7 Sisi Minus Menjadi Entrepreneur Setelah Lulus Kuliah

Apa rencana kamu setelah lulus kuliah? Mau kerja di mana? Atau membuka usaha alias menjadi entrepreneur?

Pertanyaan ini sudah mesti kamu pikirkan dari awal gaes, bahkan sebaiknya sejak masih SMA.  Berwirausaha atau menjadi entrepreneur merupakan salah satu pilihan yang oke, bahkan kini anak muda Indonesia memang didorong untuk membuka usaha.

Yup, bayangin deh gaes, tiap tahun ada satu juta manusia yang lulus dari perguruan tinggi. Dari yang baru lulus tersebut, menurut Direktur Jenderal Pembelaja­ran dan Kemahasiswaan Ke­menterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad, memang ada yang cepat mendapat kerja. Tapi menurut keterangan beliau pula, terdapat ratusan ribu lulusan yang menganggur. Nah, diharapkan dengan berwirausaha, anak muda bakalan mengurangi angka pengangguran. Apalagi jika bisa membuka lapangan pekerjaan.

Jelas sekali bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat. Tapi, jangan sekadar ikut-ikutan tren, apalagi menganggap enteng. Punya bisnis sendiri bukan berarti ena'-ena' aja. Sebelum memutuskan untuk menjadi wirauswasta setelah lulus, kamu perlu tahu sisi minusnya, alias hal yang menantang atau kurang menguntungkan dari menjadi entrepreneur setelah lulus.

1 Minim portofolio.

Jangan dikira bikin usaha itu gampang. Coba pikirkan, dari mana kamu akan mendapat modal? Nggak mudah untuk meyakinkan mereka, apalagi kamu baru di dunia usaha. Sama halnya dengan konsumen atau calon klien. Biasanya mereka bertanya-tanya, apakah produk/jasa yang kamu tawarkan bagus dan apakah kamu profesional.

Nah, tahap-tahap meyakinkan orang serta mengumpulkan “portofolio” ini yang nggak mudah. Kamu mesti kuat mental menghadapi yang namanya penolakan dan dipandang sebelah mata. Santaiin aja shay!

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yaitu:

a. Cari pengalaman sejak di bangku kuliah dan sekolah. Misalnya, kamu pengen buka usaha coffee shop, bisa dimulai dengan coba-coba ikutan bazaar kampus atau sekolah. Atau bisa juga seperti Husin Fiqri lulusan prodi Ilmu Komunikasi  Universitas Muhammadiyah Surakarta, pemilik usaha jasa pengiriman barang. Dari SMA Husin udah konsisten berbisnis. Meskipun bisnis yang digelutinya gonta ganti, tapi ia jadi memiliki “portofolio” menjalankan usaha, berupa pengalaan dan jaringan.

b. Segera cari portofolio, jangan pikirkan keuntungan dulu. Pasang harga promo untuk mendapatkan klien/pembeli.

c. Mental mesti lebih kuat dari gorilla glass V, eaaa.#

2. Nggak punya pengalaman bekerja di perusahaan.

Karena memutuskan untuk buka usaha sendiri ketika lulus dan tidak menjadi pegawai, kamu nggak punya pengalaman kerja di perusahaan. Sementara temanmu yang bekerja bisa punya mentor, belajar sistem yang ada di perusahaan, menjalani berbagai pelatihan, serta dapat pengarahan dari atasan berpengalaman. Selain itu, kamu nggak punya cukup informasi bagaimana sistem dan cara kerja di perusahaan.

Mungkin kalau kamu punya pengalaman magang atau part time di perusahaan semasa kuliah, kamu bakalan memiliki gambaran.

3. Di saat teman teman asik dengan gaji tetap, kamu punya penghasilan stabil. Bahkan seringnya nombok. Hiks!

Ini juga nih, yang kamu mesti persiapkan. Salah satu tantangan mebuka usaha adalah risiko keuangan. Kayaknya bakalan berat bagi kamu yang punya tanggungan atau jadi tulang punggung keluarga. Selain itu, modal buat usaha juga nggak sedikit.

Kamu bisa tiru nih, trik Husin yang menabung dari bisnis yang ia jalani sejak SMA. Yup, persiapkan dana yang kamu butuhkan membuka usaha. Kecuali kalau kamu termasuk dari #CrazyRichFamily yang siap menggelontorkan dana tanpa seri buat modalin usaha.

4. Nggak pernah jadi anak buah.

Yang dikhawatirkan dengan langsung berwirausaha tanpa pengalaman kerja adalah kamu nggak bisa kerja di bawah orang lain. Kamu nggak mengalami bagaimana merangkak dari pegawai level junior. Trus, apabila kamu memiliki anak buah, mungkin kamu agak kesusahan memahami mereka. Soalnya kamu nggak pernah di posisi tersebut.

5. Ada risiko usaha kamu gagal.

Kayaknya untuk pemula, risiko usaha sepi, gagal, tutup, rugi, lebih besar ketimbang risiko dikeluarkan dari pekerjaan.

Jadi gimana, dong?

Kamu harus bangkit lagi. Hal ini wajar dialami entrepreneur, dan dari kegagalan kegagalan itulah mereka bisa belajar.

6. Ilmu kuliah nggak terpakai.

"Lulusan Hukum, kok malah buka katering online?" Banyak nih, komen yang kurang lebih seperti ini. Memang, usaha yang dijalankan seringnya nggak matching dengan bidang studi yang diambil. Tapi kalau mau “kreatif”, bisa jadi ilmu dari kampus tetap terpakai.

Misalnya, kalau latar belakang kamu adalah Ilmu Hukum, kamu jadi lebih paham tentang aspek hukum yang terkait dengan bisnis yang dijalankan, termasuk saat bikin perjanjian dengan pihak lain.

7. Serba nggak stabil dan nggak pasti.

Saat kamu lulus dan bekerja, tahapannya biasanya cukup jelas. Contohnya, sekitar 6 bulan hingga 1 tahun masa percobaan, kemudian diangkat jadi karyawan tetap, dievaluasi tiap 6 bulan, dan ada kemungkinan setelah 1 atau 2 tahun kerja mendapatkan promosi sesuai kinerja.

Rules” demikian nggak berlaku ketika kamu memutuskan berbisnis.  “Tantangan yang saya temukan  di antaranya penghasilan nggak tetap karna pasang surut ekonomi pasar, harus berpikir ekstra buat mempertahankan dan menambah omset, dan diserang kompetitor yang usahanya sama,” ungkap Husin.

Yup, sikon saat membuka usaha, apalagi untuk rookie, serba nggak menentu. Bisa saja, selama beberapa bulan penjualan meningkat, tapi tiba tiba ngedrop karena perubahan tren atau ada kompetitor. Nggak bisa terlalu nyaman dengan strategi yang sama, karena banyak hal yang tak terduga.  Perubahan dan inovasi pun jadi suatu keniscayaan. Sedap!

Sumber gambar: starups.co.uk

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 26 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1