7 Efek Negatif dan Berbahaya dari Sifat Perfeksionis

Kamu pernah nggak melihat meja yang agak miring, trus merasa kepengen buru-buru meluruskan meja tersebut? Atau pernah nggak, bolak-balik ngecek pintu rumah karena khawatir belum dikunci, padahal sebenarnya sudah terkunci? Atau mungkin kamu pernah berkali-kali membaca email singkat—bahkan chat—yang kamu tulis, untuk memastikan kamu nggak membuat kesalahan pengejaan kata?  

Kalau kamu pernah—bahkan sering—melakukan hal-hal di atas, bisa jadi kamu punya sifat perfeksionis. Wah, bagus dong? Katanya ‘kan perfeksionis sifat yang bagus, karena dengan perfeksionisme, kamu jadi selalu mengerjakan sesuatu dengan sesempurna mungkin.

Tapi tahu, nggak? Sifat perfeksionis juga bisa mengakibatkan stress, depresi, dan rasa khawatir yang bisa bikin kamu malah nggak produktif! Lah, kok bisa? 

Soalnya, menurut studi organisasi non-profit asal Kanada, AnxietyBC, orang yang bersifat perfeksionis cenderung memasang standar yang terlalu tinggi dan sulit untuk diraih. Hal tersebut tentunya bisa memicu stres, ya. Gawatnya lagi, orang perfeksionis gampang merasa down, marah, kecewa berat, dan super galau kalau nggak berhasil meraih “kesempurnaan” menurut definisi mereka sendiri.

Selain itu, berikut beberapa sifat negatif yang bisa berkembang dari sifat perfeksionis!

1. Nggak tahan dengan sesuatu yang nggak sempurna

Orang perfeksionis nggak tahan melihat hal yang nggak “seharusnya”. Mulai dari baju yang terkena noda setitik, sampai penataan meja yang nggak rapih. Bawannya pengen cepet-cepet ngebenerin! Trus, kalau si perfeksionis ini senang membaca dan menulis, dia juga pasti jadi seorang grammar Nazi yang selalu mengoreksi semua kesalahan grammar yang mereka temukan, dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris!

2. Sulit menerima kesalahan   

Walaupun berhasil mendapat nilai 90 di ujian yang super susah, orang perfeksionis bisa nangis karena nggak berhasil mendapat nilai 100. Menurut dia, nilai 90 atau 50 sama aja, karena dua-duanya sama-sama nggak sempurna! Duh, hidup, kok, berat banget, yaaa…

3. Sering menyalahkan diri sendiri

self blame

Saat sesuatu nggak berjalan sesuai rencananya, orang perfeksionis biasanya menyalahkan dirinya sendiri dan merasa sangat bersalah, gagal, dan susah memaafkan diri sendirinya sendiri, walaupun kesalahan yang dia buat sebenarnya sepele, lho!

4. Cenderung memasang target yang terlampau tinggi

Perfectionism

Orang perfeksionis sering memasang standar yang terlampau tinggi dan sulit diraih. Akhirnya, mereka sering mengorbankan berbagai hal—mulai dari quality time dengan keluarga, sampai kesehatan dirinya sendiri—karena terlalu memaksakan diri mencapai standar tersebut. Dan kalau dia nggak berhasil mencapai target tesebut, dia bakal stress abis!

5. Sering menunda pekerjaan

Hah? Kok orang perfeksionis malah sering menunda pekerjaan? Iya!

Jadi, seorang perfeksionis selalu merasa harus mengerjakan semua hal dengan sempurna, bahkan pekerjaan yang simpel sekalipun. Karenanya, seorang perfeksionis selalu membayangkan bahwa setiap pekerjaan yang akan dia lakukan pasti makan banyak waktu dan penuh effort. Alhasil, karena merasa pekerjaannya akan berat, dia cenderung menunda-nunda melakukannya, dengan alasan perlu cari waktu yang tepat dulu. Ujung-ujungnya, procrastinating melulu, deh!

6. Lama dalam menyelesaikan pekerjaan

Orang perfeksionis sering terus-terusan ngecek pekerjaannya, untuk memastikan hasilnya sempurna. Akibatnya, ia lebih lama dalam menyelesaikan sesuatu.

7. Stress dan depresi

Stress Depression

Last but not least, banyak orang perfeksionis akhirnya jadi stress dan depresi karena selalu pasang target yang terlampau tinggi, bekerja terlalu keras, dan sering menyalahkan dirinya sendiri untuk hal-hal sepele.

***

Duh, ternyata ngeri juga, ya! Walaupun bisa menjadi suatu kelebihan, sifat perfeksionis ternyata bisa merugikan kita juga, kalau nggak dikendalikan dan diarahkan dengan baik. Trus, gimana, dong, cara menangani sifat perfeksionis begini? Tunggu artikel berikutnya, ya!

(sumber foto: utica.edu, info.profilesinternational.com, utica.edu, youtube.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 24 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1