Yoga Febrian, Berhasil Mendapat Beasiswa ke Luar Negeri Setelah Berkali-Kali Gagal SBMPTN dan Tes Beasiswa
- Jul 29, 2016
- Dian Ismarani
Sering ikutan program Tanya Mentor di Youthmanual? Tanya Mentor Youthmanual adalah program khusus siswa-siswi SMA/sederajat, yang berbentuk forum tanya jawab. Program yang bekerjasama dengan SUSBM ini, mengajak para mentor keren untuk menjawab pertanyaan siswa-siswi SMA/sederajat seputar persiapan dan kegiatan perkuliahan itu sendiri.
Nah, penasaran sama salah satu metor dari program ini, Youthmanual ngobrol lebih panjang sama Yoga Febrian Pratama buat cerita soal pengalamannya yang pernah gagal SBMPTN tapi sekarang malah dapat beasiswa ke Jepang!
Cerita, dong, soal pengalaman Yoga ikut SBMPTN, dari persiapan sampai hasilnya!
Saya pertama kali ikut SBMPTN tahun 2015 dengan persiapan seadanya. Waktu itu, saya nggak serius belajar dan nggak yakin sama pilihan jurusan yang saya ambil. Bahkan pas hari-H saya bangun telat. Untung masih bisa masuk ke ruangan tes.
Tentu aja dengan usaha yang seadanya itu, saya nggak lulus. Akhirnya saya memutuskan untuk menunda kuliah selama satu tahun untuk mengeksplorasi minat dan bakat saya. Saya pengen kuliah di jurusan yang saya mau, dan belajar mengenai apa yang betul-betul menarik bagi saya.
Selama gap year, saya jatuh cinta sama alam semesta. Akhirnya saya memutuskan buat milih jurusan International Mechanical and Aerospace Engineering. Tahun berikutnya, saya memutuskan ikut SBMPTN lagi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mulai fokus untuk belajar mandiri. Tiap minggu, saya menyiapkan jadwal dan target pelajaran. Misalnya, minggu ini saya harus belajar Bab A dan B. Biasanya, setelah materi pelajarannya saya pahami, saya godok lagi dengan menyelesaikan soal-soal.
Tiga hari sebelum tes, saya beristirahat. Saya nggak nyentuh buku pelajaran dan menenangkan diri. Pada hari-H, saya bangun tepat waktu, dan jauh lebih tenang.
Sambil nunggu pengumuman SBMPTN Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, saya mempersiapkan diri ikut ujian Tohoku University Jepang. Nggak disangka-sangka, saya diterima di FTMD ITB. Saya langsung kegirangan sampai lupa ngasih tau mama saya. Hehehe!
Wow! Selamat, Yoga! Terus nasib ujian Tohoku-nya gimana, tuh?
Awalnya saya nggak tahu banyak soal universitas Jepang. Apalagi saya sempet gagal ujian program D3 Monbukagakusho. Rasanya semangat saya untuk kuliah di luar negeri jadi pudar.
Suatu hari, saya iseng baca soal Tohoku University yang punya jurusan incaran saya. Karena kemampuan bahasa Jepang nggak terlalu ditekankan untuk masuk universitas ini, saya iseng mempersiapkan berkas. Berhubung saya juga suka Jepang dan budayanya, saya pun memutuskan untuk mendaftar dan ternyata diterima.
Kenapa akhirnya Yoga pilih Tohoku University?
Alasan utama saya memilih Tohoku sebenarnya karena pendidikan di sana berbasis riset. Sehingga kemungkinan, skill yang saya perlukan untuk jadi ilmuwan dan insinyur bisa lebih tajam. Pilihan peminatan laboratorium pun banyak, dan sementara ini masih lebih luas daripada yang tersedia di ITB.
Alasan kedua, di Tohoku saya dapat beasiswa, jadi saya nggak perlu mengeluarkan uang untuk biaya kuliah.
Keren banget, sih, bisa lulus tes dua universitas sekaligus! Ada kendala nggak saat persiapan kedua tes tersebut?
Kendala utama saya adalah pembagian waktu untuk belajar. Apalagi bahannya cukup banyak. Selama dua bulan pertama, saya fokus kepada materi tes masuk ITB, dua bulan berikutnya, saya fokus kepada materi tes masuk Tohoku. Setiap hari saya belajar menggunakan Teknik Pomodoro yang bagi saya lebih efisien.
Kendala yang kedua adalah, saya nggak bisa bergantung pada pelajaran di sekolah, karena itu nggak cukup. Saya mengumpulkan berbagai referensi dari berbagai sumber yang saya punya (buku, laptop, internet, dan media sosial) untuk belajar. Dan benar aja, banyak ilmu baru yang saya dapatkan dan ternyata berguna saat tes!
Kendala yang terakhir adalah melawan rasa malas dan stress. Pas belajar, pastinya ada titik jenuh, ya. Kalau lagi merasa begitu, biasanya saya berhenti belajar dulu.
Trus, kalau udah mulai nggak semangat, saya sering ngeliatin poster universitas tujuan saya di dinding sambil membayangkan saya berada di sana. Seperti di film 5 Cm yang mengajarkan bahwa kalau kita punya mimpi dan tujuan, mimpi dan tujuan itu harus ditaruh sedekat mungkin dengan kita. Nah, itulah yang saya lakukan.
What makes you different with some of your friends?
I think I work hard to pursue my dream and my passion. Makanya saran saya, jangan asal pilih jurusan. Persiapkan kuliah dengan segenap hati. Banyak anak zaman sekarang kuliah karena prospek dan lupa akan passion-nya.
Tapi saya selalu ngebet ke passion saya. Mungkin ini yang membuat saya berusaha sebisa mungkin untuk bisa sampai ke titik ini.
Menurut Yoga, kuliah keluar negeri itu bisa dijangkau semua orang, kok. Yang penting…
1. Tekad. Jangan nyerah walau ditolak! Yoga berkali-kali ditolak masuk universitas sebelum akhirnya berada di posisi sekarang ini. Kalau Yoga berhenti berusaha tahun lalu, Yoga nggak bakal ada di posisi ini.
2. Perbanyak informasi. Gunakan apa yang kamu punya. Smartphone jangan cuma buat main Pokemon Go, padahal bisa buat cari informasi penting tentang beasiswa ke luar negeri. Baca apa yang kamu perlukan dan persiapakan semuanya. Banyak yang mengeluh beasiswa S1 sedikit. Memang jumlahnya nggak sebanyak beasiswa S2/S3, tapi nggak sedikit juga, kok. Tanya-tanya juga info ke kakak kelas atau kenalan kamu di universitas.
3. Selalu persiapkan sertifikat bahasa, seperti sertifikat TOEFL atau IELTS.
4. Jangan berhenti belajar. Persaingan untuk kuliah di universitas dalam negeri aja besar banget, apalagi persaingan untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Jangan hanya belajar dari satu sumber. Soal-soal tes universitas di luar negeri sangat menuntut pemahaman konsep, jadi kamu nggak bisa bergantung dengan satu sumber.
Menurut Yoga, kita harus jadi generasi yang nggak cuma diam, tapi juga bisa membawa perubahan. Manfaatkan ilmu yang kamu dapatkan untuk membangun negeri. Setuju, Ga!
(sumber gambar: Yoga)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus