Tip Menghadapi Ortu Tipe Helicopter Parents Saat Memilih Jurusan Kuliah

Mau pilih jurusan kuliah, tapiii ortu adalah tipe helicopter parents. Gimana, dong? Helicopter parents merupakan istilah untuk ortu yang kelewat protektif terhadap anaknya dan sangat ingin terlibat (baca: ikut campur) segala sesuatu yang berhubungan dengan si anak. Terutama untuk hal yang berkaitan dengan pendidikan dan masa depan.

Disebut “helikopter” karena mama/papa selalu mengikuti dan mengawasi kita, persis seperti helikopter yang sedang memantau. Atau kalau zaman sekarang, cocoknya “drone parents”, kali, ya. Ehehe. Nah, gimana menghadapi ortu tipe helikopter saat kita akan menentukan pilihan prodi? Baca selengkapnya.

Ciri Orang Tua Tipe Helikopter

Apakah orang tuamu termasuk tipe helikopter? Menurut situs Healthline Parenthood, ciri helicopter parents adalah:

* Tidak membiarkan anak membuat keputusan sendiri, meskipun ia sudah cukup dewasa untuk melakukannya.

* Ikut campur dan membela jika anak memiliki masalah dengan temannya.

* Menghubungi guru/pihak sekolah saat nilai anak jelek, dan berusaha memperbaikinya.

* Ingin terlibat dan membantu dalam kegiatan akademik maupun ekskul, supaya si anak tidak gagal ataupun kecewa.    

* Ketika kamu masih SD, ortu sering mengerjakan tugas sekolahmu.

Helicopter Parents VS Pemilihan Prodi

Nah, kalau dikaitkan dengan pilihan prodi dan kampus, kemungkinan helicopter parents akan bersikap:

a. Memilihkan prodi dan perguruan tinggi untuk anaknya.

b. Merasa tau karier yang tepat buat si anak.

c. Keinginan anak kurang (bahkan tidak) didengar.

d. Ingin tahu dan terlibat segala sesuatu mengenai pemilihan kampus dan prodi.

Intinya, baik secara terang-terangan maupun secara halus, ortu tipe helikopter akan mengarahkan bahkan menentukan pilihan prodi dan kampus.

Kenapa sih, mereka ikut campur dan memaksakan kehendak banget?

Alasannya adalah karena mereka ingin yang terbaik untukmu. Ada ketakutan bahwa kamu akan gagal, kecewa, atau nggak terjamin masa depannya. Kalau dikaitkan dengan pilihan prodi, pertimbangan mereka adalah:

a. Ingin prodi yang memiliki masa depan cerah untukmu. Makanya, prodi yang baru, nggak banyak diminati, atau prodi yang dianggap peluang kariernya nggak oke, akan ditolak oleh ortu.

b. Ada kekhawatiran kamu akan memilih prodi yang nggak tepat/salah jurusan. Nah, mereka khawatir jika kamu menentukan sendiri, kamu akan menyesalinya.

c. Memilihkan prodi yang paling aman dan nyaman di mata mereka. Kemungkinan kampus yang jauh dari rumah atau kurang dikenal nggak akan dapat persetujuan ortu.

Cara menghadapinya

a. Jangan hanya menyerahkan segala sesuatunya pada orang tua, karena kamu lah yang akan menjalani.

b. Sebaliknya, nggak perlu melawan mama papa. Eh, jadi gimana dong? Cek poin berikutnya:

c. Intinya adalah DISKUSI. Coba buka diskusi dengan orang tua. Pastinya, nggak bisa langsung berhasil. Kamu harus gigih sekaligus sabar. Jangan gampang patah semangat, tapi juga nggak ngambekan.

d. Kamu juga mesti punya wawasan soal prodi, kampus, peluang karier, dan tentang dirimu sendiri. Ketahui apa yang kamu inginkan dan gimana kemampuanmu. Percuma aja kalau kamunya blank atau mati-matian pengen masuk prodi tertentu, tapi hanya karena ikutan teman atau karena “jurusannya keren”.

e. Dengan modal pengetahuan tersebut, kamu bisa berdiskusi dengan mama dan papa.

f. Tunjukkan juga dong kalau kamu mandiri dan dapat dipercaya. Kalau selama ini, sedikit-sedikit minta bantuan ortu, sekarang kamu harus melakukan tanggung jawabmu.

g. Perhatikan juga apa yang menjadi kekhawatiran atau hal yang diinginkan ortu. Ini akan membuka diskusi.

h. Dengar masukan dan pendapat mereka. Mereka salah satu orang terdekatmu, yang tahu kekurangan dan kelebihanmu. Mungkin ada potensi yang mereka lihat pada dirimu.

i. Eksplorasi pilihan jurusan, tren karier, dan minat/bakat bareng ortu. Helicopter parents senang banget dilibatkan. Kamu bisa mengulik prodi dan karier di Rencanamu. Trus, kasih lihat hasil asesmenmu untuk dibahas bareng.

j. Jika kamu dan ortu sulit bersepakat, bisa mengajak pihak lain untuk menengahi, mulai dari kakak, om/tante, guru BK, atau psikolog bidang pendidikan.    

Tambahan: Ajak juga ortumu baca artikel ini, ya. Hihihi…    

Anyway, diskusi dengan orang tua membutuhkan waktu. Rasanya hampir mustahil semua langsung tuntas. Pro-kontra, perbedaan, hingga perdebatan merupakan hal yang wajar. Libatkan orang tua, dengarkan mereka. Tapi jangan lepas tangan, karena kamu lah yang bertanggung jawab untuk menjalani studimu.  

(Sumber gambar: Pixabay)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1