Ada banyak perbedaan antara SNMPTN 2019 dengan tahun sebelumnya. Kalau kamu salah satu yang pengen lolos SNMPTN, mesti mengecek informasi terbarunya.

Apakah benar kuota SNMPTN dikurangi?

Persyaratan minimal yang harus diterima PTN lewat jalur SNMPTN memang berkurang. Tahun sebelumya minimal adalah 30 persen, namun pada SNMPTN 2019 minimal 20 persen dari keseluruhan kursi S1 yang dibuka PTN.

Mengapa batas minimal tersebut dikurangi?

Pada konferensi pers Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai penerimaan mahasiswa baru tahun 2019 (22/10) disebutkan bahwa pihak Kemristekdikti telah melakukan evaluasi performa mahasiswa dari jalur SNMPTN. Ada kecenderungan performa mereka tidak setinggi jalur yang lain. Maka dari itu disimpulkan untuk menyesuaikan jumlah minimal menjadi 20 persen, dengan harapan yang masuk dari jalur SNMPTN akan makin selektif.  

Apakah itu berarti semua PTN hanya akan membuka 20 persen kursi untuk jalur SNMPTN?

Jumlah kursi tergantung kepada masing-masing PTN. Namun menurut peraturan minimal 20 persen dan maksimal hingga 60 persen (karena ada jalur SBMPTN yang minimal 40 persen).

PTN seperti Universitas Padjadjaran dan ITB biasanya membuka kuota SNMPTN lebih besar dari batas minimal. Mungkin saja terdapat PTN yang merasa performa mahasiswa dari jalur SNMPTN di kampus mereka sangat baik.

Bagaimana cara saya untuk bisa ikutan SNMPTN?

Pertama, cek akreditasi sekolahmu. Apakah termasuk A, B, C, atau lainnya.

Jika sekolahmu akreditasi A, maka kamu perlu menjadi 40 persen terbaik di sekolah.

Jika sekolahmu akreditasi B, maka kamu perlu menjadi 25 persen terbaik di sekolah.

Jika sekolahmu akreditasi C dan lainnya, maka kamu perlu menjadi 5 persen terbaik di sekolah.

Nah, apakah kamu termasuk terbaik tersebut tergantung dari rekam jejak akademik kamu alias nilai rapor dari semester 1 hingga 5, yakni nilai:

• IPA: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi
• IPS: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Sosiologi, Geografi
• Bahasa: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, Bahasa Asing lain
• SMK: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta mata pelajaran teori dan praktik sesuai kejuruan

Nanti sekolah akan memasukkan data dan memberi peringkat sehingga ketahuan siapa saja siswa yang berhak mengikuti SNMPTN.

Bagaimana jika memilih jurusan bidang kesenian atau olahraga?

Setelah lolos seleksi dari sekolah masing masing dan menjadi peserta SNMPTN, kamu perlu memasukkan portofolio sesuai yang disyaratkan prodi.

Berapa prodi dan kampus yang bisa dipilih?

Ada dua program studi yang bisa dipilih. Kampusnya pun bebas, boleh satu atau dua PTN. Misalnya, prodi 1 dan 2 dari PTN X atau prodi 1 di PTN Y dan Prodi 2 di PTN Z.

Apakah bisa lintas jurusan?

Disarankan tidak lintas program studi. Misalnya, dari IPA mengambil prodi Soshum, atau sebaliknya. Sebaiknya, cek juga persyaratan di tiap prodi, karena ada program studi yang hanya memperbolehkan peserta SNMPTN dari jurusan tertentu. Misalnya, di ITB prodi Saintek pada SNMPTN hanya untuk pelajar IPA.

Kalau lolos SNMPTN tapi nggak sreg sama prodinya (misal pilihan ke 2), masih bisa dong ikut SBMPTN?

Tidak bisa. Tahun ini penyelenggara masuk PTN dipegang oleh Layanan Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Semua data yang masuk LTMPT terintegrasi, sehingga yang lolos SNMPTN otomatis tidak bisa mengikuti SBMPTN. Saran kami, pertimbangkan baik-baik pilihan 1 dan pilihan 2 SNMPTN-mu.  Jangan sampai asal pilih atau sekadar biar lolos.

Kapan bisa mulai mendaftar SNMPTN?

Jadwalnya bisa kamu cek di sini

(sumber gambar: Background vector created by Iconicbestiary - Freepik.com )