Problem Akademik VS Keluarga: Ortu Memaksakan Pilihan Jurusan Hingga Persaingan Antarsaudara

Keluarga merupakan orang tedekat yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, termasuk untuk urusan akademik, seperti memilih jurusan, karier, hingga soal naik-turunnya nilai. Saking dekatnya, kadang suka muncul friksi hingga konflik. Misalnya saja, soal menentukan jurusan kuliah. Mungkin aja terjadi perbedaan pendapat di keluarga, ketidaksetujuan, atau malah dorongan untuk mengambil jurusan yang nggak kita minati. Nah, drama ‘kan?

Bagaimana pun juga, harta yang paling berharga adalah keluarga. *Nyanyi* Maka  coba deh simak beberapa masalah yang mungkin terjadi dalam keluarga, seputar urusan akademik, plus tips menghadapinya.

1. Prodi Pilihan Nggak Didukung Ortu

Ini masalah klasik yang sering banget kejadian.  Nggak sedikit yang urung memilih prodi yang dicita-citakan lantaran terganjal restu ayah ibu. Kuncinya adalah komunikasi, gaes.

Bagini, ortu akan sulit mendukung pilihanmu jika kamu nggak pernah mengkomunikasikannya. Ujug–ujug mau milih aja. Ya wajar kalau restu nggak langsung keluar. Apalagi kalau ortu nggak mengenal prodi tersebut.

Makanya, selain mengkomunikasikan, kamu juga harus benar-benar tahu soal prodi pilihanmu tersebut, biar kamu bisa menjelaskan ke ayah ibu dan meyakinkan mereka. Kalau kamu saja nggak terlalu mengerti, bagaimana dengan ortu?

2. Ortu Ingin Kita Jadi Penerus Tradisi Keluarga

Misalnya, mama atau papa berprofesi sebagai dokter sudah mendoktrin anaknya untuk mengikuti jejak mereka. Atau semua keluarga bahu-membahu mengembangkan usaha keluarga, jadi kuliahnya harus seputar bisnis/ekonomi. Sedangkan kemampuan dan keinginanmu nggak sejalan dengan "tradisi" keluarga.

Mesti speak up, sih, namun bukan berarti  memberontak. Speak up di sini maksudnya berbagi pemikiran dan perasaanmu dengan anggota keluarga yang lain. Kalau diem-diem bae bisa jadi ortu dan anggota keluarga yang lain mengira kamu memang berminat.

“Soalnnya, nggak mau mengecewakan harapan ortu atau keluar dari tradisi keluarga,” begitu kamu beralasan. Tapi gini deh. Dokter (atau profesi lainnya) merupakan pekerjaan mulia, dan tentu nggak mudah untuk  menjalani studi dan menguasai skill yang dibutuhkan. Nah, kalau kamu sama sekali nggak berminat (dan merasa nggak memiliki kemampuan), tapi memaksakan diri masuk Kedokteran, apa yang akan terjadi? Kemungkinan besar nggak akan maksimal.

So, berdiskusi deh dengan keluarga. Siapa tahu mereka nggak masalah dengan keputusanmu. Atau bisa jadi mereka kasih pencerahan serta masukan yang bisa membantumu.

keluarga solid

3. Nggak Mau Jadi “Beda” di Keluarga

Misalnya, semua keluarga kamu adalah sarjana Teknik, sedangkan kamu masuk Sastra. Ini membuat kamu jadi galau. Kamu takut jadi nggak nyambung sama yang anggota keluarga yang lain. Kamu juga nggak mau diremehkan sama orang lain yang menganggap kamu nggak sebaik anggota keluarga yang lain.

Menjadi berbeda memang sebuah tantangan. Ketika misalnya, kakak atau adik bisa konsultasi mengenai kuliahnya ke papa-mama (karena sejalan), kamu mungkin nggak bisa lantaran mengambil bidang berbeda. Tapi itu nggak menghalangi kamu untuk sukses, kok. Walau mengambil studi di bidang berbeda, kamu tetap bisa membanggakan keluarga dan berbuat banyak untuk orang lain, jika bersungguh–sungguh.

Masalah omongan atau pemikiran orang, dibawa santai aja. Banyak lho, orang sukses yang memilih jalur berbeda dari ortu atau keluarganya. Ingat saja bahwa ilmu di bidang apapun bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat.

4. Sibling Rivalry

Nah, ini justru berkebalikan dengan poin sebelumnya. Kamu dan kakak/adik sama-sama memiliki minat di bidang yang sama. Misalnya, sama-sama pengen kuliah di Fakultas Ilmu Komputer. Atau sama-sama mengambil studi DKV.  Alhasil, khawatir terjadi persaingan, atau dibanding–bandingkan.

Kakak atau adik memiliki minat yang sama itu sangat mungkin terjadi. Apalagi kalau kalian punya selera, referensi, hobi, dan pengalaman  yang serupa. Namun, kalian berdua merupakan individu yang memiliki keunikan masing-masing. Nggak perlu khawatir lah, soal persaingan. Lebih baik kalian saling dukung, yekan? Siapa tahu nantinya bisa bikin usaha bareng atau bekerja sama.

Saya sendiri punya pengalaman serupa. Saya sempat menjadi jurnalis majalah dan online, sedangkan adik jurnalis surat kabar. Nah, adik saya yang satunya, sering mengisi majalah kesehatan. Asiknya, jadi bisa berbagi pengetahuan soal dunia tulis-menulis, jurnalistik, dan penerbitan. Kita juga bisa sharing dan curhat soal pengalaman.

Jika memang kakak atau adikmu berprestasi dan kamu dibandingkan, jangan iri. Tetap berbahagia atas prestasi saudaramu. Kamu pun bisa menonjol dengan caramu sendiri. Misalnya, dengan aktif di UKM, bisnis kecil-kecilan, atau lainnya.

(sumber gambar: pexels.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 29 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1