Dunia Kuliah

Panduan ini akan mengajak kamu untuk menyelami dunia kuliah mulai dari berkenalan dengan berbagai istilah yang ada di dalam dunia perkuliahan, serba-serbi merantau dan kost, kegiatan dan organisasi kemahasiswaan, hingga panduan lengkap akademik perkuliahan.

Nggak jarang, lho, Youthmanual mendengan curhatan mahasiswa (terutama yang udah melewati tahun pertama kuliah) yang kelabakan menjalani kuliah karena kurang persiapan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi di lapangan. Katanya, boro-boro bisa jadi mahasiswa sukses yang ikut kegiatan anu-itu dan menuai prestasi di sana sini. Bisa keep up sama jadwal kuliah aja udah syukur!

Berbeda dengan masa SMA dimana kamu masih sering “disuapi” oleh guru, kamu akan dituntut untuk jadi pribadi yang jauh lebih proaktif ketika sudah menginjak bangku kuliah. Mulai dari proses belajar sampai ngurus diri sendiri—semua nggak akan seketika magically happened kalau nggak kamu sendiri yang berinisiatif untuk melakukannya.

Itulah sebabnya perencanaan studi satu semester ke depan nggak kalah pentingnya dibanding praktiknya, gaes. Mungkin sekarang kamu cuma kepikiran untuk ngatur jadwal kuliah bisa dapetin jam kosong yang lumayan panjang biar bisa kongkow asyique, tapi pada kenyataannya, ada bejibun hal yang harus kamu atur sedemikian rupa biar hidup kamu nggak cuma sebatas masuk kelas dan kongkow asyique. Kalau begitu terus, kapan suksesnya? Hihihi.

 

Apa yang Harus Kamu Lakukan di Minggu Pertama Kuliah?

Tahun pertama kuliah adalah tahun yang paling membingungkan. Nggak cuma dibingungkan dengan jauhnya perbedaan sistem kuliah dengan sekolah yang kamu jalani selama 12 tahun, tapi juga dengan bagaimana cara beradaptasi dengan cepat di dalam perubahan tersebut agar nggak sampai mempengaruhi performa akademikmu.

Dengan kata lain: pusing, cyin!

Dalam hal adaptasi di jauh hari sebelum perkuliahan dimulai dan aspek-aspek lainnya seperti merantau dan ngekost, Youthmanual sudah merangkum semuanya dalam panduan-panduan mahasiswa baru dan mahasiswa rantau. Tapi, gimana caranya kamu bisa beradaptasi dengan sistem belajar yang berbeda 180 derajat ini? Apakah harus masuk bimbel lagi? Apakah harus kursus anu-itu lagi?

Nope. Secara akademik, nggak ada persiapan dan adaptasi yang bisa kamu lakukan selain go with the flow. Ada baiknya juga kalau kamu sudah bisa mempelajari kamus kuliah jauh sebelum kamu berstatus menjadi mahasiswa, karena pada tahap ini pertanyaan-pertanyaan "apa itu SKS?" "apa itu KRS?" adalah pertanyaan yang konyol.

Iya, konyol. Masa' udah jadi mahasiswa masih belum punya inisatif untuk caritahu apa ati kata-kata tersebut di Google?

Eniwei, berhubung kampus nggak menyediakan buku manual yang bisa diberdayakan untuk memandu para maba linglung bak Hachi nyariin emaknya selama sekian episode, berikut Youthmanual rangkum aktivitas berfaedah selama minggu pertama perkuliahan. Checklist ini memudahkan proses adaptasi kamu di kampus, baik secara akademik maupun non-akademik.

Kegiatan Cek

Keliling area fakultas dan kampus, lalu hafalkan letak gedung dan lokasi sarana umum lainnya.

 

Cari tahu nama panggilan khas a.k.a nama gaul untuk lokasi sarana umum tertentu. Biar serasa kayak anak kampus sini banget, gitoooh.

 

Ngunjungin sub bagian akademik kampus buat tanya-tanya seputar regulasi formal perkuliahan. Tips: akrabkan diri dengan pegawainya, biar nantinya kamu gampang buat ngurus anu-itu yang berhubungan dengan perkuliahan!

 

Pelajari istilah-istilah asing perkuliahan yang super banyak ini. Syemangat!

 

Kenalan sama teman-teman sejurusan dengan nomor induk mahasiswa yang berdekatan.

 

Kenalan sama teman-teman sejurusan yang bahkan nggak selalu sekelas dengan kamu.

 

Kenalan sama teman-teman seangkatan yang bahkan nggak sefakultas dengan kamu.

 

Kenalan sama senior yang masuk dalam salah satu kelas kamu. Either itu senior yang lagi ngulang atau baru ambil mata kuliah terkait atau senior yang lagi jadi asisten dosen. Cara ini adalah salah satu cara paling gampang untuk menjalin networking dengan senior, lho!

 

Cari tahu siapa dosen wali (pembimbing akademik) kamu. Jangan lupa ngobrol-ngobrol bentar dengan beliau kalau ada waktu luang.

 

Catat nama dan kontak dosen yang akan mengajarmu selama 6 bulan ke depan, dan apa aja yang menjadi aturan, kewajiban dan pantangan selama mengikuti kelas beliau.

 

Baca silabus mata kuliah. Bisa jadi hal ini bakal mempermudah kamu saat ujian semester nanti!

 

Susun catatan kuliah sesuai dengan tipe dosen kamu. Soalnya, beda dosen, beda teknik mengajar, dan nggak semua materi yang disampaikan bisa dicatat dengan dengan metode yang sama.

 

Catat mata kuliah apa saja yang mewajibkan praktikum, dan jika ada, segera minta jadwal praktikum ke pihak yang bersangkutan.

 

Hunting buku pegangan wajib yang direkomendasikan oleh dosenmu. Kalau nggak bisa beli yang baru, cari buku bekas atau minjem ke senior juga nggak masalah, kok!

 

Cari tahu perlengkapan wajib apa aja yang kamu butuhkan untuk mengikuti mata kuliah tertentu, seperti kalkulator, pensil warna, atau mungkin software.

 

Jajan di kantin kampus ramean bareng temen-temen kamu. Review makanan apa aja yang paling worth it, hihihi.

 

Cari tempat hang out yang seru dan cozy di sekitar kampus untuk dipakai ketika nugas. Atmosfer, makanan, dan wifi gratisannya harus pas!

 

Khusus anak kosan: Kenalan sama semua penghuni kosan—mulai dari pemilik, penjaga, sampai anak-anak kosan di kanan-kiri kamu.

 

Khusus anak kosan (lagi): cari tahu tempat makan enak, jasa laundry murah, dan fotokopian terdekat di sekitar kosan.

 

Catat semua jadwal kuliah dan praktikum di planner. Biar nanti gampang ngatur waktu buat berorganisasi dan hepi-hepinya, gaes.

 

Gali info seputar organisasi kemahasiswaan resmi di kampus kamu. Hati-hati sama organisasi mahasiswa bodong!

 

Ikutan sosialiasi acara kampus. Kalau ada open recruitmen buat jadi panitia relawan, jangan ragu untuk daftarkan diri. Tentunya pilih yang sesuai dengan minat dan kemampuanmu, ya.

 

Cari tahu sebanyak-banyaknya mengenai Unit Kegiatan Mahasiswa apa aja yang tersedia di tingkat jurusan, fakultas, dan universitas. Jangan lupa ikutin salah satu yang sesuai dengan kamu.

 

Atur keuangan kamu dengan mencatat pengeluaran selama satu minggu ke depan. Lakukan hal ini secara rutin untuk minggu-minggu berikutnya.

 

Bikin kartu keanggotaan perpustakaan. Percaya, deh, kamu nggak akan mampu untuk membeli SEMUA buku wajib pegangan kuliah tiap semester!

 

Manfaatin diskon pelajar di mana pun dengan kartu mahasiswa kamu. Lumayan, nih, buat berhemat!

 

 

Cara Menyusun dan Merencanakan Satu Semester Ke Depan

Menyusun rencana studi untuk semester-semester berikutnya juga nggak boleh sembarangan. Perencanaan dan segala trik trik cantiknya yang kamu lakukan di semester 1 kuliah tidaklah sama (dan tidaklah relevan) jika kamu gunakan kembali di semester 3. Genap-ganjilnya semester yang akan kamu jalani pun akan sangat mempengaruhi perencanaan studi yang akan kamu buat. Salah ambil langkah, bisa-bisa nilaimu yang kena batunya.

Ribet? Memang. Tapi jangan khawatir, karena di sini kamu akan memahami dan mengetahui bagaimana cara membuat perencanaan studi yang baik dan benar dari semester pertama sampai semester terakhir berkuliah. Yuk, disimak!

1. Review jadwal dan kegiatan semester lalu

Ada pepatah bilang: pengalaman adalah guru yang terbaik. Nah, nggak ada salahnya kalau kamu belajar dari pengalaman semester-semester lalumu agar kamu nggak sampai salah langkah di semester-semester ke depan.

Coba, deh, ingat-ingat lagi apa aja kegiatan dan pencapaian kamu selama satu semester lalu. Apa, sih, hal baik yang bisa kamu terapkan lagi di semester depan? Atau, adakah kendala yang bikin kamu susah membagi waktu? Dari situ, kamu bisa memaksimalkan manajemen waktu kamu di semester depan dan memilah-milah kegiatan mana yang sekiranya memang penting untuk dilanjutkan, yang masih bisa dikompromikan, atau yang ternyata harus kamu tinggalkan karena effort yang kamu keluarkan jauh lebih besar dibanding faedah yang kamu dapat. Semua keputusan ada di tangan kamu!

2. Selesaikan hutangjika ada

Setelah menyortir jadwal dan kegiatan di semester lampau, sekarang saatnya kamu cek dan ricek “hutang”mu. Bukan hutang duit, tapi hutang kegiatan!

Mungkin ada beberapa kegiatan yang idealnya udah kamu selesaikan di semester lalu—seperti laporan pertanggungjawaban divisi di organisasimu, revisi proposal, atau les bahasa asing. Setahun udah kelar, tapi ternyata goals kamu belum tercapai. Things aren’t always go as planned, no?

Daripada kena tanggung, ada baiknya kalau kamu selesaikan dulu “hutang” yang nggak bisa kamu selesaikan di semester lalu sebelum menyusun jadwal semester depan. Dengan begitu, kamu nggak akan merasa terbebani ketika kegiatan kamu malah numpuk di semester-semester selanjutnya.

3. Pilih jadwal mata kuliah sesuai kemampuan

Ini dia, nih, hal yang sering dianggap sepele sama mahasiswa, tapi justru memegang peranan paling krusial dalam merencanakan studimu. Kenapa?

Di tahun pertama kuliah, kamu terbantu dengan jadwal dan mata kuliah “baku” yang sudah disusun oleh akademik kampusmu. Beda cerita ketika kamu menginjak tahun kedua dan seterusnya—kamu nggak akan lagi “terima jadi” jadwal kuliah di tiap semesternya ataupun milih mata kuliah seenak jidat. Kalau sampai strategi, bisa-bisa semua perencanaan yang udah kamu susun sedemikian rupa untuk satu semester ke depan jadi amburadul.

Kecuali kalau kamu mahasiswa Ilmu Kedokteran yang punya sistem blok atau kurikulum ajar program studimu yang udah “kaku” sampai akhir, kamu bebas memilih mata kuliah semester berikutnya dengan catatan sudah menyelesaikan mata kuliah pengantar atau SKS kamu mencukupi. So, menurut Youthmanual, inilah yang harus kamu perhatikan dalam memilih dan menyusun jadwal kuliah untuk satu semester ke depan.

  • Perhatikan IPK-mu semester lalu. Semakin tinggi IPK, biasanya jumlah SKS yang bisa kamu ambil di semester berikutnya semakin banyak. Eniwei, total SKS maksimal yang bisa kamu ambil dalam satu semester adalah 24 SKS.
  • Tapi, bukan berarti ketika kamu bisa ambil 24 SKS di semester depan kamu harus menggunakan semuanya, lho, ya. Di sisi lain, “belanja” mata kuliah alias memaksimalkan jumlah SKS di tiap semester emang bisa bikin kamu lulus lebih cepat, tapi bukan berarti itu adalah jalan satu-satunya agar bisa dianggap sebagai mahasiswa sukses. Kecuali, ya… kalau salah satu definisi suksesmu adalah bisa lulus kuliah 3,5 tahun. Mau lulus kuliah cepet atau nggak, yang penting goals kamu tercapai!
  • Selain itu, di semester-semester atas biasanya juga ada jadwal praktikum yang terpisah. Perhatikan juga jadwal yang bisa dipilih agar nggak bentrok dengan jadwal kuliah wajib.
  • Susun strategi memilih mata kuliah sesuai dengan tipe mata kuliah dan jumlah SKS yang akan kamu ambil. Sebagai referensi, cari tahu pentingnya memilih mata kuliah pilihan di sini dan pelajari strategi menyusun rencana studi di sini dan di sini.

4. SELALU baca silabus!

Di awal semester, dosen biasanya membagikan silabus atau rancangan pembelajaran. Namun seringkali silabus tersebut langsung dibuat kipas-kipas atau bungkus gorengan oleh mahasiswa, tanpa dilirik-lirik dulu.

Read the syllabus. Understand the syllabus. Keep the syllabus. Silabus adalah sumber informasi apa yang penting dan apa yang nggak dalam sebuah mata kuliah. Misalnya, bagi mata kuliah A, absensi nggak penting, tapi tugas akhir penting banget. Mata kuliah B malah nggak ada tugas akhir, tapi bobot absensi dan kuis besar. Hal-hal begini ‘kan perlu diperhatiin.

Kalau jeli, kadang silabus juga menyimpan petunjuk hal-hal yang akan di-highlight oleh dosen dalam ujian nanti. Jadi nggak ada lagi, tuh, yang namanya panik nyariin kisi-kisi di minggu akhir sebelum UAS.

5. Eksplorasi kegiatan pengembangan diri sesuai tujuan

Biarpun judulnya udah bukan mahasiswa baru, nggak ada yang ngelarang kamu untuk mengeksplorasi kegiatan-kegiatan baru, kok, gaes. Balik lagi ke poin pertama, mungkin aja ada kegiatan tertentu yang setelah kamu coba jalani ternyata nggak cocok denganmu—baik dari segi ekspektasi ataupun praktiknya.

Youthmanual selalu mendukung kamu untuk mengeksplorasi berbagai macam kegiatan selama kuliah untuk mengembangkan soft skill. Tapi ingat, too much in your plate will do more harm than good. Pertimbangkanlah baik-baik kegiatan pengembangan diri yang ingin kamu ikuti selama satu semester ke depan—entah itu dalam organisasi, kepanitiaan, UKM, atau kursus. Jangan lupa catat jadwal dan frekuensi kegiatan tersebut dalam rentang satu minggu, karena selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah…

6. Seimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik

Let’s say kamu lebih memilih untuk nggak “belanja” SKS di semester depan karena kamu lebih memilih untuk memaksimalkan kegiatan pengembangan diri di luar kampus. Nah, setelah kamu mengantongi jadwal kuliah dan menyusun jadwal kegiatan pengembangan diri di luar kampus,ini hal yang bisa kamu lakukan untuk menyeimbangkan kegiatan akademik dan non akademikmu.

  • Perhatikan baik-baik porsi belajar kamu selama di kampus (masuk kelas/praktikum) dengan kegiatan pengembangan diri luar kelas yang akan kamu jalani. Idealnya, kedua kegiatan ini nggak boleh meng-overpower satu sama lain.
  • Buat priority list. Karena kamu statusnya mahasiswa, kegiatan akademik seharusnya menjadi prioritas utama kamu dalam menyusun rencana studi di tiap semester. Ingat, jadwal kuliah nggak boleh dikompromiin cuma karena alasan ada rapat organisasi atau kepanitiaan di luar kota!
  • Merujuk ke poin ketiga, pinter-pinterlah menyusun jadwal kuliahmu agar kamu bisa memaksimalkan waktu-waktu luang. Misalnya, kamu bisa memanfaatkan waktu luang di hari senin setelah kuliah pagi buat latihan taekwondo, dan sorenya bisa kamu pakai untuk praktikum.

7. Beri ruang gerak

Last but not least, your plan doesn’t need to be perfect. Jangan panik kalau di tengah jalan ada hal tak terduga yang bikin plan kamu nggak berjalan seperti seharusnya, atau di tengah jalan kamu nyaris tumbang gara-gara jadwal kamu yang terlalu padat.

Hal ini bisa kamu akali dengan membuat bullet journal atau planner yang bisa diutak-atik seska kamu. Selama kamu memberikan ruang gerak yang cukup dalam recana studimu, kamu nggak perlu bingung kalau di masa depan tiba-tiba ada menginterupsi. Sah-sah aja, kok, kalau kamu mengganti rencana atau kegiatan. Yang penting, tujuan yang ingin kamu capai tetap sama.

 

Pembimbing Akademik: Tokoh Penting dalam Perkuliahanmu

Pembimbing akademik (PA) punya peran penting dalam kelangsungan perkuliahan mahasiswa. Sayangnya, banyak yang menganggap PA sebagai formalitas belaka.

Saat masuk kuliah, seorang mahasiswa akan memiliki pembimbing akademik. Pembimbing akademik adalah dosen yang memberikan pertimbangan, persetujuan, dan bimbingan pada mahasiswa untuk urusan akademik. Salah satu peran PA yang krusial adalah menyetujui mata kuliah yang akan diambil mahasiswa pada semester depan. Kalau PA nggak ngasih approval, maka BYE!

Tapi emang sih, yang sering terjadi adalah mahasiswa memandang PA sebagai bentuk formalitas belaka. Yaitu hanya untuk tanda tangan rencana studi. Padahal peran dan manfaat PA untuk mahasiswa bisa banyak banget, lho. Seperti...

  • Tempat kamu bertanya dan berkonsultasi jika menemukan kendala dalam perkuliahan. Misalnya, merasa salah jurusan, mendapat nilai jelek saat ujian (dan ingin meningkatkan performa), tidak lulus mata kuliah, jadwal kuliah bentrok, dan lainnya. Bahkan ada kasus mahasiswa yang mengalami masalah finansial dan nggak bisa melunasi biaya kuliah. Nah, PA-lah yang membantu mencari solusi, hingga ia pun bisa menyelesaikan kuliah.
  • Ketika kamu galau dalam menyusun rencana studi, lamu juga bisa konsultasi soal mata kuliah yang ingin diambil serta konsentrasi yang akan dipilih.
  • PA juga menjadi tempat yang tepat buat berdiskusi soal rencana perkuliahan. Seperti mata kuliah dan banyaknya SKS yang akan diambil, goal yang dituju, dan lainnya. Minta pula saran dan tips menghadapi perkuliahan dari PA.
  • PA juga bisa membantu kamu untuk urusan mendaftar beasiswa, lomba akademik, pertukaran pelajar, dan kegiatan akademik lain. DIa bisa memberitahukan prosedur yang perlu kamu lakukan, berbagi tips sukses, hingga memberikan surat rekomendasi.
  • Siapa tahu, kesempatan magang, bekerja, atau seleksi beasiswa justru datang dari PA. Potensi, kesungguhan, dan attitude kamu menjadi bahan pertimbangan PA.
  • Lebih jauh, hubungan dengan PA merupakan salah satu network yang kamu bangun di kampus. Makanya, komunikasi dengan si dosen PA perlu dibina dengan baik.

Sama halnya seperti menjaga hubungan baik dengan gebetan teman-teman, kamu juga perlu menjalin hubungan baik dengan PA-mu selama berkuliah. Gimana caranya?

  1. Ketahui prosedur dan jadwal konsultasi PA, terutama ketika periode mengisi rencana studi yang waktunya terbatas. Jangan sampai kamu asal ketemu dosen PA untuk minta persetujuan rencana studi, padahal kamu belum mengisi apa-apa dan nggak bawa daftar nilai semester. Akhirnya, kamu jadi bolak-balik, dan PA menilai kamu nggak persiapan.
  2. Kenal jangan cuma formalitas! As we said before, banyak mahasiswa yang menganggap fungsi PA hanya untuk tanda tangan rencana studi. Sayang banget ‘kan, kalau kamu nggak memanfaatkan memiliki pembimbing yang kredibel? At least, kamu memanfaatkan momen sekali tiap semester untuk benar-benar berkonsultasi dan diskusi soal rencana kuliah dan curahatan akademik kamu.
  3. Jangan juga anggap PA sebagai lawan atau penghambat kamu. Ada mahasiswa yang ingin mengambil SKS yang banyak, atau mata kuliah tertentu. Trus, mereka merasa PA bisa jadi penghalang. Mahasiswa kayak begini menjalani sesi konsultasi akademis bagaikan ke medan perang. Ia merasa harus menang dari PA. Saat konsultasi si mahasiswa cenderung defensif. Padahal, seharusnya kamu terbuka kepada PA. Kalian berdiskusi untuk mencapai keputusan akademis terbaik. Siapa tahu, keputusan kamu untuk ngotot mengambil 24 SKS bukan strategi yang baik. Atau PA bisa menyarankan mata kuliah pilihan lain yang lebih pas untukmu.
  4. Bikin list pertanyaan tentang hal-hal yang ingin kamu ketahui seputar perkuliahan, persiapan karier, dan hal yang berhubungan dengan kehidupan akademik kamu. Anggap aja PA sebagai “dokter ahli” soal akademis, yang bisa jadi tempat kamu bertanya. Misalnya, “Apakah mata kuliah A penting diambil jika saya ingin berkarier di bidang periklanan?” atau “Bagaimana cara supaya saya bisa  lulus cepat 3.5 tahun?”
  5. Kemukakan juga alasan kamu untuk mengambil jumlah SKS tertentu, memilih mata kuliah A atau B, dan lainnya. Jangan blank atau cengar-cengir saat PA menanyakan kenapa kamu memilih suatu mata kuliah, ya.
  6. Temui PA ketika kamu butuh bimbingan atau diskusi mengenai planning akademis kamu. Biasanya, PA terbuka kok, buat berdiskusi. Tapi jangan keseringan juga, apalagi buat urusan yang nggak penting-penting amat. Misalnya, nanya jawaban tugas kuliah. Ea~
  7. Kamu perlu banget menghargai PA, tapi jangan jadi penjilat dengan memuji berlebihan. Apalagi sampai menyuap PA agar perkuliahanmu dimudahkan. Nggak banget!
  8. Biasanya, PA memiliki beberapa mahasiswa bimbingan. Kamu perlu tahu siapa saja teman kamu dengan PA yang sama. Kalian bisa janjian konsultasi bareng atau malah sesekali diskusi bersama untuk menghemat waktu.
  9. Kamu juga boleh menawarkan diri jika PA memiliki proyek atau penelitian yang membutuhkan bantuan mahasiswa. Pengalaman yang akan sangat berharga, lho, gaes!
  10. Karena PA penting dalam networking kamu, maka hubungan yang baik namun tetap profesional perlu dijaga. Hubungan baikmu dengan PA nggak cuma sampai kamu wisuda, tapi juga sampai nanti jika kamu ingin lanjut S2 atau ambil beasiswa.

Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1