Mengintip Jalapatih II, Kapal Tenaga Solar Buatan Mahasiswa Indonesia, yang Sudah Berkompetisi Sampai Belanda

Oleh Nisa Istiqomah

Kapal berbahan bakar minyak itu udah biasa. Tapi kalau kapal bertenaga surya, pernah dengar nggak, sob? Ternyata ada, lho.

Dan ternyata, Indonesia punya kapal bertenaga surya. Hebatnya, kapal tersebut adalah buatan kakak-kakak mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kapal buatan mereka tersebut bahkan sudah berkompetisi di sungai Belanda.

Jadi ceritanya, pada tahun 2010, terbentuklah sebuah kelompok kegiatan yang dibuat oleh beberapa mahasiswa jurusan Teknik di ITS bernama ITS Marine Solar Boat. Proyek utama ITS Marine Solar Boat adalah untuk membangun kapal bertenaga surya, untuk diikutsertakan dalam berbagai kompetisi energi. Kapal yang mereka bangun dinamakan Jalapatih, yang dalam bahasa Jawa berarti penguasa perairan. Mantap, ya?

Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol dengan Kak Ginanjar Basuki, alias Kak Gibas, ketua Tim Kapal Jalapatih II, untuk tahu cerita proyek kapal ini lebih lanjut.

Eits, kalau namanya “Kapal Jalapatih II”, berarti ada “Kapal Jalapatih I”, dong? Yap, benar banget.

Tahun 2014, ITS Marine Solar Boat pernah membuat kapal serupa yang bernama Kapal Jalapatih I. Di tahun yang sama, kapal tersebut diikutkan dalam kompetisi dua tahunan DONG Energy Solar Challenge. Sayangnya, Kapal Jalapatih I belum berhasil menjuarai kompetisi tersebut.

Walaupun belum jadi juara, ITS Marine Solar Boat nggak patah semangat, sehingga mereka membuat Kapal Jalapatih II untuk lagi-lagi diikutkan dalam kompetisi DONG Energy Solar Challenge 2016, yang sekarang bernama Dutch Solar Challenge. Kompetisinya sendiri sudah lewat, yaitu tanggal 2-9 Juli 2016 lalu, di Belanda.

Wah, kali ini mereka menang nggak? Ikutin terus ceritanya, ya.

***

Kapal Jalapatih II sendiri memiliki beberapa kelebihan dibandingkan Jalapatih I. Misalnya, bahan yang digunakan untuk Kapal Jalapatih II adalah fiber carbon. Fiber carbon ini sifatnya lebih ringan jika dibandingkan dengan bahan fiber glass yang digunakan Jalapatih I.

Selain itu, Jalapatih II juga sudah dilengkapi dengan battery management system dan data logger, sehingga data sistem elektronika kapal bisa direkam.

Kenapa, sih, ITS Marine Solar Boat ambisius banget dalam mengikuti kompetisi ini? Sampai-sampai nggak puas hanya ikut tahun 2014 lalu. “Kami ingin membuktikan bahwa sebagai negara maritim, Indonesia bisa berkompetisi dalam kompetisi [perkapalan] Internasional,” kata Kak Gibas. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia bisa, kok, membangun dan mengembangkan alat transportasi maritim dengan tenaga matahari.

Ada 18 orang anggota ITS Marine Solar Boat yang terlibat dalam pembuatan Kapal Jalapatih II, namun hanya 11 orang yang berangkat ke Belanda untuk Dutch Solar Challenge 2016.

Mereka adalah mahasiswa dari tiga jurusan berbeda yaitu jurusan Sistem Perkapalan, Teknik Mesin, dan Teknik Fisika. Pembagian tugas mereka pun diatur sesuai dengan ilmu masing-masing. Jadi, urusan sistem elektronika, lambung kapal, dan manajerial jadi tanggung jawab anak-anak Sistem Perkapalan. Urusan batrei kapal jadi tanggung jawab anak-anak Teknik Fisika. Sementara sistem dorong dan belok kapal menjadi urusannya anak-anak Sistem Perkapalan dan Teknik Mesin.

Proses pembuatan kapal Jalapatih II memakan waktu sekitar lima bulan, dengan dukungan dari beberapa perusahaan, bank, ikatan orang tua mahasiswa ITS, serta para alumni ITS.

Pembuatan kapal ini tentunya nggak selalu mulus, gaes. Kak Gibas dkk sempat mengalami masalah dengan keterlambatan datangnya pesanan komponen elektronika, yang mereka pesan dari luar negeri. Kata Kak Gibas, “Akhirnya kami pakai komponen seadanya dulu, tapi harus menambah komponen keselamatan juga,”

Menurut Kak Gibas, untuk bisa ikut dalam Dutch Solar Challenge, ada beberapa step yang harus mereka lalui. Pertama, tentu saja mereka harus mendaftar sebagai peserta dalam kompetisi tersebut. Kemudian, mereka harus mengirimkan desain lambung kapal, konstruksi komponen kapal, perlengkapan keselamatannya, serta sistem elektronika yang mereka gunakan.

Setelah semua dilakukan, berangkat, deh, ke Belanda selama 17 hari!


 Tim ITS Marine Solar Boat setelah menerima kiriman kapal Jalapatih II dari kargo. Mereka lalu mempersiapkan kapal sebelum berangkat ke lokasi perlombaan.


 Sebelum ikut kompetisi, tim ITS Marine Solar Boat harus mengikuti beberapa inspeksi dari panitia. Ada tes renang untuk pengemudi (siapa tahu jatuh dari kapal, ya!), pengukuran dimensi kapal, dan tes mekanik komponen kapal. Di foto ini, panitia sedang menguji kapasitas baterai kapal Jalapatih II.

Setelah dinyatakan lolos inspeksi, Kapal Jalapatih II resmi ikut kompetisi dan dipersilahkan berlayar di beberapa kanal di Belanda.  Woohoo!

Dalam Dutch Solar Challenge 2016, kapal Jalapatih II bersaing dengan 18 kapal lainnya yang berasal dari Belanda, Brazil, Turki, China, dan Belgia. Selama tujuh hari kompetisi, kapal Jalapatih II dilombakan dalam tiga kategori, yaitu sprint, kecepatan, dan endurance.

Sama seperti proses pembuatan kapal, proses kompetisi pun nggak selalu berjalan mulus. Pada hari kedua kompetisi, cuaca buruk melanda. Angin kencang, arus air kencang, gelombangnya pun tinggi. Apesnya lagi, alat kemudi kapal Jalapatih II sempat rusak! Untungnya, pengemudi kapal saat itu bisa mengendalikan kapal dan menggunakan dayung untuk menepi.  

***

Kembali ke pertanyaan terpenting: kali ini mereka menang nggak?

Sayangnya, enggak, gaes. Dari ketiga kategori lomba, Kapal Jalapatih II paling menonjol di kategori endurance, namun keteteran di kategori sprint akibat kurang persiapan.

Meskipun begitu, ikut dalam Dutch Solar Challenge ini tetap jadi pengalaman yang sangat berharga bagi ITS Marine Solar Boat. Walaupun kalah dalam kompetisi, mereka jadi banyak mendapat ilmu seputar teknologi sinar matahari dengan tim-tim lain. Mereka juga mengambil beberapa data seperti data kapasitas sinar matahari, kecepatan arus air, tinggi gelombang di Belanda sehingga dapat menjadi bahan evaluasi selanjutnya. Siapa tahu aja akan ada Kapal Jalapatih lagi di tahun 2018?

Dan meskipun  (lagi-lagi) belum menang, buat saya, ITS Marine Solar Boat keren banget. Gimanapun juga, sebelum inovasi mereka, kapal bertenaga surya belum pernah ada di Indonesia, lho. Hal ini jugalah yang menjadi motivasi Kak Gibas, “Sebagai [negara] maritim, tentunya kapal adalah hal yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Indonesia,” katanya. Iya, dong!

Kak Gibas dkk sendiri ingin kapal Jalapatih II bisa dikembangkan untuk keperluan wisata. Wah, asyik tuh! Ditunggu kapal wisatanya ya, kakak-kakak.

(sumber gambar: Ginanjar Basuki)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Muhamad Rifki Taufik | 1 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 1 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
AtomyFirst Chanel | 2 bulan yang lalu

Open PP @houseofshirly foll 427k @Idea_forhome foll 377k @myhomeidea_ foll 270k. Harga Paket lebih murah. DM kami yaa..

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1