Youthmanual bertanya ke basis dan cellist Arini Kumara, “Kalau Arini bisa mengulang waktu ke umur 20-an, apa, sih, hal berbeda yang akan dilakukan?”

“Waktu umur 20-an, setelah lulus dari FISIP di Universitas Indonesia, gue banting setir ngambil kuliah musik dan gue nggak menyesali keputusan itu. Nasihat yang ingin gue berikan kepada diri gue waktu itu adalah agar gue lebih mendorong diri sendiri sampai ke limit, serta menggunakan kesempatan dan waktu dengan lebih baik.

Dulu, waktu gue banyak kepake buat main-main dan nongkrong nggak jelas. Alangkah baiknya jika dulu gue bergaul untuk networking, bukan cuma buat nongkrong. Atau memanfaatkan waktu gue untuk cari ilmu.

Juga alangkah baiknya kalau dulu gue lebih memprioritaskan waktu untuk latihan [musik] daripada untuk “drama”. Maksudnya, drama-drama kehidupan usia 20-an, kayak masalah pertemanan, percintaan, serta distraction nggak penting lainnya yang membuang waktu gue. Hahaha!"

***

Musik adalah hidup Arini Kumara (berfoto di atas bersama mentan presiden B.J. Habibie). Saat ini, ia adalah seorang Music Director di MusiCater, basis di band HIRA, basis di Trio Jazz, cellist di Chroma String Quartet, serta seorang session player. Selepas menamatkan pendidikan di D3 Penyiaran Universitas Indonesia, Arini kembali berkuliah di Institut Musik Daya Indonesia, mengambil program S1 jurusan Contrabass dan S2 jurusan Arranging and Orchestration. Ia pun sempat menjadi dosen musik. Arini bercita-cita menjadi komposer dan arranger untuk Walt Disney Company.

(sumber gambar: dokumentasi pribadi Arini)