#10YearChallenge: Penerimaan Mahasiswa di PTN 2009 VS 2019

Inilah #10YearsChallenge penerimaan mahasiswa di PTN pada tahun 2009 dan 2019. Ya, kita bisa bagaimana dinamika SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri selang satu dasawarsa. Sebab banyak hal yang terjadi di tahun 2009 dan 2019. Sejauh apa perubahannya? Apakah justru banyak kemiripannya? Cek deh, trivia seleksi masuk PTN versi now and then.

2009

SNMPTN

1. Tahun 2009 merupakan kali kedua diadakannya SNMPTN (pertama kali tahun 2008. Sebelumnya, ujian masuk PTN adalah Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang dikelola panitia. Nah, SPMB mengalami konflik internal, sehingga 46 rektor (dari total 56 kampus) memutuskan untuk cabut dari situ.

2. SNMPTN kemudian diselenggarakan oleh pemerintah yaitu Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Tapi beda banget dengan SNMPTN saat ini. SNMPTN zaman 2009 adalah tes tertulis yang dilakukan secara serentak. Jadi SNMPTN 2009 = SBMPTN yang kita kenal sekarang.

3. Di tahun 2009, SNMPTN Undangan atau SNMPTN yang kita kenal saat ini (seleksi berdasarkan performa akademik) belum ada. Memang ada siswa yang diterima langsung di PTN lantaran prestasinya. Namun ini amat sangat selektif dan nggak semua sekolah mendapatkannya. Di satu sekolah unggulan pun, biasanya hanya beberapa anak yang bisa masuk “jalur prestasi” terebut. Pokoknya selektif banget, deh.

4. Kuota SNMPTN? Di masa itu sepertinya belum ada aturan baku, sehingga bisa sangat bervariasi di tiap kampus.  ITB cukup besar dengan kuota 55 persen, UPI 45 persen, sedangkan USU hanya 10 persen.

5. SNMPTN juga diselenggarakan paling akhir, yaitu 1 Juli. Jadi, SNMPTN semacam jalan terakhir masuk PTN.

6. Ujiannya tertulis dengan kertas. Maka, selain belajar peserta ujian harus latihan buletin jawaban. Hehehe.. Ketika itu belum ada ujian berbasis komputer.

7. Pada SNMPTN 2009 ada Uji Keterampilan untuk prodi olahraga dan seni. UK diselenggarakan sehari setelah ujian tulis.

8. Pendaftaran SNMPTN belum online, masih pakai formulir, gaes. Tapi pengumuman hasilnya dilakukan secara online dan di koran.

9. Tahun 2009 pula mulai dikenalkan TPA (Tes Potensi Akademik) dalam SNMPTN. TPA dinilai bisa mengukur kemampuan calon mahasiswa. ”TPA ini mengukur kemampuan berkomunikasi dan bernalar calon mahasiswa. TPA tidak bisa diajarkan bimbingan belajar. Jika ingin mengajarkan, sama saja harus mendidik seumur hidup,” ujar Wakil Rektor ITB yang juga ketua panitia lokal SNMPTN Adang Surahman kepada Kompas di tahun 2009.

10. Untuk menghitung skor berlaku “sistem minus” pada penghitungan skor SNMPTN. Kalau soal benar bobot nilai adalah 4, tidak diisi bobotnya 0, sedangkan jika salah nilainya minus 1. Selain itu, mulai 2009 diberlakukan pula sistem nilai presentil. Jadi selain nilai keseluruhan, dilihat pula hasil per materi ujian apakah sudah memenuhi syarat. Misalnya, skor final tinggi, namun materi Matematika nilainya sangat kecil atau malah tidak ada nilai, maka si peserta bisa dianggap tidak memenuhi syarat.

"Kita mencari siswa yang tidak hanya mahir di salah satu bidang studi, namun menguasai bidang studi yang diujikan. Sudah banyak contoh siswa yang mahir hanya di bidang bahasa tapi kepayahan di bidang matematika bisa lolos ke jurusan eksakta,” ungkap Adang Surahman.

SBMPTN

1. Seperti yang disebutkan di atas, nama seleksi dengan tes tulis di masa itu adalah SNMPTN, belum ada istilah SBMPTN.

Seleksi Mandiri

1. PTN juga sudah melaksanakan seleksi mandiri. ITB misalnya memiliki jalur mandiri PMPB (Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi) yang ujian saringan masuknya diadakan di berbagai daerah dan juga di ITB. Di 2009 pula SIMAK UI untuk pertama kalinya diselenggarakan.

2. Waktu penyelenggaraan seleksi mandiri juga unik di 2009. Banyak PTN yang justru mengadakan ujian mandiri paling awal (awal tahun 2009 atau akhir 2008). Jauh lebih awal dibandingkan SNMPTN.

3. Selain itu kuota seleksi mandiri juga relatif besar. UI misalnya membuka kuota SIMAK lebih dari 50 persen, sementara PPBM ITB 45 persen dan seleksi mandiri UPI 55 persen.

3. Selain seleksi mandiri, ada juga seleksi yang diselenggarakan oleh beberapa PTN, seperti UMB. UMB adalah Ujian Masuk Bersama yang pada 2009 diselenggarakan oleh 7 kampus, yakni UI, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Syiah Kuala, Universitas Jambi, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Selain itu, adapula UBM khusus perguruan tinggi swasta. Jadi UBM ini mirip konsepnya dengan SBMPTN walau skalanya lebih kecil.

4. Kuota UMB ini juga random, dalam artian antar-PTN bisa sangat berbeda. Jadi PTN memiliki distribusi kuota yang berbeda dan nggak ada batasan minimal/maksimalnya. Contohnya, UI hanya membuka 10 persen sementara kuota USU 90 persen.

Catatan:

* Walau jalur masuk PTN ada banyak, namun persaingan masuk PTN di tahun 2009 ketat. Nggak jauh lah berbeda dengan sekarang. Siswa yang diterima seleksi sekitar 10 hingga 20 persen (SNMPTN)

* Prodi yang menjadi menjadi favorit  di masa itu antara lain adalah Kedokteran, Hubungan Internasional, dan Komunikasi. Sementara jurusan di bidang Pertanian sepi peminat.

2019

SNMPTN

1. Saat ini ada 3 jalur utama masuk PTN, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri. Trus, mulai tahun ini dibentuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai penyelenggara SNMPTN dan SBMPTN. Tujuannya agar penyelenggaraan makin baik dan profesional.

2. Nah, SNMPTN tahun 2019 beda dengan tahun 2009. SNMPTN saat ini juga dikenal sebagai jalur undangan, adalah seleksi PTN berdasarkan performa akademik selama semester 1 hingga 5.

3. Pemerintah menetapkan patokan kuota penerimaan mahasiswa. Di tahun 2019, kuota SNMPTN menjadi minimal 20 persen. Namun bisa saja ada PTN yang kuotanya lebih banyak.

4. Nggak semua siswa bisa ikutan seleksi, hanya siswa peringkat atas yang bisa jadi peserta SNMPTN.

5. Jadwal rangkaian seleksi SNMPTN juga sangat berbeda dengan tahun 2009. Kini SNMPTN merupakan seleksi pertama yang dimulai di awal tahun.

SBMPTN

1. Secara umum BANYAK SEKALI PERUBAHAN pada SBMPTN 2019. Mulai tahun ini SNMPTN dan SBMPTN telah dilakukan secara online dan terintegrasi. Pendaftaran hingga pengumuman bisa dicek di situs resminya. Trus, yang lolos SNMPTN otomatis nggak bisa ikut SBMPTN.    

2. Kuota SBMPTN dinaikkan menjadi minimal 40 persen. Boleh lebih, nggak boleh kurang.

3. Perubahan yang signifikan adalah biasanya tes SBMPTN diselenggarakan secara serentak. Maka tahun ini terdapat 10 jadwal tes (20 sesi) yang disebut Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Nah, Jika pada tahun-tahun sebelumnya peserta nggak bisa mengetahui hasil tes, tahun ini bisa. Jadi, setelah UTBK peserta akan mendapatkan hasilnya. Nah, hasil itulah yang menjadi modal mendaftar ke PTN lewat SBMPTN.

4. Nggak ada lagi ujian dengan kertas, semua menggunakan komputer dengan Ujian Tulis Berbasis Komputer. Bhay pensil 2B!

5. Pada SBMPTN, peserta boleh mengambil tes Saintek, Soshum, atau keduanya. Ini nggak jauh berbeda dengan 10 tahun lalu.  Selain itu, sama dengan tahun 2009, SNMPTN dan SBMPTN hanya bisa diikuti 3 angkatan kelulusan, atau 2019, 2018, dan 2017.

6. Jenis tesnya berubah menjadi:

  • TPS (Tes Potensi Skolastik) yang mengukur penalaran dan ilmu pengetahuan yang penting untuk bekal kuliah.
  • TKA (Tes Kompetensi Akademik) alias materi yang kamu pelajari di SMA. Soalnya sendiri akan dibuat lebih kompleks dengan pendekatan High Order Thinking Skills. Sehingga kamu nggak dituntut untuk sekadar menghafal, namun memahami materi pelajaran.  
  • Ujian Keterampilan ditiadakan dan diganti dengan portofolio.

Seleksi Mandiri

1. Setelah 10 tahun sejak penyelenggaraan perdananya, UI kembali mengadakan SIMAK untuk S1. Sebelumnya, UI sempat tidak membuka jalur mandiri untuk program Sarjana reguler. ITB dan Unpad yang selama beberapa tahun "pensiun" menyelenggarakan seleksi mandiri, di 2019 ini kembali mengadakan.

2. UMB sudah nggak ada. Tapi ada perguruan tinggi yang masih menyelenggarakan seleksi bersama PTN lainnya. Tapi itu semua dimasukkan dalam kategori seleksi mandiri.

3. Menurut aturan, kuota maksimal seleksi mandiri adalah 30 persen. Nggak boleh lebih!

Catatan

* Belum ada informasi mengenai sistem penilaian untuk UTBK SBMPTN. Namun sejak tahun 2018 lalu sistem minus tidak lagi berlaku. Alhasil jika salah menjawab, tidak diberikan penalti  pengurangan nilai.

* Prodi dengan  banyak peminat di tahun 2009 seperti Kedokteran, Komunikasi, HI masih diminati. Pamor bidang Pertanian meningkat dengan difavoritkannya jurusan Agribisnis. Prodi baru seperti Aktuaria, Teknik Biomedis, dan Bisnis Digital juga menjadi incaran berdasarkan peminat seleksi mahasiswa 2018.

(sumber gambar: canva.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 26 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1