Dunia Kuliah
Panduan ini akan mengajak kamu untuk menyelami dunia kuliah mulai dari berkenalan dengan berbagai istilah yang ada di dalam dunia perkuliahan, serba-serbi merantau dan kost, kegiatan dan organisasi kemahasiswaan, hingga panduan lengkap akademik perkuliahan.
Mungkin kamu terheran-heran mengapa panduan pertama yang kamu baca ketika menginjak bangku kuliah adalah panduan untuk mengenali diri. Soalnya, udah kuliah gini, apa nggak terlambat kalau baru mulai mengenali diri? Atau, kenapa harus mengenali diri lagi di bangku kuliah kalau kamu sudah pernah melakukannya di bangku SMP atau SMA?
Hal yang harus kamu tahu tentang mengenali diri adalah: proses mengenali diri merupakan proses seumur hidup. Sering bertambahnya usia, pengalaman, kemampuan, jaringan pertemanan, dan paparan terhadap informasi, akan terjadi banyak perkembangan dan perubahan dalam diri kamu.
Di masa-masa tersebut, kamu juga akan semakin mengenal dirimu sendiri lebih dalam mengenai apa yang memang kamu suka, kamu bisa, dan apa tujuan kamu di masa yang akan datang dengan lebih jelas. Itulah sebabnya nggak ada kata terlambat untuk memulai ataupun berhenti untuk mengenali dirimu sendiri.
Karena sekarang kamu sudah di bangku kuliah, tentunya proses yang harus kamu jalani untuk mengenali diri (baik untuk kamu yang baru mulai atau melanjutkan prosesnya) akan sangat berbeda. Kegiatan yang akan dilalui anak kuliah nggak sama dengan anak sekolah, begitu pula tujuan jangka pendeknya. Udah beda kepentingan!
All in all, ada 5 aspek penting yang harus kamu ketahui mengenai dirimu selama di bangku kuliah: kepribadian, minat, kemampuan, gaya belajar, serta nilai kehidupan yang dianut. Dengan memahami pentingnya mengenali diri di aspek-aspek tersebut, kamu bisa membuat perencanaan masa depan yang jauh lebih terarah—entah untuk menentukan apakah kamu sudah berada di jurusan yang benar, pilihan jalan karier, atau melanjutkan studi yang lebih tinggi.
Mengenal Kepribadian untuk Membuat Kehidupan Perkuliahanmu Lebih Mudah
Di tahap ini, rasanya kebangetan kalau kamu nggak cukup kepo untuk kenalan dengan kepribadianmu. Setidaknya, pasti kamu sudah pernah mengikuti tes kepribadian yang tautannya banyak dibagikan di sosial media. Betul, nggak?
Menginjak bangku kuliah (yang artinya kamu sudah mulai menghadapi kehidupan yang sesungguhnya), penting banget untuk kamu mengenali kepribadian diri sendiri agar kamu mengetahui keunikan dalam dirimu. Kamu juga sudah harus mengenal dimana kekuatan dan kelemahan dirimu, apa saja yang bisa menjadi batu loncatan atau malah rintangan dalam berkegiatan dan berinteraksi, serta bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupanmu sehari-hari.
Jika kita merujuk ke teori Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), kepribadian terbagi menjadi 4 elemen yang terdiri dari 2 kutub yang saling berlawanan. Kamu wajib banget memahami apa pentingnya mengenali kepribadianmu di tiap-tiap elemen—dan bagaimana hal ini dapat membantu kehidupan perkuliahanmu.
-
Ekstrovert vs Introvert: bagaimana kamu menerima dan mengarahkan energi?
Elemen ini mengukur apa yang menjadi fokus kamu dalam berkegiatan sehari-hari. Yup, untuk dapat beraktivitas, kamu butuh energi (bukan energi dalam hal hasil pembakaran karbohidrat, lho, ya) dan dorongan yang tepat. Kamu harus tahu apakah sumber energi dan dorongan ini datang dari luar (keramaian) atau dalam (refleksi diri), apa yang justru membuatmu kelelahan, kemana kamu mengarahkan energimu, dan apa yang kamu inginkan ketika berinteraksi dengan orang lain. -
Sensing vs Intuition: Bagaimana kamu mengambil informasi?
Elemen ini mengukur bagaimana kamu mengarahkan fokusmu dan hubungannya terhadap ritme dalam beraktivitas sehari-hari. Hal ini sangat berpengaruh pada sudut pandang kamu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitar, termasuk jenis informasi apa yang kamu mudah mengerti dan jenis informasi seperti apa yang kamu cari dan anggap penting. -
Thinking vs Feeling: Bagaimana kamu membuat dan mengambil kesimpulan?
Elemen ini mengukur seputar bagaimana kamu berproses dalam mengambil keputusan. Mulai manfaat dan konsekuensi apa saja yang akan kamu pertimbangkan sampai keputusan seperti apa yang sering kamu buat dengan pola dan proses berpikir yang kamu miliki. Hal-hal ini sangat dipengaruhi dengan bagaimana kamu memandang data, fakta, situasi dan kondisi, sampai prinsip yang kamu anut agar kamu dapat menyimpulkan sesuatu. -
Judging vs Perceiving: Bagaimana kamu menghadapi dunia luar?
Elemen ini mengukur seberapa penting peran struktur dan keleluasaan dalam hidup kamu. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat keteraturan dalam kehidupan yang kamu inginkan, bagaimana cara kamu menghadapi tugas yang harus diselesaikan, apa yang kamu lakukan ketika mendapatkan informasi baru, dan seberapa banyak informasi yang kamu butuhkan sebelum membuat suatu keputusan.
Mengenal Minat untuk Menentukan Jalan Karier
Buat kamu yang semasa sekolah kurang terpapar oleh keberagaman atau nggak punya banyak kesempatan mengeksplorasi hal-hal baru, masa kuliah adalah “surga” buat kamu.
Yup, kamu bisa manfaatkan 4 tahun masa kuliahmu untuk mencoba berbagai kegiatan sebanyak-banyaknya, serta menentukan mana yang sebenarnya kamu minati atau tidak kamu minati setelah benar-benar mencobanya.
Itulah mengapa dalam proses mengenali minat, nggak afdol rasanya kalau nggak dibarengi dengan eksplorasi kegiatan sebanyak-banyaknya. Kamu bakalan merugi kalau kamu sampai nggak memanfaatkan waktu kuliahmu untuk aktif di berbagai kegiatan dalam atau luar kampus: entah itu organisasi, kepanitiaan, kursus, atau bahkan kompetisi dan perlombaan.
Mengenal minat di masa-masa kuliah adalah proses yang sangat krusial—terutama karena kamu sudah harus memikirkan jalan kariermu di masa depan dengan serius. Artinya, perencanaan karier yang kamu lakukan di masa kuliah haruslah jauh lebih konkrit dan terarah dibanding masa-masa SMA yang masih penuh dengan hal-hal normatif seperti “harus lebih rajin belajar” atau “perbanyak baca buku”. Maksudnya, kalau harus lebih banyak belajar, belajar ilmu dan kemampuan apa? Kalau harus perbanyak baca buku, baca buku yang memuat informasi dan pengetahuan mengenai apa?
Oya, dalam menggali minat semasa kuliah, cobalah untuk tidak terlalu terikat dengan program studi kuliah yang sedang kamu jalani saat ini, ya, gaes. Misalnya, kalau kamu mahasiswa Pendidikan Dokter, nggak ada salahnya kalau kamu menggali minat di bidang ekonomi dengan bergabung ke business unit di Himpunan Kemahasiswaan. Nggak ada juga yang melarang anak fakultas ilmu budaya untuk komunitas pecinta alam. Kalau emang kamu penasaran dan mau mencoba, go for it.
Kamu juga harus tahu kalau minat tidaklah sama dengan passion. Passion sifatnya jauh lebih menetap, nggak seperti minat yang bisa saja berubah atau bahkan hilang seiring waktu. Kalau punya passion dalam suatu bidang, sudah pasti kamu berminat. Tapi, kalau cuma sekadar suka, bukan berarti kamu punya passion di bidang itu.
Eksplorasi minat akan sangat membingungkan kalau kamu nggak tahu harus mulai dari mana. Inilah 5 hal yang bisa kamu lakukan untuk mengeksplorasi minat dan menemukan passion-mu.
- Tetap membuka diri terhadap hal-hal baru. Ada banyaaak banget hal-hal di luar sana yang belum kamu ketahui. Nggak usah dicari ke ujung dunia, deh. Di sekitar kamu aja pasti ada komunitas unik, profesi yang nggak pernah kamu ketahui sebelumnya, atau bahkan keahlian khusus yang dimiliki oleh teman-temanmu.
- Memperluas pergaulan dan pertemanan. Kalau kamu sekedar tahu tentang sebuah kegiatan baru, mungkin kamu nggak akan terlalu tertarik buat nguliknya. Tetapi kalau kamu kenal sama orang-orang yang berkecimpung dalam kegiatan tersebut, pasti kamu bakal lebih tertarik untuk terlibat di dalamnya, karena kamu bisa melihat perkembangan kegiatan tersebut secara langsung.
- Ikuti rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu adalah pendorong utama kamu untuk terus menggali hal-hal yang sebenarnya kamu senangi dan membuat kamu nyaman saat melakukannya. Misalnya, kamu senang bertemu orang baru dan penasaran dengan bagaimana rasanya menjadi bagian dari tim humas di sebuah organisasi kampus. Ikuti terus aja rasa penasaran kamu, sampai kamu yakin banget bahwa hal yang berkaitan dengan public relation memang hal yang kamu senangi dan bikin kamu nyaman, dan bukan sekedar kegiatan yang kamu lakukan hanya karena ikut-ikutan temen.
- Pilah-pilih dan buat prioritas. Semakin banyak kamu memperluas wawasan dan pergaulan di perkuliahan, semakin banyak minat baru yang kamu temukan. Mungkin kamu berminat terhadap beberapa hal sekaligus, tapi jangan maruk juga, ya. Kamu harus pintar memilah mana aja yang benar-benar kamu senangi dan mana aja yang sekiranya cuma sebatas coba-coba.
- Berkomitmen untuk menjalaninya dalam jangka panjang. Ini dia, nih, saat terpenting yang membedakan antara minat dan passion—kamu butuh waktu dan komitmen yang kuat untuk membuktikan kesetiaanmu terhadap suatu hal. Setelah kamu mantap memutuskan mau menekuni apa, kamu harus yakin dulu bahwa kamu nyaman untuk mendalami hal tersebut, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Seandainya kamu menemukan kegagalan dan semangatmu berkurang tiba-tiba di tengah jalan, ada kemungkinan hal tersebut bukanlah passion-mu. Tapi, jika kamu mampu menjalaninya tanpa keluhan, nggak berkecil hati ketika merasa stuck dan gagal, sering dikritik, dan semakin terpacu meskipun menemui banyak kendala, artinya kamu sudah menemukan passion-mu. Selamat!
Setelah kamu mengerucutkan apa saja yang menjadi minatmu secara spesifik, ini bisa kamu jadikan sebagai poin utama dalam mempertimbangkan karier apa yang akan kamu pilih di masa depan. Mulai dari menentukan profesi yang paling relevan dengan latar belakang akademikmu, jenis pekerjaan dan job desc ideal, industri dan perusahaan yang menjadi preferensi, ritme dan budaya kerja yang mendukung performa, sampai penentu jenjang karier seperti apa yang ingin kamu targetkan sebagai bagian dari rencana jangka panjang.
Mengenal Kemampuan untuk Meningkatkan Kemampuan yang Diperlukan di Dunia Kerja
Ketika berkuliah, akan lebih baik lagi jika eksplorasi minatmu juga dibarengi dengan mencari tahu mengenai kemampuan apa yang dibutuhkan untuk dapat keep up dengan hal yang menjadi minatmu secara spesifik dalam jangka panjang. Ingat: apalah artinya kalau kepengen tapi nggak mampu?
Ada banyaaak banget kemampuan-kemampuan terkait keahlian yang spesifik atau pun keahlian bawaan yang berguna untuk dapat survive di dunia kerja yang harus kamu poles dan kembangkan sebaik mungkin di bangku kuliah agar kamu siap memasuki dunia kerja. Jangan sampai kamu jadi sarjana pengangguran karena kamu nggak punya kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja—dan penyebabnya adalah karena kamu malas untuk mengasahnya.
Bercermin dari pernyataan Menteri Tenaga Kerja soal sarjana di Indonesia yang nggak “Siap Pakai”, sebagai mahasiswa, hendaknya kamu bisa mulai dengan meningkatkan kemampuan yang relevan dan dibutuhkan oleh dunia kerja yang sangat dinamis.
Di revolusi industri 4.0 ini, ngantongin ijazah aja nggak cukup! Itulah sebabnya 4 tahun kuliah jangan dipakai cuma untuk mengejar gelar dan ijazah, karena kini hal itu bukan satu-satunya parameter untuk menentukan kesiapan kamu di dunia kerja.
Jadi nggak usah dijelasin lagi, lah, ya, kenapa fresh graduate yang aktif dalam berbagai kegiatan semasa kuliah lebih disenangi perekrut. Soalnya, mereka sedikit banyak sudah mempelajari dan memiliki kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja dari pengalaman tersebut. Perusahaan sangat peduli dengan apa yang bisa kamu lakukan.
Yang namanya kerja itu adalah gabungan antara penguasaan teori (ilmu) dan praktik, bukan cuma salah satunya. Mereka yang mendalami pendidikan keahlian terapan diharapkan untuk bisa langsung bekerja.
Sedangkan di dunia kerja, seorang sarjana juga dituntut untuk bisa menjadi pribadi yang bisa memberikan solusi, dengan menerapkan teori dan ilmu yang mereka miliki. Dan akhirnya muncul inovasi-inovasi baru. Jadi, lulusan perguruan tinggi di dunia kerja, tuh, nggak cuma jago konsep, tapi juga harus jago eksekusi.
Mengenal Gaya Belajar untuk Proses Belajar yang Lebih Efektif
Dalam proses mengenali diri sendiri, kamu juga harus mampu mengenali bagaimana gaya belajarmu.
Nggak semua orang bisa belajar dengan efektif menggunakan metode yang sama. Jadi, wajar kalau dari puluhan teman-teman sekelas kamu, hanya satu atau dua yang bisa cocok kalau diajak belajar bareng. Hihihi.
Gaya belajar akan sangat mempengaruhi efektivitas hasil dan efisiensi proses belajar kamu. Hal ini bisa dilihat sejauh mana kamu mampu menyerap materi pelajaran dalam situasi dan kondisi tertentu. Ada ribuan hal-hal yang mempengaruhi efektivitas belajar yang membentuk gaya belajar seseorang. Kita ternyata gampang banget terpengaruhi oleh perubahan lingkungan sekitar.
Makanya, penting buat kamu supaya lebih peka dengan lingkungan sekitarmu dan memahami bagaimana pengaruhnya dengan gaya belajarmu. Apakah kamu lebih suka belajar di lingkungan yang formal seperti di sekolah atau informal seperti bimbel? Apakah kamu lebih fokus jika belajar di ruangan yang suhunya dingin? Atau apakah kamu lebih betah belajar jika kamu belajar secara berkelompok?
Setelah kamu mengenali bagaimana gaya belajar yang kamu banget, kamu bisa menerapkannya di kegiatan belajarmu sehari-hari agar kamu bisa mendalami minat dan mengembangkan kemampuanmu dengan optimal. Kamu juga bisa mencari kondisi-kondisi yang mempengaruhi gaya belajarmu untuk membuat study space atau zona belajar yang kamu banget.
Meskipun seringkali dianggap sepele, study space terbukti bisa meningkatkan efektivitas kegiatan belajar karena penyesuaian yang diterapkan. Artinya, dengan memenuhi kebutuhan gaya belajarmu, study space yang sudah kamu rancang dengan sedemikian rupa dapat mengurangi gangguan atau noise yang tentunya dapat membuyarkan serta mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendukung belajar lain untuk meningkatkan semangatmu dalam belajar.
Oya, di masa kuliah, kamu sangat disarankan untuk menerapkan buddy system. Buddy system sendiri sudah sangat sering diterapkan oleh para mahasiswa di negara-negara maju, baik dalam bentuk mentoring ataupun dalam sistem pertemanan secara umum. Jadi, para mahasiswa baru akan dipasangkan dengan mahasiswa tingkat 2 atau 3 untuk membimbing mereka agar bisa survive di lingkungan kampus, baik dalam hal akademis maupun non-akademis.
Selain dipercaya efektif untuk meningkatkan produktivitas mahasiswa dalam hal akademik, buddy system juga dapat membantu menjaga rasa aman dalam menjalani pergaulan dan aktivitas luar kampus yang jauh lebih berat dan menantang dibanding masa sekolah. Tentunya hal ini akan sangat berpengaruh pada keefektifitasan proses belajarmu, ‘kan?
Mengenal Nilai Kehidupan yang Kamu Pegang Teguh
Gaes, kamu familiar dengan istilah nilai kehidupan, nggak?
Nilai kehidupan atau personal values adalah nilai-nilai yang kamu percayai dan terapkan sebagai acuan dalam melakukan berbagai aktivitas dalam keseharianmu. Memahami nilai-nilai kehidupan yang kamu anut sangat membantu kamu mengenali dirimu dalam bagaimana kamu berperilaku dan menyikapi sesuatu.
Mengenali nilai kehidupan yang kamu anut sangat bermanfaat untuk mengenali hal-hal yang menyertai segala aspek dalam hidupmu baik di bangku kuliah sampai kamu lulus nanti. Diantaranya:
- Apa yang kamu cari dalam mengikuti suatu kegiatan. Jika kegiatan yang ingin kamu lakukan tidak sejalan dengan nilai yang kamu anut, mungkin kegiatan tersebut bukanlah kanal yang tepat untuk mengembangkan diri.
- Bergaul dan memilih lingkaran pertemanan seperti apa yang membuat kamu nyaman dan leluasa menjadi dirimu sendiri.
- Menyesuaikan visi, misi, dan tujuan perusahaan di industri terkait yang menjadi incaranmu. Itulah sebabnya kamu juga harus tahu visi misi suatu perusahaan dan seperti apa pekerjaan yang kamu lakukan di dalamnya untuk kamu sesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan yang kamu anut. Jika nilai kehidupan dan visi misi perusahaan sudah sejalan, aspirasimu dalam menjalani profesi di industri yang kamu impikan akan terus hidup dan menbuatmu semakin maksimal dalam berkarya.