Gloria Natapradja Hamel dan Archandra Tahar: Cintaku (Ditolak) Indonesia?

Menjelang HUT kemerdekaannya yang ke-71, Indonesia mengahadapi dua kasus yang bikin heboh. Pertama, isu dua kewarganegaraan Menteri Archandra Tahar, yang berakhir dengan pencopotan beliau dari kabinet. Kedua, gonjang-ganjing status kewargaanegaraan salah satu anggota pasukan Paskibraka Nasional, Gloria Natapradja Hamel, yang membuatnya terancam dicoret.

Seperti 67 pelajar SMA lainnya, Gloria Natapradja Hamel pastinya happy dan bangga berat karena terpilih mewakili Jawa Barat menjadi anggota pasukan Paskibraka Nasional. Seleksi menuju tim Paskibra tingkat nasional ini berat dan persaingannya mantap, gaes!

Sayangnya, beberapa hari sebelum upacara di istana, langkahnya terganjal :(

Gara-garanya, Gloria memiliki paspor Prancis, karena ayahnya adalah warga Prancis. Padahal, syarat utama seorang anggota  Paskibraka adalah WNI. Pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga pun mengakui bahwa proses perekrutan dan penyaringan kurang teliti.

Trus, nasib Gloria gimana, dong? Lahir dan besar di Indonesia, siswi SMA Islam Dian Didaktika, Depok ini merasa bahwa dia adalah orang Indonesia. Sampai-sampai Gloria pun menulis surat pada Presiden Jokowi.

“Saya WARGA NEGARA INDONESIA dan memilih Kewarganegaraan Indonesia serta akan tetap menjadi Warga Negara Indonesia karena Indonesia adalah tanah tumpah darah saya,” begitu penggalan surat dari gadis kelahiran 1 Januari 2000 tersebut.

Menurut sang bunda, Ira Natapradja, paspor Gloria belum lama dibuat. "Karena dia sering bepergian sendiri ke luar negeri, dia harus pegang identitas, dong. Makanya, dia buatlah paspor Prancis," jelas Ira kepada Kompas.com, Senin 15 Agustus lalu.

Kenapa nggak dibikinin paspor Indonesia, ya, Tante? *sok ikrib* Apakah mungkin karena pembuatan paspor Indonesia lebih sulit lantaran ayah Gloria adalah WNA?

(Update: Gloria tidak ikut dikukuhkan sebagai Paskibraka oleh Presiden dan nggak ikut bertugas di upacara pengibaran bendera. Namun Gloria akhirnya bertemu dengan Pak Jokowi di tanggal 17 Agustus, dan diizinkan bertugas pada upacara penurunan bendera.)

***

Kasus yang dialami Pak Archandra Tahar juga mengundang pro-kontra. Beliau adalah Menteri dengan jabatan tersingkat, yaitu 20 hari.

archandra tahar

Setelah 20 tahun tinggal di Amerika Serikat dengan karier dan prestasi gemilang, Pak Archandra dipanggil pulang untuk mengabdi pada bangsa, sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelumnya, doktor bidang Ocean Engineering ini merupakan Presiden Direktur perusahaan energi di AS, Petroneering Houston Texas. Beliau juga pemegang 6 hak paten atas penemuan dan risetnya. He's a genius

“Saya dipanggil oleh bBpak Presiden untuk pulang ke Indonesia setelah lebih dari 20 tahun menetap di Amerika. Bapak Presiden memberi amanah untuk memimpin sektor ESDM dan memajukannya sesuai dengan program nawacita,” ujarnya, seperti yang dikutip dari batampos.co.id.

Sayangnya, isu kewarganegaraan menghentikan Pak Archandra sebelum beliau sempat bekerja dengan maksimal. Soalnya, beliau ternyata memiliki dua paspor Indonesia dan AS. Padahal Indonesia nggak mengakui dwikewarganegaraan.

Kasus ini mengingatkan saya pada Pak Habibie, yang juga belajar, bekerja, dan mengukir prestasi gemilang di Jerman, hingga akhirnya dipanggil pulang ke Indonesia.

Bedanya, Pak Habibie sempat ditawarkan menjadi warga negara Jerman, namun beliau menolak.

archandra dan keluarga

Di antara banyaknya pro kontra, ada juga yang menyampaikan bahwa memiliki paspor asing (kewarganegaraan asing) nggak selalu karena nggak nasionalis, tetapi karena alasan kepraktisan.

Namun, seperti yang sudah disebutkan, Indonesia nggak mengenal kewarganegaraan ganda. Alhasil, status sebagai WNI bisa gugur kalau menerima kewarganegaraan lain.

***

Dari kedua kasus tersebut, menurut saya ada beberapa hal yang bisa dicatat dan dijadikan pelajaran.

1. Bagi saya, seorang pejabat negara dan diplomatik memang harus WNI.

2. Faktanya, nggak sedikit WNI yang memilih memiliki kewarganegaraan ganda atau berganti warga negara lantaran masalah kepraktisan. Maka, ini menjadi PR bersama bangsa nihterutama perwakilan Indonesia di luar negeri serta pemerintahuntuk lebih melindungi dan memperhatikan warganya.

Jadi, WNI yang belajar, bekerja, serta berkarya di luar negeri bisa tetap aman dan nyaman menjadi warga negara Indonesia, sehingga nggak perlu lagi mengganti kewarganegaraan. Mereka itu adalah aset negara, lho!

3. Menurut saya, perlu juga evaluasi dan kejelasan undang-undang soal status anak dibawah umur hasil pernikahan WNA dan WNI. Trus, aturan tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat.

Kasus yang dihadapi Gloria bisa menjadi contoh.

Banyak kompetisi, kegiatan, dan beasiswa untuk pelajar yang mensyaratkan bahwa peserta harus WNI. Kalau aturannya sudah jelas, maka masalah seperti Gloria ini bisa dihindari.

***

Seorang teman saya yang kebetulan lama tinggal di luar negeri sempat menulis status yang menyebutkan bahwa rasa cintanya pada nusa bangsa Indonesia nggak bisa diukur dengan surat dan dokumen. Jadi meskipun (seandainya) dia pindah warga negara, dia tetap mencintai Indonesia, kok!

Masyarakat Indonesia juga turut bangga, lho, bila ada keturunan Indonesia atau WNA (yang sebelumnya WNI) mengukir prestasi.

Tapi kalau kayak begini, ibaratnya masih cinta tapi HTS-an ya, sob? #jleb!

Sebaliknya, jangan sampai yang berstatus WNI justru nggak peduli sama bangsa, bahkan kelakuannya malu-maluin dan merugikan.

Bagi saya, sih, yang paling oke adalah WNI yang mencintai Indonesia dan bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa di mana pun ia berada. #sadis

Seperti lirik lagu Tanah Airku karya Ibu Sud berikut ini.

Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Mudah-mudahan kita bisa kayak begitu ya, gaes!

(sumber gambar: detik.com, IG @gloriahamel, kompas/Wisnu Widianto, beritateratas.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 20 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 1 bulan yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1