolektif cadangan untuk keperluan yang tak terduga, agar nantinya bisa digunakan tanpa harus terpaksa menarik uang tambahan ke anggota unit kelompok yang lain.

2. “Diperas” Kepala Desa dan Warga Sekitar

2

Tujuan kamu melaksanakan KKN pastinya untuk menjalankan Program Kerja (proker) yang sudah kamu susun bersama-sama dengan anggota unit kelompok lain untuk membantu desa dimana kamu tinggal. Proker yang akan kamu jalankan pun harus sesuai dengan misi pembangunan serta masih berada dalam batas kemampuan kamu sebagai mahasiswa, baik secara materi maupun tenaga.

Tentunya Kepala Desa dan warga sekitar akan menyambut kamu dengan tangan terbuka—karena kamu turut membantu pembangunan wilayah mereka. Tapi... kalau sekiranya mereka terkesan demanding dan lama-lama malah meminta kamu untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan unit kelompok kamu, kamu bakal gimana?

Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?

  • Sampaikan tujuan KKN kamu ke Kepala Desa dan masyarakat dengan jelas. Setibanya kamu di desa KKN, kamu harus segera menyampaikan proker kamu secara rinci kepada mereka dengan baik. Jangan lupa tegaskan bahwa meskipun kamu sebagai mahasiswa masih memiliki keterbatasan dari segi tenaga mapun materi, kamu masih bisa memberikan kontribusi lain yang sejalan dengan pendidikan, seperti mengajar ke sekolah-sekolah, membina kelompok PKK, atau sekadar ikut gotong royong.
  • Minta bantuan ke Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kalau kamu belum berhasil memberi pengertian kepada mereka, nggak ada salahnya untuk meminta bantuan DPL yang bertanggung jawab atas segala kegiatan KKN kamu untuk menetapkan batasan kegiatan yang dapat kamu lakukan di desa tersebut—tentunya dengan sepengetahuan Kepala Desa dan masyarakat agar tidak menimbulkan konflik lebih jauh.

3. Adaptasi gaya hidup

3

Meski hidup selama KKN penuh dengan keterbatasan, nggak jarang ada mahasiswa yang memandang KKN sebagai the perfect getaway. Tinggal bersama segerombolan anak muda yang asik (amin!) dan jauh dari pengawasan tentunya bisa menjadi ajang untuk melepas kepenatan dan bersenang-senang menikmati hidup tanpa perlu mikirin tugas kuliah atau skripsi. Aih.

Mungkin bagi kamu ngumpul bareng ketawa-ketiwi di balkon rumah sambil genjreng gitar dan sampai tengah malam adalah kegiatan bonding yang asyik banget. Tapi, gara-gara ini kamu jadi membuat lingkungan di sekitar kamu menjadi terganggu—baik dengan keramaian maupun dengan “pelanggaran” nilai dan norma yang masih berlaku di sana. Warga sekitar jadi risih dan hilang respect sama kamu, deh.

Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?

  • Gunakan common sense. Haha-hihi sama temen-temen sampai malem emang seru, tapi apakah kamu suka kalau seandainya kamu mau malem-malem istirahat diganggu dengan suara berisik yang nggak berfaedah? Dan meskipun kamu ngerasa cewek dan cowok sah-sah aja hangout bareng sampai malem, beda cerita dengan masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran. Jadi kalau bisa ditekan dikit, lah, kebiasaan-kebiasan yang seperti ini.
  • Cari hiburan lain yang lebih “bersahabat”. Misalnya dengan ngumpul bareng di warung siang-siang, gitu. Mentang-mentang bebas, kamu juga harus tetap bisa menjaga diri. Ingat, kamu di sana untuk belajar, bukan buat liburan. Kalau mau bersenang-senang, nanti bakal ada waktunya, kok!

4. Merasa nggak cocok dengan anggota unit kelompok

4

Bisa langsung memahami sekian banyak orang dalam waktu yang singkat emang nggak gampang. Apalagi nantinya kalian bakal survive bareng-bareng selama sebulan di tempat asing. Kerjasama dan teamwork-nya harus kece banget, tuh!

Boro-boro bisa membangun teamwork yang baik, kamu juga belum tentu bisa dengan semua orang yang ada di unit kelompok KKN kamu. Terlebih lagi, kamu hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengenali watak dan sifat satu sama lain dan proses adaptasi kalian terasa seperti “kagetan”. Makanya, nggak jarang perbedaan watak dan sifat ini dapat menimbulkan konflik yang bisa menyebabka perpecahan.

Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?

  • Buka pikiran. Yang namanya hidup bersama dengan orang lain, kamu nggak boleh merasa yang paling penting dan yang paling benar. Kalian sama-sama berada di lingkungan baru, kok. Yang jelas, kebiasaan jelek juga jangan dibawa. Cobalah untuk tidak egois dan saling mengerti karakter dan kebutuhan satu sama lain—selama hal itu tidak merugikan kamu dan anggota unit kelompok lainnya.
  • Perbanyak berkomunikasi. Serius, deh, gaes, jangan harap semua orang bisa ngertiin kamu begitu aja, dan begitu pula dengan kamu yang nggak bisa ngertiin orang lain dari detik pertama kalian saling kenal. Kalau kamu merasa suka atau nggak suka dengan sesuatu, jangan takut untuk menyampaikannya ke orang lain, selama opini kamu beralasan dan tentunya nggak menyinggung perasaan anggota unit kelompok kamu. Komunikasi yang baik adalah kunci utama hubungan bebas konflik, gaes! Hihihi.

(sumber gambar: umm.ac.id, ytimg.com, gelbictoday.com, picdn.net, huffingtonpost.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1