STOP: Perilaku Anak Muda yang Jadi Akar Pelecehan

Miris banget dengan maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Kita tentu pernah mendengar  kasus pemerkosaan dan pelecehan berat di kampus. Ada juga kasus para pekerja pemula (freshgraduates) yang digoda dan dilecehkan oleh klien perusahaan dengan disaksikan oleh atasan dan koleganya. Nggak ada yang mencegah lantaran nggak berani berbuat apa-apa. Adapula yang menganggap pelecehan tersebut hanya sekadar bercanda, sebab dilakukan oleh cowok dan korbannya juga cowok.

Gemes, kecewa, sedih, frustasi, tiap kali mendengar kasus serupa.

Kalau kita tarik ke belakang, ternyata ada perilaku atau kebiasaan anak muda yang menjadi akar terjadinya pelecehan seksual. Bahkan ada beberapa tindakan yang sudah tergolong melecehkan. Hal ini biasanya dilakukan tanpa berpikir panjang, iseng, bercanda, atau bahkan ikut-ikutan.

Semoga saja setelah membacanya, kamu tidak akan melakukan 7 hal berikut ini, ya.

1. Menggoda orang yang melintas dengan siulan, rayuan, dan kata-kata. Terutama perkataan yang nyerempet seperti ‘seksi’, ‘cantik/ganteng’, atau mengomentari tubuhnya. Kadang ini dilakukan saat iseng ngumpul bareng teman-teman.

Mungkin maksudnya sih, bukan untuk melecehkan, namun sekadar lucu-lucuan atau mencari perhatian si objek. Namun ini malah membuat orang lain nggak nyaman, takut, kesal, dan merasa terlecehkan.

2. Ngerjain junior di kampus/sekolah/organisasi (ospek) dengan bercandaan/komentar yang menjurus pada rayuan atau hal yang sifatnya seksual.

Misalnya, memerintahkan para junior untuk menyanyikan lagu dengan lirik vulgar. Walaupun maksudnya hanya sebagai lelucon.

Mungkin saat itu kita merasa hal tersebut lucu dan nggak berbahaya. Namun praktik kayak begini bisa melanggengkan komentar vulgar.  Belum lagi soal "oknum" senior yang memanfaatkan kesempatan. Makin gawat, deh!

3. “Kamu aja yang kasih tugas kita ke dosen X. Dia 'kan suka sama yang ganteng.”

Atau saat bikin pensi di sekolah. “Eh kamu jadi pendamping artis X. Soalnya dia request pengin LO (liaison officer) yang cantik.”

STOP melakukan hal ini sekarang juga! Budaya kayak begini akhirnya langgeng dan terjadi dalam level yang lebih serius. Seperti kasus seorang karyawan junior yang sengaja dijadikan umpan oleh atasannya untuk menyenangkan klien. Pekerja lain pun akhirnya memaklumi praktik seperti ini. Mereka berpikiri bahwa hal seperti ini harus dilakukan. Toh, nggak diapa-apain kok, (((palingan cuma digoda dengan kata-kata))). Kacau banget pemikiran kayak begini, gaes!

4. Hobi merangkul, menggandeng, dan menyentuh fisik teman, terutama lawan jenis. Kenapa sih? Karena banyak orang merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Bisa jadi ia diam saja, namun sebenarnya risih.

5. Melontarkan Jokes yang vulgar, apalagi kalau disampaikan pada orang yang nggak akrab. Kalau yang akrab akan lebih leluasa untuk berterus terang dan memprotes banyolan tersebut. Tapi orang yang nggak terlalu kenal kemungkinan bakal sungkan, apalagi kalau lawan bicaranya posisinya di bawah kamu, seperti JUNIOR.

“Lebay, ah! Mereka ketawa juga, kok! Nggak ada yang merasa terlecehkan.”

Dengerin gaes, kadang respon orang berbeda dengan apa yang dia rasakan. Misalnya kamu bercanda dengan junior  sambil mengomentari ukuran tubuhnya yang menurutmu seksi. Bisa saja ia senyum atau tertawa, walau sebenarnya panik dan merasa terlecehkan.

Lagian, PLEASE lah, cari bercandaan lain aja. Jangan sampai kebiasaan tersebut terbawa di dunia kerja dan karier kamu terancam gegara bercandaan yang nggak mutu tersebut.

6. Menguntit, memotret diam-diam, dan semacamnya. Mungkin kamu suka (atau terobsesi) sehingga jadi stalker atau sekadar pengen tahu rumah seseorang yang belum kamu kenal. Tapi perbuatan ini jelas tidak menyenangkan bagi orang lain, bahkan menakutkan, sekaligus melanggar privacy.

7. Berada di antara orang orang yang melakukan tindakan melecehkan atau poin 1 hingga 6. Walaupun mungkin kamu nggak ngapa-ngapain. Tapi dengan berada di situ dan nggak mencegah, kamu turut bertanggung jawab.

Jadi, kalau belum berani speak up dan melawan perilaku temanmu yang salah, mendingan kamu tinggalkan dia.

(Sumber gambar: Image by <a href="https://pixabay.com/users/erikawittlieb-427626/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1708707">ErikaWittlieb</a> from <a href="https://pixabay.com/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1708707">Pixabay</a>)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1